68.

342 64 29
                                    

Mika udah Acc buat Brissi ikut ujian susulan. Dan berterimakasih banget buat Dimas karena mau jadi guru tanpa digaji. Koneksi jualan bawangnya juga makin banyak. Sekarang Dimas gak hanya jual hasil kebonnya aja. Dia sekarang ngerangkap jadi pengepul biar bisa ngejar pemesanan.

Dimas udah lulus ujian paket C nya. Walau nilai pas pasan cukup lumayanlah buat masuk universitas. Dia masuk di fakultas pertanian. Dia masih suka berkebun.

Sedangkan Rein yang bergabung ditim olimpiade pemandu sorak masih dengan kegiatannya. Dia kini lagi mempersiapkan ujian kelas 3 nya. Sesuai janji Lim Rein tidak perlu bingung dengan biaya sekolahnya. Jadi kini Rein lagi fokus belajar.

......

"Oho.....lihat siapa yang datang?"Sangha tersenyum lebar karena melihat Dean kini datang menjenguknya. Vonis dijatuhkan, walau Sangha tidak tertuduh untuk pembunuhan tetapi dia dijatuhi hukuman karena meresepkan obat obat terlarang pada Amanda (pasien).

Butuh 5thn dia bakal dibebaskan.

"Aku hanya ingin mengetahui kenapa Amanda bisa berakhir dengan obat obatan itu?"Dean serius. Ternyata jauh dari sepengetahuan Dean amanda diam diam pergi ke psikiater. Itu dokter ahli jiwa buat konsultasi.

"Dia hanya salah pilih dokternya. Kenapa juga harus pergi ke dokter bedah umum. Kan gak nyambung jadi aku resepin itu obat. Toh cukup membantu dia bertahan walau hanya dua minggu."Cengir Sangha dengan wajah devil itu. Pernyataan Sangha yang malah membuat Dean bingung. Padahal jelas Amanda tidak pernah berkomunikasi dengan Sangha. Entah kapan keduanya akhirnya bisa ketemu. Dan hal terakhir yang diketahui adalah Amanda prustasi dengan ciuman itu. Berdasarkan pengakuan Lim.

"Yak......!!"Dean kesal dan ingin pergi saja. Dia datang tadi dengan suasana baik berharap dapat jawaban yang dapat menenangkan pikirannya nyatanya tidak. Sangha malah seakan menggiring Dean ingin jauh lebih dekat kepada Sangha dengan pertanyaan pertanyaan yang mengganggu.

"Tunggu......"Sangha menahan. Masih 10 menit waktu yang tersisa, sayang kalau tidak digunakan dengan sebaik baiknya.

"Coba kalau kamu dari awal jadi gay saja. Kamu tidak akan membuat wanita prustasi itu jadi lebih depresi. Oh iya.  . . pacarmu itu rela kan? Kalau kamu berakhir sama Mika jadi aku kasih tahulah kenyataan pahit itu."Sangha melipat tangannya dan kini tersenyum sarkas.

Gak hanya Gay yang punya polemik tentang keturunan yang pada akhirnya jadi perdebatan. Walau sejatinya adopsi itu juga sebuah pilihan. Tetapi jika seorang perempuan sudah dinyatakan tidak akan punya keturunan dia bakal prustasi hebat apalagi kekasihnya punya ekspetasi tinggi dengan adanya keturunan. Sebelum ada kesepakatan dan bicara dari hati ke hati perempuan cenderung punya kesimpulan sendiri.

# ambil hikmahnya.

"Aku tidak akan mendengarkan provokasimu!!"Dean berbalik dan mencengkeram kerah baju tahanan itu. Dan kini tubuh Sangha sedikit terangkat.

"Lepaskan dulu. Kumohon...."Sangha memohon dengan mata melas itu. Seakan minta belas kasihan.

"Baiklah. Aku kasih tahu kenyataannya daripada kamu terus merasa bersalah. Inipun karena aku menyukaimu."Sangha masih berharap.

'Simpan kalimat itu....aku tidak akan pernah tertarik padamu."Dean mengancam dan kini bergegas meninggalkan ruang pertemuan itu.

Dan sampailah diambang pintu Sangha berhasil menahan pintu itu.

"Dia tidak bisa punya bayi."

Clarrrrrrrrr
Kepala Dean terasa baru tertembus timah panas. Dan kini dia sempoyongan tak kuat menopang tubuhnya.

"Apa...kau bilang.....?"Dean masih ingin lebih.

"Iya....itu kenyataannya. Pacarmu itu tidak akan pernah bisa punya bayi. Bahkan dengan bayi tabung sekalipun. Dia tidak punya sel telur yang sehat. Karena dia bekerja di divisi narkotika sepertinya dia terpapar akan itu. Hmmmm jadi.....kalau tahu gini kan.....?"Sangha meraba dada bidang Dean. Dia sungguh ingin menggoda disana.

"Lantas kau pikir aku akan berubah tertarik padamu. No...."Usir Dean dan mendorong Sangha jauh.

"Iya iya.... Aku pergi....."Dan kini Sangha pun memilih pergi. Tapi masih ada yang mengganjal dihati Dean. Terus apa hubungannya Amanda jadi merasa iri dengan Mika. Tetapi Dean tak ingin membicarakan hal itu lagi dengan Sangha.

Krek
Dean pun keluar dari ruangan itu dan menutup pintu. Dia masih tak kuasa mendapati kenyataan lain. Bahwa keinginan nya ingin mendapatkan bayi malah membunuh kekasihnya itu.

Dean bersandar ditembok itu dengan perasaan menyesal. Pantas saja orangtuanya Amanda tidak pernah menyalahkannya atas insiden ini. Dan memilih tidak membicarakannya. Walaupun begitu, kenapa harus begini......?

"Amanda......maafkan aku......"Dean mengetukkan kepalanya ditembok itu.

Zzzzt....
Saat Sangha lewat dengan borgol itu karena harus kembali ke sel tahanan dia berbisik ditelinganya Dean.

"Ingat, waktu aku yang merawat Mika. Dia punya sel telur disana."Bisikan saiton nirojim itu nyatanya membuat Dean langsung berontak. Dia langsung menarik rambut itu tampa ampun dan memukulkannya ditembok. Sipir yang menjaga berusaha melerai namun Dean masih dengan emosinya. Dia berakhir dengan membanting Sangha kelantai dan memukulnya keras sampai darah itu mengucur.

"Hentikan!!"Sipir itu berhasil melerai dan kini membawa Sangha menjauh dan meninggalkan Dean sendiri dengan banyak pertanyaan diotaknya yang menyesatkan.

Tbc.

Yeyyyyyyyyyyy Ayoloh.... Yang mau versi Dean sama Mika............tunggu ya..... Tapi gak usah berharap lebih. Toh aku masih jadi tukang ketiknya.

Malam minggu gaes jangan lupa BAHAGIA walau jomblo.

Ok mblooooooooo.



Yummy (bxb) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang