2.

3.3K 229 16
                                    

"Hallo, bantu aku berfikir dahulu. IQ 200 ku gak konek untuk saat ini."Mika mengeluh dan masih memohon bantuan.

"Apanya yang perlu dibantu. Hanya polisi Mika kita harus kooperatip. Nanti sisanya biar papah bantu." Dean ngasih solusi tapi bukan itu yang dimaksud Mika.

"Didepan polisi nya cakep tau. Cuman gak keren aja kalo first time ditempat beginian. Gak guna aku punya piala penghargaan saint seabrek dirumah. Apa gini ya yang dinamakan setitik nila rusak sebelanga." Tengsin menimbulkan ceramah.

"Amin..."Lim menimpali. Dia tahu otak pintar itu juga kadang bisa saja eror. Dan kini dia berusaha membantu Mika sampai Mika menemukan cara untuk menyelamatkan mukanya.

"Sumpah Dean, cara jalannya. Cara dia berteriak. Dan cara dia memegang pistol. Arghhhhhh"Mika tengah berfantasi.

"Buset, sadar Mika. Sadar....."Dean berusaha menyadarkan Mika karena Mika mulai kendor menghalangi pintu itu.

"Buka pintunya atau kita paksa dobrak!!"Teriak dari luar. Walau ruangan kedap suara tapi karena diluar banyak yang berusaha dorong jadinya pintu sempat terbuka sedikit dan suara syahdu bagi telinga Mika itu sempat terdengar.

'Nah kan, itu suaranya."Mika tersenyum. Sedangkan Lim dan Dean hanya saling tatap dan melepaskan pegangan mereka. Bantu teman ya bantu teman tapi mereka sudah lelah.

Brugh...
Polisi masuk dengan menodongkan pistol. Semua tangan terduga tersangka disuruh diangkat keatas.

"Yang mana tsay?" Tanya Lim tetiba kepo. Diotak Lim polisi itu serba kumuh dengan perut buncit. Mana ada temanya seperti Mika tetiba jatuh cinta dengan polisi. Karena Mika tipe yang pilih pilih banget. Mau ngebokep aja dia pasang tarif yang paling mahal biar lihat yang mulus no burik. Dengan situs terpercaya tajam dan terjamin untuk masalah artis artisnya. Mika mah sedetail itu.

"Yang paling kiri."Lirik Mika untuk memberitahu Lim dan Dean pun ikutan kepo.

"Aku gak pernah lihat. Baru mungkin?"Dean bersuara. Hampir seluruh staf dikota Dean tahu.

"Dean kenapa ada disini?".Tanya polisi dibelakang yang baru menyadari ada Dean.

"Hanya main."Dean bersuara dan polisi tersebut yang kebetulan tahu Dean sedikit lega karena hari ini ada penggerbekan bandar narkotika dan diruangan bersih.

"Jangan bilang ke papah ya?"Pinta Dean.

"Baiklah tapi kalian bertiga harus kooperatif dan ikut ke kantor polisi untuk diperiksa."Itu prosedurnya. Walau Dean anak bosnya istilahnya, tapi prosedur harus tetap dijalankan.

"Ok...."Dean setuju tapi tidak untuk Mika.

"Bego, trus gimana dengan aku?"Mika heboh sendiri. Dan Lim hanya bisa bernafas lelah. Otaknya yang paling eror diantara ketiganya kini ternyata malah berfungsi baik.

"Pingsan, sisanya biar aku dan Dean yang urus."Bisik Lim tanpa sepengetahuan Dean.

Satu

Dua

Tiga

Brugh

"Mika...."Dean yang tidak ikutan bersekongkol panik duluan. Dia yang paling heboh kalau urusan Mika sakit. Setidaknya dia tahu kalau Mika sering punya serangan panik tiba tiba.

"Mika .... Ya ampun.... Mika, maafin aku....."Dean drama. Padahal jelas dia ditipu. Kalau Lim sempat videoin pasti ini bakal bisa jadi bahan tertawaan nantinya.

Lim melihat situasi. Mata tajamnya melirik name tage gebetan Mika.

"Minta polisi Noah mengantar kerumahsakit."Bisik Lim. Setidaknya kalau Dean yang minta para polisi junior bahkan senior sedikit sungkan.

"Aku bawa mobil. Apa kau pikun?"Dean kesal karena Lim pakai acara bisik bisik tetangga.

"Ambulance segera datang."Polisi lainnya bersuara sebab diluar sudah terdengar sirine ambulance.

"Dean pliss."Lim mencubit Dean sambil berbisik. Dean masih panik tapi sepertinya ini juga darurat.

"Jangan bawa Mika dengan ambulance. Jantungnya benar benar akan meledak."Lim menakuti dan kini pikiran Dean yang kacau jadi nurut adegan sesat ini.

"Polisi Noah bisa bantu kami bawa Mika kerumahsakit? Aku tidak bisa."Dean pura pura kehilangan kunci.

Awalnya polisi Noah menolak. Karena merasa itu tidak penting. Ini kasus pertamanya ditempat kerja baru dan soal mika pingsan sudah ada ambulance diluar. Pasti ada orang medis yang lebih mumpuni.

Dean terus memohon dan akhirnya ketua tim pun meminta Noah untuk mengantarnya.

......

Skip

Didalam mobil.

"Tolong berhenti sebentar!"Pinta Lim ditengah jalan kebetulan karena darurat polisi Noah ambil jalur alternatip.

"Aku ingin pipis."Memohon.

"Tahan aja, kamu gak lihat Mika udah sangat pucat."Dean masih dalam keadaan di prank. Mika mah pucatnya karena pingin tapi udah gak tahan. Kalo ini Lim ahlinya.

"Cerewet diem bae."Lim menghakimi.

Akhirnya mobil polisi pun menepi.

"Turun juga Dean!!"Paksa Lim menarik keluar.

"Gak bisa pipis sendiri?"Dean kesal pada Lim. Temannya pingsan Lim malah sibuk sendiri.

"Diem!!"Bentak Lim,

"Galak juga ini anak orang." Batin Dean.

"Pak, lanjutin aja perjalanannya. Mika butuh pertolongan segera. Kami bisa pulang sendiri."Pinta Lim dan menahan mulut Dean untuk tidak ngomong.

"Cepat!!!"Pinta Lim lagi dan akhirnya mobil melaju.

"Yak....."Dean kesal.

"Diem aja kamu ini hanya akal akalannya Mika."Lim mencoba memberitahu.

"Maksudnya?"Dean berusaha berfikir.

"Mika gak pingsan jadi gak usah khawatir "Lim menempuk bahu Dean.

"Trus aku?."Dean bingung.

"Aku gak bawa ponsel. Kamu bawa tidak?"Todong Lim.

Dean memeriksa.

"Sepertinya jatoh di club tadi."Dean santai.

"Trus kita?"Lim menatap horor sekitar tidak ada kendaraan lewat. Tak ada ponsel untuk menghubungi seseorang untuk menjemput. Punya uang seabrek di dompet kalau pas begini gak guna juga.

"Dean kenapa kamu jatohin ponselmu? Argggh!!" Lim prustasi.

"Anggap aja ini balasanmu karena tidak kasih tahu aku diawal." Dean ngambek.

"Gak sempat." Lim memijit kepalanya. Gimana mau kasih tahu, kejadiannya pun sangat cepat.

"Ya udah kita jalan aja sampe jalan utama."Dean tertawa. Dia mah santai untuk urusan beginian. Dia atlit, jalan beberapa Km hayuk. Tapi tidak untuk Lim. Dia paling gemuk dan pemalas. Malah disuruh jalan jauh.

'Serius?"Dia udah males.

"Ayolah atau kutinggal."Dean lari lari kecil masih dengan suara tawanya.

"Yakk......."😠

Tbc
Abaikan typo

Yummy (bxb) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang