Di dalam mobil suasana jadi kaku. Lim masih dengan kebingungannya sendiri. Jelas kemarin gak ada acara tembak menembak buat jadian pacaran. Cukup tidur karna kecelakaan dan bim salabim jadilah pasangan fenomenal itu. Tapi.....? Lim juga ingin lebih seperti Dean dan Amanda yang akan melangsungkan pernikahan. Entah apa yang ada dipikiran Lim dia sangat takut untuk memulai. Dan itu diketahui Mika, Lim terlalu lelet untuk hal yang lebih.
"Nota apa ini?"Mika memberi nota yang lecek. Itu berhasil ia temukan saat mencuci baju Lim. Waktu itu kebetulan embak dirumahnya repot banget dan minta bantuan Mika buat nyuci baju tuan muda karna besoknya mau dipake jadi karna itu Mika menemukan nota aneh yang hanya tersisa nominalnya tetapi gak terlihat itu uang buat beli apa.
"Beli bunga."Lim alesan. Dia baru rapat dan dia beralasan buat bunga hias di meja rapat.
"Apa itu gak berlebihan, kamu pasti ditipu!!"Mika kumat meditnya tapi itu memang harus, ya kali beli bunga habis 5M. Itu bisa saja segedung pernikahan habis segitu. Kalau cuman buat di meja rapat. Sesultan sultannya orang juga pasti mikir mikir.
"Eh....nanti aku datangin toko bunganya protes."Lim masih tak mau ngomong.
"Begitu ya....ok."Mika gak peduli mau diapain itu uang. Suka suka Lim habis 5m buat beli bunga didalam vas toh itu duit duit dia. Tapi sayang kan....mending disumbangin ke Mika buat nyicil rumah. Lim memang kebangetan.
"Udah diputusin buat kasih Dean apa?"Lim bertanya mengalihkan pembicaraan disela dia fokus mengemudi. Jalanan sudah mulai sepi jadi dia bisa mengemudi dengan lancar.
"Udah....langsung ke TKP aja."Mika memberitahu.
"Siap..........."
.....
Tapi di jalan Lim merasa tiba tiba hatinya gundah. Ya Mika tidak mempermasalahkan. Tapi itu cuman kalau dipikir pikir ngebohong sekali pasti besoknya ingin lagi jadi dia memutuskan untuk menepi.
"Kenapa ada yang salah?"Tanya Mika bingung.
"Iya ada yang salah disini."Lim menepuk jantungnya. Rasanya memang mau meledak.
"Sesakkah. Apa seserius itu, baiklah aku mengemudi kita kerumahsakit."Mika jadi ikutan panik dikira Lim kena serangan jantung. Walau Mika bukan jurusan dokter tapi untuk hal ini Mika cukup tahu.
"Bukan itu...."Lim makin bingung dan rasanya memang mau meledak.
"Ok...minum dulu..."Mika buru buru memberikan air minum untuk Lim dan Lim meminumnya.
"Sekarang tarik nafas.....keluarkan perlahan....tarik nafas lagi...keluarkan perlahan..."Mika jadi bidan Lim mengikuti.
"Yak....dikira mau lahiran. Aku serius Mika."Lim kesal ini bukan lelucon.
"Ya kalo aku tahu maksud kamu. Makanya ngomong yang jelas. Aku nggak marah buat kamu keluarin uang segitu banyak hanya buat bunga dan aku gak dikasih satu tangkai pun jadi gak usah gini donk...aku takut...'Mika bingung sendiri.
"Aku cuman mau kasih ini...."Dengan kasar Lim kasihin kotak kecil khas wadah cincin untuk Mika. Lim gak bisa kayak difilm film romantis. Syukur itu cuman dikasih dengan kasar dalam otak Lim maunya dilempar aja kearah Mika.
"Sumpah...kamu keterlaluan Lim."Mika manyun saat mendapatkan kotak itu.
"Ini cantik....."Mika terharu saat membukanya."Bukan buat Dean kan?"Mika gak mau baper unfaedah.
"Jelas bukan. Itu buat kamu....suka?"Dengan nada biasa gak ada indah indahnya.
"Suka.....terimakasih ya...."Mika langsung mengenakannya dan memeluk Lim.
"Jadi......"Mika bingung, dalam rangka apa itu cincin yang mahal dikasihin kepadanya.
"Bilang pada Dean kalau kamu sudah dilamar sama Lim min ho.'Lim sombong dan kini fokus mengemudi lagi. Mika yang melihatnya tak ambil pusing dan masih evoria dengan kebahagiaannya.
Sumpah Lim itu memang bukan seperti pria kebanyakan walau dia punya basic di musik klasik yang biasanya orangnya romantis. Lim sama sekali bukan tipe itu. Mika saja bersyukur akhirnya cincin itu sampai pada tangannya sebab itu nota dia temukan sejak sebelum hari dimana dia kecelakaan diculik pns kemarin.
"Maaf ya....."Lim meminta maaf yang gak bisa kasih lamaran yang romantis.
"Apaan sich....aku sungguh senang....ini cantik Limmmmm...muach."Mika mencium pipi Lim riang dan berulang ulang.
"Aku mengemudi Mika."Lim memperingati kalau dia sedang mengemudi dan Mika harus menghentikan menciuminya.
"Ini cantik....."Mika terus tersenyum memandang cincin itu.
"Jangan dilihat dari harganya ya...aku mendesainnya sendiri."Lim memberitahu. Dan kenyataan 5m itu bukan buat bunga tetapi buat cincin berlian itu.
"Aku tahu aku tahu...."Mika manggut manggut soalnya diannya sudah tahu gambar sketsa itu. Cuman Mika ingin tahu apa yang bakal dilakukan Lim untuk ngasihinnya ke dia. Dan seperti yang dibayangkan. Mika gak mendapatkan hal romantis itu. Jadi Mika hanya bersikap biasa saja.
"Sejak kapan....?"Lim bertanya. Nyatanya Mika tahu tapi hanya diem aja.
"Lim kamu lupa, kita tinggal bareng bahkan laptop kita gantian. Kamu gak pernah pasang kode sandi jadi tahulah kamu bikin sketsa cincinnya."Mika tersenyum dan disitulah Lim sangat malu.
"Udah simpan wajah merah mu itu.....aku mau kok nikah sama kamu. Jadi gak usah mikirin mau bikin surprisenya kayak apa."Mika memberitahu Lim. Bahwa dia tidak perlu lamaran romantis. Ini sudah lebih dari cukup, Mika gak mau maksa Lim.
"Maaf ya...aku gak bisa kayak difilm film yang kamu tonton."Lim memberitahu juga kalau dia tak cukup gentle kayak adegan romantis difilm yang biasa Mika tonton sama mamahnya.
"Iya....sayangkuh.....cuman nanti waktu nikahan aku maunya dipulau pribadi, pakai jas bagus dengan bunga disepanjang pulau tidak lupa lilin lilinnya, naik jet buat kesana, bulan madunya keliling dunia. Ya....ya...."Niat malak.
"Huft......"Lim bernafas lelah. Diiyain aja daripada jadi prahara ntar. Tinggal call mertua. Minta sponsor.......aye aye.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yummy (bxb) End
ComédieKuy jagain aku, aku uke lucnut. 1 september s/d 17 desember 2020.