Part 158

2K 150 35
                                    

"eh Fatim,  ngapain di luar? Masuk yuk!" ajak Bang Saaih.
"Hm.. gimana yah?" ucap Fatim melirik ke Akbar.
"Kok gimana-gimanasih! Masuklah dari tadi Fateh ingin tau wajah mu." mengajak Fatim dan Akbar masuk.

Fateh yang menyadari kedatangan yang tidak ia kenal, cowok itu memegang kepalanya. Ia memegang kepalanya mengingat sesuatu, Bang Saaih segera menghampiri Fateh memintanya untuk tidak di paksakan.

"Bang... gimana keadaan Fateh?" lirih Fatim.
"Huft... semakin dia mengingat sesuatu dengan terlalu paksa semakin berkemungkinan Fateh amnesia permanent." menunduk melirih ke Fateh.
"Fateh.." lirih Fatim.
"Kamu kenal aku kan? Kamu kenal kan? Kamu mencoba prank aku kan?" ucap Fatim melirik ke Fateh.
"Aku.. tidak mengenalmu. Aku tidak tahu kamu.."Ucap Fateh menggeleng.
"Teh, aku Fatim... Mentari mu teh.. " ucap Fatim memegang tangan Fateh.
"Arghh.. tidak mengenalmu."ucap Fateh memegang kepalanya.
"Oh, kalo begitu aku mau pulang yah. Jaga dirimu baik-baik.." ucap Fatim berbalik.

Fatim berlari keluar rumah sakit, ia sangat sedih. Akbar sempat memanggilnya, tetapi Fatim menghiraukan itu. Hatinya hancur, orang yang selama ini ia tunggu-tunggu tidak mengrnalnya sama sekali.

Beruntung saat itu taksi lewat, Fatim memasuki taksi itu. Melirik ke rumah sakit, berharap hanya prank.

"Teh, mungkin ini saatnya aku harus berkorban." ujar Fatim.

Setiba di rumah..
Fatim berlari ke kamarnya, ia sempat melirik ke sahabatnya. Sebenarnya Fatim ingin menyapa mereka tetapi ia terlalu sedih.

"Fatim!" ketuk Syira dari luar.
"Tim, buka pintunya tim.." ujar Saleha.
"Jangan buat kakak khawatir tim.." tambah kak Iyyah.

Tetapi tidak ada jawaban, Fatim terus menangis. Ia tidak ingin di ganggu. Hingga kak Sohwa mengetuk pintu saat semua turun,

"Tim, ini kak Sohwa.." ketuk kak Sohwa.
"Kakak tahu apa yang kamu rasakan.." ucapnya.
"Kamu tahu, kakak pernah kehilangan adek dan orang tua dalam satu kecelakaan. Dan yang paling menyedihkan, kakak yang selamat dalam kecelakaan itu. Saat itu kakak ingin menyusul mereka tetapi ngak gunanya, lebih baik kakak mengisi waktu kakak bersama orang penghuni pulau terpencil, berbahagia dan berusaha mendapatkan suasana keluarga lagi." tambah Kak Sohwa, Fatim yang mendengarnya sangat sedih, ia tahu itu menyakitkan.
"Kamu tahu tim? saat kakak ketemu Fateh? Kakak senang mendapatkan adek baru, tetapi hari ini ia malah tidak mengingatkan kak."tambah Kak Sohwa membuat Fatim terpancing untuk membuka pintu.

Dengan erat, Fatim memeluk kak Sohwa. Bukan dirinya yang berat merasakan itu bahkan kak Sohwa lebih darinya. Kak Sohwa melepaskan pelukan itu, ia tersenyum. Menghapus air mata Fatim meyakinkan gadis itu kuat

Badboy's cold love [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang