32.

496 80 11
                                    

"Rein bisa kamu jelaskan kenapa Mika bisa kenal dengan Noah?"Tanya Dimas tiba tiba setelah sampai dirumah. Dan Dimas tambah bingung dengan Rein yang serius belajar.

Rein abai.

"Rein kakak serius bertanya."Dimas kini duduk disamping Rein.

"Kakak datang lagi mengunjunginya. Kali ini apa? Berjuang untuk kamar vip nya. Ayolah......"Rein juga kesal dengan sikap kakaknya. Dia tahu kalau Dimas habis dari rumahsakit. Mika suka koar koar jadi kalau mau rahasia tetap aman jangan cerita ke dia.

"Jangan alihkan pembicaraan, bagaimana Mika bisa kenal dengan Noah?"Dimas kekeh bertanya lagi dan kini Rein akhirnya meletakkan buku sekolah dan menjawab pertanyaan sang kakak.

"Mereka pacaran."Jawab Rein ala kadarnya, toh kalaupun keduanya jatuh cinta bukan haknya untuk memperbaiki keadaan. Bilang kalau Noah itu jahat, gak pantes, banyak pria yang lebih baik. Mau bagaimanapun keputusannya tetap di Mika.

"Aish......"Dimas menggaruk kepalanya kesal. Kenapa dunia bisa sesempit ini.

"Pantes dia pucat setelah merasa curiga di rumahsakit tadi. Apa Noah menyakitinya. Apa dia juga menipunya?"Dimas tambah khawatir.

"Tapi mereka sudah putus. Tapi ya ceritanya gitu, serumit nyari jarum ditumpukan jerami. Tidurlah kak.....aku sudah mengupas bawangnya."Rein meminta sang kakak untuk istirahat saja. Dia sudah membantu mengupas bawang untuk dijual besok.

"Apa kamu akan pergi bekerja lagi.'Tanya Dimas mencurigai. Rein biasa pergi ke club untuk bekerja. Dimas tak suka itu, karena mengganggu aktifitas sekolah Rein saat paginya.

"Aku pergi belajar. Dan aku gak mau kakak lembur. Tidurlah!!!"Rein pergi untuk belajar. Dan kini dia benar benar serius akan itu. Menyalakan lampu belajarnya lagi dan kini duduk anteng sembari fokus dengan rangkuman yang  dibuatkan Mika.

"........"Dimas tiba tiba bingung dengan apa yang dikerjakan adiknya. Rein tidak pernah belajar dan selalu meminta untuk berhenti sekolah tapi lihat apa yang terjadi barusan.

"Jadi dokter bukan jadi penjahat. Arggghhhh."Rein ternyata mengambil tawaran Lim. Dan dia tiba tiba tersenyum kala Lim mengumpatinya kalau dia bakal jadi penjahat.

Dimas yang mendengarnya bahagia tapi ada banyak ketakutan juga disana. Bagaimana dengan biaya sekolahnya? Sedangkan dia masih harus menjaga bibi dirumahsakit.

"Sekarang bagaimana. Apa aku harus berhenti?"Rein bertanya, dan dia selalu meminta sang kakak untuk memilih. Rein sangat benci dengan pengorbanan sang kakak. Rein tahu kalau sebenarnya itu tak perlu. Cukup mendatangi Noah dan meminta uang. Itu tidak akan membuat miskin Noah karena menjaga ibunya sendiri dan tidak perlu berbohong kepada dunia kalau ibunya sudah meninggal.

Tidak ada korban, tidak ada orang yang paling menderita. Semuanya ada dikapasitasnya masing masing. Noah meninggalkan ibunya demi obsesinya. Rein harus kehilangan rumah untuk menjaga bibi sedangkan kedua orngtuanya meninggal karena kecelakaan dan Dimas harus merelakan masa mudanya untuk bekerja menabung yang itupun melampaui kekuatannya.

......

"Besok aku akan menemui Noah. Stop untuk berbohong kalau kita masih mampu dan itu memang tanggungjawabnya, bibi masih ibunya."Rein memberitahu sang kakak. Cukup 10 thn keluarganya berkorban.

"Kakak masih mampu untuk membiayainya."Dimas kekeh. Mengingat kalau orangtuanya dulu pernah jahat pada Noah dan ibunya.

"Ayolah kak....ini bukan dosa kakak. Dan cukup untuk terus menyalahkan diri sendiri."Rein memeluk sang kakak dan meminta menerima kenyataan. Walau orangtua mereka pernah bersalah sudah cukup membantu sampai dititik paling rendah itu sudah cukup.

"Aku tidak akan membiarkanmu meminta kepada Noah. Dia meninggalkannya, dia meminta surat kematiannya. Bagaimana dia akan peduli dengan biaya rumahsakitnya."Dimas berteriak kesal. Dia ingat dengan jelas bagaimana Noah meminta surat kematian ibunya dan meninggalkan ibunya sendiri. Meminta penebusan dosa sehingga ibunya jadi sakit.

"Terserah kakak aja lah."Rein pusing. Dimas suka bandel dengan apa yang diinginkannya. Tapi saat Dimas ingin pergi istirahat dia banyak menemukan kardus diruang depan tv.

"Apa ini?"Tanya Dimas bingung.

"Tanya aja kardusnya. Isinya apa?"Rein kesal.

"Yak......kalau kardusnya bisa ngomong. Horor tau.....!!"Dimas merinding tiba tiba. Emang Rein bisa bisanya nyuruh kakanya bertanya kepada benda mati.

"Ya kali bisa ngomong beneran. Ntar bisa dilelang. Kardus sakti."Masih ngelanjutin lawakannya.

"Gak lucu!!"Dimas akhirnya memilih membuka kardus itu.

"Itu hadiah dari Mika dan......"Rein kini mendekat kearah Dimas dan memberikan alamat restoran yang bisa menerima stok bawang yang dijual Dimas.

".........ini restoran bintang 5......apa kau serius?"Mata dimas berbinar. Dia seolah tidak percaya. Dia pernah mencoba berkali kali untuk menjual bawangnya tetapi selalu ditolak. Dan kali ini kesempatan itu benar benar terjadi.

"Iya, ini untuk kakak. Dan Mika juga meminta agar kakak kembali belajar."Rein memberitahu.

"Tapi bagaimana dengan biaya sekolahmu?"Tanya Dimas serius. Sebab butuh banyak biaya dan dia harus bekerja lebih ekstra karena ada restoran yang mau menerima bawangnya. Dan bagaimana bibi, siapa yang menjaganya.

"Aku dapat beasiswa. Jadi kakak bisa kembali belajar. Dan untuk bibi, Mika juga akan mengurusnya."Rein mengirimkan pesan itu kepada Dimas setelah dia mendapatkan sms dari Mika. Mulai besok tanggung jawab bibi dipegang Mika. Jadi Dimas bisa fokus dengan bisnisnya dan mulai belajar lagi.

Senyuman Dimas merengkah. Dan ini seperti doa doa yang dahulu dan akhirnya terkabul.

"Sudahlah jangan sok drama. Kalau Mika lihat, dia bakal ngedrama lebih menyedihkan."Rein jengah dengan akting akting Mika.

"Rein akan belajar. Dan bersiaplah dengar omelan Mika kalau kakak tidak berhasil dalam keduanya. Ingat Belajar dan Bisnis."Rein menepuk bahu sang kakak menyemangati. Dia sendiri mendengar cerita seram dari kedua teman Mika yang akhirnya bisa lulus di dua tahun belajar. Itupun dengan kegiatan luar yang sangat padat.

"Terimakasih Mika.....aku tidak akan mengecewakanmu."Ucap dalam hati. Dan Dimas kini membaca pesan yang dikirim Mika kepadanya.

"Jangan dandan terlalu cakep. Aku tetap yang paling cakep. Ok

Maaf ya Dimmmm...karena Noah kamu sedikit kesulitan."

Dan kini Dimas melihat isi paket itu tersenyum tipis. Ada banyak baju yang dikirim Mika plus skincare yang dijanjikan. Banyak buku tentang memulai bisnis bahkan catatan bagaimana dia harus bersikap ketika bertemu kolega. Ditambah, daftar sekolah paket C untuk ujiannya lulus SMU sebelum pergi kuliah.

"Kapan kamu mempersiapkannya eoh....."Gerutu Dimas bersyukur. Lewat tangan Mika ada harapan untuk dirinya memulai hidup lebih baik.

"Aku juga heran. Kenapa Mika banyak sekali orang yang sayang."Nyatanya Rein mendengar. Dan ini seperti pesan Lim untuknya. Mika itu seperti magnet agar selalu dilindungi. Dia pun hanya tertawa kecil kala mengingat kelakuan konyolnya, menculiknya bahkan mengurung Mika dan hendak membakar hidup hidup.

"Niat banget jadi orang jahat eoh...."Gumam Rein dalam hati dan kini mulai belajar lagi.

Tbc.

Untuk rahasia Noah entaran ya.... Dia mau minta warisan nya.

Spoiler hoak.

Yummy (bxb) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang