17.

699 92 7
                                    

"Noah gak kelihatan, beneran putus kamu?"Tanya Lim tengah membantu Mika pindahan.

"Enggak dia lagi nyelesain kasus. Dia juga punya pekerjaan Lim gak 2x24 jam bersamaku. Aku gak sanggup gaji dia."Mika tersenyum.

"Emang dasarnya aja kamu pelit."Lim mencibir. Mau diapain kalo masalah duit Mika selalu dihitung sampai untung dan ruginya.

"Tapi Lim......"Mika ragu.

"Kenapa?"Lim membalas.

"Papah janji hanya tiga hari kenapa hampir satu bulan tidak kembali. Bahkan saat video call tidak bisa saat aku telpon suaranya parau."Mika bercerita kalau prof mulai sulit untuk dihubungi. Serta jadwal seminar itu mulai molor.

"Mungkin prof tengah liburan. Kan prof juga butuh refesing, udah jangan pikirin yang enggak enggak." Lim menjelaskan. Setidaknya Mika kudu tenang dan gak kepo untuk sementara waktu. Karena prof janji akan cepat pulih.

"Tapi aku merasa aneh Lim. Banyak surat yang datang dan semuanya menolak pengunduran diri papah. Kenapa juga papah harus mengundurkan diri dari pekerjaan yang disukainya. Aku kan masih pingin dibeliin mobil baru. Sumpah naik sepeda capek, panas, klo ujan basah." Mika menggerutu saat mengetahui sang papah mulai punya rahasia.

"Suruh nebeng aku gak mau, nebeng Dean gak mau juga, ya gini nich. Si matre akhirnya ngeluh."Lim menambahkan. Mika memang ribet, buat punya mobil gak hanya punya mobil trus gaya gaya dijalan. Harus bisa nyetir, punya sim, safety. Bahkan sebenarnya dirumah juga ada mobil nganggur cuman Mika nya aja yang ribet. Minta mobil anti nuklir, udah aneh dari lahir Mika itu.

Ting

Ting

Didepan ada mobil tengah berhenti untuk parkir dan Mika langsung mengintip dari jendela.

"Noah datang. Lihat aku gak putus Lim."Mika senang dan kini datang untuk menyambut.

"Ahhhhh jadi obat nyamuk lagi dah. Kapannnn punya pacar biar bisa yang yangan."Lim menggerutu dan kini memilih membuka komputer Mika untuk main game.

Ting

Ada email masuk.

Mika ini papah, sebentar lagi akan menemuimu.

Alexander.

"Sial, apa apaan ini."Gumam Lim dan kini langsung menghapus email itu bahkan menutup akun Mika.

Teror masih berlangsung.

"Dean....Dean apa kamu disana?"Tanya Lim dari telpon diapun sesegera mungkin memanggil. Dean juga lagi bersih bersih di kondonium barunya.

"Iya kenapa hmmm, mau curhat jadi obat nyamuk lagi makanya cepat kesini dan bantu aku."Dean tersenyum meledek dan meminta Lim datang saja. Dia menerka kalau Lim menelpon untuk mengadu bahwasanya ada yang lagi bercinta di bawah.

"Ini gila. Ada orang mengirim email kepada Mika mengaku papahya. Kan aku bingung. Ini pasti teror toh prof masih dirumahsakit dan itupun bukan akun prof."Lim curiga dan diapun tak tahu menahu tentang itu. Tentang siapa itu Alexander dan kenapa tiba tiba mengirim email yang ambigu.

"Apa Mika tahu?"Tanya Dean serius.

"Untungnya dia males  buka buka email masuk. "Lim menjelaskan. Dan karna itu diapun serta Dean bisa bernafas sedikit lega.

"Sudah kamu hapus?"Tanya Dean memastikan.

"Sudah dan kini kukirim akunnya keemailmu."Lim membagi informasi.

"Baiklah, aku akan memeriksanya."Lantas Dean langsung menutup telponnya dan memeriksa akun itu.

......

"Kenapa tidak membeli apartemen saja?."Mamah Dean datang untuk memeriksa puteranya dengan membawa seabrek keperluan Dean.

"Itu terlalu besar dan aku tidak bisa membawa art."Dean memberi alasan. Bersih bersih itu cukup menyita waktu terlebih Mika ikut dan Dean tahu kalau Mika itu benci melihat asisten rumah tangga.

"Mika ikut pindah?"Tanya mamah Dean tak mempermasalahkannya.

"Iya."Dean kini duduk dan memeriksa apa yang dibawa mamahnya atas permintaannya.

"Mau ikut ujian jaksa. Mamah bisa membantu."Sang mamah senang bila Dean tertarik dalam bidangnya. Karena Dean baru saja meminta sang mamah untuk membawa berkas kasus Mika 10thn yang lalu.

"Nanti kupikirkan, apa mamah tahu tentang kehidupan masalalu orangtua Mika?"Tanya Dean antusias. Karena mengingat mereka dulu berteman. Ada foto bersama dimasa lalu.

"Hmmm, mamah kurang tahu cuman kalau urusan itu tanya saja papahmu dia lebih ngerti." Memasang wajah kesal.

"Kenapa papah? Cemburu."Dean makin penasaran. Dan melihat ekspresi sang mamah Dean punya kesimpulan lebih.

"Karena mamah tahu ada tiga pria yang menyukai mamah Mika jaman dulu. Ihhhhh padahal cantikan banget mamah. Dan lihat, mamah punya kamu yang cakepnya pun paripurna."Mamah Dean menyombongkan diri.

"Cinta segitiga."Dean tertawa.

"Apa kamu menertawakan mamahmu ini. Hmmmm, tak hanya tiga tapi pada akhirnya empat dan Mika pun lahir."Hanya sejauh ini mamah Dean tahu dan karna itu perang dingin selalu terjadi di kehidupan rumah tangga orangtua Dean. Entah itu salah paham atau sang mamah memang punya rasa cemburu yang berlebihan.

"Hahaha, Dean tahu papah cinta mati sama mamah cuman temperament mamah itu yang kadang gak masuk akal. Bahkan, mana ada yang saling cemburu karena jabatan masing masing lebih tinggi."Cibirr Dean menghibur. Walau masalahnya tidak sesepele itu tetapi Dean sangat ingin kedua orangtuanya rujuk.

"Sudah ya, mamah ada sidang. Kalau perlu apa apa lagi langsung telpon mamah. Maaf soal wartawan rese itu. Mamah mencintaimu Dean."Mamah mencium Dean dan kini meninggalkan kondinium itu.

"Hati hati ...." Mengantarkan dari depan pintu.

.......

"Kenapa jadi cinta segi4 buat satu aja kadang puyeng. Bahkan papah juga terlibat."Gumam Dean bingung dan seolah dia mulai tertarik dengan kasus yang sudah kadaluarsa itu dan tidak mungkin untuk disidang ulang.

Dean mulai melacak akun yang baru saja mengirim pesan kepada Mika. Dan nyatanya akun itu sudah tidak bisa diakses lagi. Dan Dean pun makin tertarik dengan apa yang baru dilihatnya. Tentang kasus pembunuhan yang sebenarnya ditutup tutupi.

"Bagaimana?"Tanya Lim yang tahu kode sandi dan langsung menyapa ingin tahu kabar selanjutnya.

"Lihat?"Tunjuk Dean pada berkas kasus itu dan kini menunjukkan foto foto tragedi yang pernah menimpa Mika.

"Mika.....arghhhhhh."Lim tak habis pikir dan kini langsung menelpon Noah, abaikan Mika yang punya ponsel cuman buat pajangan. Tidak meminta Dean yang bicara karena Dean sedang sibuk mencari tahu tentang dua orang yang masih misterius.

"Iya Lim...."Balas Noah dari seberang. Dia bersama Mika nyatanya dia baru menepi karena Mika ingin mengangkat telpon.

"Mika dimana?"Tanya Lim langsung.

"Apa lagi sekarang?"Noah kesal karena dia pikir Dean meminta Lim untuk mengacau. Sudah cukup meminta Mika tinggal dengan Dean kanapa sekarang ngerecokin saat dia tengah berkencan.

"Buang telpon Mika sekarang!!!!"Perintah Lim dan tanpa pikir panjang Noah langsung berlari dan melempar jauh telpon itu.

"Yakkkkkk, Noah kamu tidak sopan!!"Mika beteriak dan Lim sempat mendengar.

"Rasakan hukuman Mika."Dean tertawa keras. Dia merasa menang dan kini masih sibuk mencari informasi.

"Siapa yang menelpon?"Tanya Noah khawatir.

"Papahku. Calon mertuamu. Puas!!"Mika marah dan kini terdengar dia memanggil taxi.

"Yes!"Dean tertawa lagi dia makin puas.

"Maafkan aku Noah. Aku sedang mencurigai seseorang. Dan Mika tidak bisa dihubungi."Lim meminta maaf dan kini Noah yang kehilangan Mika hanya bisa bernafas kasar dan mengikuti taxi itu dan Noah mengemudi dibelangkangnya.

Tbc

Semoga wp bersahabat.

Yummy (bxb) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang