12.

962 110 7
                                    

Didepan kampus lagi heboh.

"Udah gak marah?"Tanya Mika kearah Lim.

"Kamu ada benernya sich. Aku harus menurunkan berat badan."Lim bersuara dan kini diapun juga tengah penasaran kenapa teman kampus lainnya pada heboh di depan gerbang.

"Serius kamu masih mau ikut pemandu sorak."Dean menimpali mereka tahun terakhir dikampus. Dean lebih setuju kalau Lim ataupun Mika mengambil kelas untuk mengajari junior saja.

"... .."Lim mengangguk dengan yakin.

"Mika kamu jangan ikutan. Aish...."Muka khawatir Dean kini telihat.

"Aku ahli Dean udah gak usah khawatir. Aku mau ikut kepo ah...."Mika langsung berlari kearah depan dan tidak pergi kearah parkiran ngambil sepedahnya.

"Ikutan ah....."Lim juga berlari mengikuti Mika dan tertinggal Dean.

"Yak!!!"Dean tertingal. Tetapi dia juga turut serta ikut mencari tahu kenapa seheboh itu didepan kampus.

"Ada kecelakaan kah?"Tanya Dean yang sampai terakhir. Kali aja mau berfoto dengan korban.

 Kali aja mau berfoto dengan korban

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Woa..... Itu mobil mahal. Siapa yang punya."Mika penasaran. Karena Mika itu unik sebangsa langka jadi saat ketemu barang jaman dulu seakan ketemu saudara.

"Gak mungkin anak baru lah. Lihat lihat yang punya turun."Lim melihat pintu terbuka dan yang punya turun.

Sumpah disekitar sangat berisik seakan ada aktor papan atas lewat. Ganteng pol, kulit coklat, rahang yang kuat, tubuh kekar, senyumnya.

"Woi dia pacarku."Mika kegirangan dan berlari kearah pria yang dimaksud. Memeluknya erat dan meminta ciuman disana.

"Anjay....."Lim bersuara dan menahan malu. Disamping kiri dan kanan kini terdengar mengumpati Mika.

"Merusak kesenangan orang."

"Udah cakep, pinter , yang cakep juga di embat."

"Bangst banget itu anak prof."

"Kamu dengar Dean?"Tanya Lim.

"Huuh....emang keterlaluan itu dia. Bisa bisanya cari kesempatan buat pamer. Gak tau diri banget."Dean mencemooh. Seakan tekanan batinnya tersalurkan.

"Aku denger Dean."Mika melambaikan tangan. Membuat Dean berhenti ikutan mengumpati Mika. Padahal itu seru lo.

.....

"Hey...."Noah menyapa. Noah tidak berseragam dan kini bawa mobil keren dikampus.

"Kerja dikepolisian sesenggang inikah?"Tanya Lim kepo, dia ingin juga nanti kalau begitu daripada nerusin kerajaan bisnis orangtuanya yang seabrek. Jadi polisi aja santuy.

"Dianya aja yang males kerja."Dean menimpali. Dia sungguh tak bercita cita jadi polisi. Cita citanya yang ingin jadi perenang pun kandas. Hmmm Dean Dean, tunggu sebentar lagi. Ditambah kini suasana hatinya pun lagi kacau. Dean yang biasa cool itu sekarang seperti batu bara yang panas.

"Bukan hasil sitaan kan?"Cibir Dean yang makin menjadi. Lim yang mendengar bahkan Mika kini saling menatap.

"Kesurupan kamu?'Mika menambahkan dan masih menempel memeluk Noah.

"Enggak. Aku keparkiran!!"Ucap Dean ketus dan kini meninggalkan mereka.

"Dean lagi baper. Udah ya aku susulin dia. Bye.. .."Lim melambaikan tangan dan meninggalkan Mika serta Noah untuk mengikuti Dean kearah parkiran.

......

"Keren......"Mika antusias dan kini berkeliling untuk melihat body mobil Noah.

"Bukan hasil nyuri kan?"Tanya Mika gak berperasaan.

"Emang aku tampang pencuri apa."Noah tersenyum sembari melipat kedua tangannya kedadanya.

"Hmmm ok, minjem dirental satu jam berapa?"Mika makin menjadi. Dia khawatir dengan kelangsungan finansial untuk dirinya nanti. Jangan katakan Mika itu matre dia lebih parah dari itu levelnya.

"Mika kamu udah keterlaluan lho."Noah tak percaya perkataan buruk itu keluar dari bibir manis Mika.

"Ya kali aja nyolong atau minjem dari rental. Kan aku juga harus menyelamatkan kehidupan sosialku.'Mika sombong. Sebenarnya dia tidak tajir amat seperti Dean ataupun tajir banget kayak Lim. Kehidupan orangtuanya lempeng, cukup tidak lebih. Punya tabungan dan rumah nyaman. Hanya itu, cuman buat beli mobil baru atau gedung baru perlu menabung juga. Makanya sampai saat ini Mika belum punya mobil sendiri. Suruh nebeng  Dean jarang maunya dia. Gengsi nya mengalahkan segalanya.

"Serius ini mobilku. Cuman kemarin ada perbaikan jadi gak bisa dipakai dulu."Jelas Noah dan mempersilahkan Mika untuk masuk. Dan kini Mika pun antusias dengan interior dalam mobil.

Mika memerika jok mobil itu dia sungguh senang karena merasa nyaman. Yach, upin ketemu saudaranya ipin seperti itulah kiranya ekspresi Mika saat ini.

"Bolehkah aku berfoto?"Tanya Mika.

"Sini aku fotoin."Noah mengambil ponsel Mika.

Kemajuan buat Mika. Akhirnya ada gambar dirinya dalam ponsel itu.

"Tapi aku gak mau foto sendiri. Ayo berfoto."Mika menyuruh Noah mendekat dan dia ingin berfoto bersama.

"Lain kali aja ya....."Pinta Noah yang menolak berfoto.

Mika manyun dia sedang menyusun prasangka buruk. Hanya foto dan dia gak bakal up di sosmed. Dia aja gak punya, dia hanya ingin pasang di poto profil WA nya. Mika selain medit setengah cuprit dia itu juga sombong cenderung congkak.

Intinya, untung dia cakep.

"Iya......"Akhirnya Noah pun menurut dan kini keduanya berfoto bersama memasang foto itu dilayar ponsel keduanya.

Manis.

.....

"Apa ini...?"Tanya Mika kepo dengan dompet Noah yang terbuka. Kebetulan Noah tidak menyimpannya disaku celana.

Mika sempat melihat foto Noah dengan daddynya tetapi Mika tidak fokus pada itu.

"Kenapa ada namaku disana?"Mika mengambil kertas itu.

"......"Keponya Mika menimbulkan masalah.

"Kamu gak lagi cuci uang korupsi kan dengan pakai namaku atas mobil ini?"Mika bertanya dengan nada prustasi. Suudzonnya tingkat dewa.

"Mika, sabar itu ada batasnya yaaa.'Noah kacau. Dia heran Dean dan Lim pake obat apa sampai tahan dengan Mika.

Untung cinta.

"Jujur aja. Ini mobil lama jelas mahal. Mesinnya baru dan bagus, modifnya juga keren tapi kan aku juga curiga. Gaji polisi segitu dan apa ini?"Mika menunjukan sekeliling mobil kepada Noah. Sedangkan yang dicurigai hanya bisa pasrah.

"Dibaca dengan benar dulu."Noah menunjukkan dimana Mika telah salah baca.

"Noah mikaillo."Itu mobil kado ultah mamah waktu SMA dulu dan diapun gak mau ganti. Karena body diperbaiki surat suratnya pun harus diperbaharui buat taat pajak mobil mahal.

"Kan aku juga mikaillo."Mika menambahkan. Dia belum ngeh dengan nama depannya.

"Ah........"Mika akhirnya memasang kacamatanya. Nama mereka mirip dan hanya memakai nama Mika sebagai nama belakang. Mikailo baren itu nama lengkap Mika.

Cup
Eumph....

Noah mencium bibir itu gemas, memainkan lidah didalam rongga mulut Mika sedangkan Mika kini hanya perlu mengimbangi.

Tapi Noah menghentikannya disepertiga Mika merasa ingin. Mika mencondongkan tubuhnya dan ingin lagi. Mode on ingin itu sudah gak tertahan.

'Aku antar kamu pulang, lalu pergi kerja."Noah menjauhkan tubuh Mika dan kini mulai mengemudi.

Abaikan Mika yang kesal.

Tbc

Yummy (bxb) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang