1.

7.8K 406 35
                                    


"Sudah kubilang aku gak mau live."Mika terus berdecak malas dan mendesak agar dia lekas pulang dari tempat lucnut dimana teman temannya telah menyeretnya.

"Ya ampun Mika. Sekali kali coba jangan pake usaha sendiri mulu. Kamu mah gak berkembang."Cibir Lim temannya mengingat hanya Mika yang masih perjaka walaupun dalam kesehariannya bokep dan ngecoli adalah hobinya.

"Iya, hobby kok sengsara sendiri. Disini aman bro dijamin puas."Dean menepuk bahu Mika sembari terus menyeret Mika untuk masuk.

Didepan ada petugas cek suhu dan juga ada yang memberikan kondom gratis. Mika terbelalak saat akhirnya masuk dibibir pintu.

"Sial!!"Air liur tak tertahankan, ini lebih dari yang diperkirakan. Ini pula lebih dari hp yang dia punya trus dicolok kelayar lebar dirumahnya.

"Gimana bagus kan? Kamu gak harus dimasukin tapi disini lebih puas. Kalau kamu ingin bertahan untuk keperjakaanmu."Lim memang sesat dia udah ada gebetan disana yang langsung servis ala ala.

Dan Dean kini membawa Mika kedalam suatu ruangan yang sudah mereka sewa. Lim sudah beraksi disana. Celana Lim sudah tak bertuan dan entah dimana dia berada. Gebetan itu langsung bekerja sesuai arahan. Menyedot gumpalan daging itu dan membuat pemiliknya kesenangan.

"Dean aku balik aja, sumpah aku lebih suka d......."Kalau dipikir pikir enak langsung. Tapi dia masih belom sreg dia ingin buru buru kekamar mandi aja. Berusaha sendiri untuk memuaskan apa yang dimilikinya.

"Ya ampun Mika, tinggal pilih kamu puas. Jangan pikirkan biaya nya. Kamu tak ingat siapa aku?"Dean sombong dan itu masuk akal karena dialah yang paling tajir disini. Papahnya kepala kepolisian dan bahkan ibunya jaksa tapi entah kenapa mereka punya anak yang balangsatan kayak begini.

"Iya....tapi.....arghhhhhhhhh."Mika gak tahan dia berdiri dari tempatnya dan ingin kabur saja.

"Kalau begitu anak mami, hati hati dijalan."Dean melambaikan tangan kearah Mika.

"Udah biarin aja maunya dia seperti itu. Kita sebagai teman hanya bisa berusaha untuk menyesatkannya. Ashhhhhh lebih cepat babe!!"Lim melirik Dean dan kini Dean hanya bisa tersenyum tipis sembari menenggak minuman keras didepannya.

Dalam kasus ini Dean masih dibilang straight karena dia mainnya dengan cewek. Kalau Lim itu sama seperti Mika yang suka cowo cuman bedanya Lim udah suka main sana sini dan Mika yang masih katrok untuk urusan beginian. Tapi jangan sangka, Mika ahli dalam bidang usaha sendiri. Wkwkek.

Tapi belum selesai Dean minum Mika kembali lagi dengan ngos ngosan. Napasnya tak karuan kalau diperbolehkan diapun akan pingsan. Dia sudah diambang kematian bahkan dia siap dikubur saat ini juga.

Majas hiperbola.

"Kenapa Mika?"Dean kaget dan Lim kini menghentikan aktifitas dan menghampiri Mika yang tengah pucat.

"Berubah pikiran?"Tanya Dean menimpali dan kini masih duduk santai disofanya.

"Ah,,, untuk saat ini jangan bicara masalah itu. Ini darurat!!"

"Darurat apanya ha" Lim jadi ikutan parno.

"Punyamu tak tertolong, hmmm perlu bantuan?"Tanya Lim yang gak mau temannya kesakitan. Kalau butuh bantuan dia siap. Dia udah ahli untuk ini.

"Bukan itu kampret!!"Mika mendorong Lim menjauh. Karena Lim sudah siap meremas punya Mika.

Tok

Tok

Tok

Suara seseorang mengetuk pintu ramah awalnya dan akhirnya memaksa masuk karena tak direspon, tapi Mika bertahan disana untuk tak membiarkannya masuk.

"Habislah aku......"Mika mulai berkaca, karena itu Dean dan Lim tahu kondisinya. Dan mereka berduapun membantu Mika untuk menahan pintu itu.

"Apa prof mencarimu. Arghhhhh!!"Dean mengusap kepalanya prustasi bahkan Lim juga takut untuk hal ini.

Hahaha, Mika itu anak prof dikampus. Walau kampus milik keluarga Lim tapi orangtua Mika cukup berpengaruh. Dan hal ini menakutkan jika mendapatkan anaknya ada disebuah club malam. Mungkin? belum ditanya juga. Jadi gak tahu.

"Bukan.....papah tidak pernah ngelarang."Mika bersuara dan masih bertahan menahan pintu. Tapi kedua temannya kini melepas bantuannya. Dikira apa, Mika sampai sepanik itu. Kalau orangtuanya udah ngebebasin anaknya kenapa harus ketakutan seperti ini?

"Bantu donk, kenapa kalian lepasin!!"Mika memohon.

"Mika gak dilarang minum tapi gak ditempat gini juga kali."Mika berteriak dan masih berusaha. Mendengar keluhan itu akhirnya kedua temannya pun ikut membantu lagi.

"Ngomong donk dari tadi?"Dean lantas membantu megang pintu itu kembali.

"Btw, siapa diluar?"Lim ragu. Seakan mereka bertiga unfaedah menahan pintu. Yang mendobrak diluar lebih banyak.

"Polisi."Mika masih pucat. Lim hanya bernafas lelah dan Dean tersenyum gaje. Kalau hanya polisi gak perlu sepanik ini juga.

"Buka aja, ngapain kita menahan pintu."Dean lelah dan kini melepas pegangannya. Kirain ada apa tadi dia ikut berusaha membantu. Nyatanya hanya ada pengecekan club dan mereka bertiga memang tidak ngelakuin hal yang ilegal. Jadi Dean merasa itu tak perlu.

"Dean plissss."Mika masih berusaha. Tapi Lim juga enggan membantu. Lim dan Dean merasa Mika terlalu berlebihan.

Tbc


Terimakasih sudah menyempatkan membaca.

Musmus_love.

Yummy (bxb) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang