59.

404 67 22
                                    

Emosiiii editankuuuuuuu ilang....embuhlah wpku eror. Jadi klo aneh skip aja......!!!!!! Aku udah gak Happy.

.....

Akhirnya....

"Aku gak mau!!!!!"Mika masih berteriak. Dia tak mau pergi ke konsernya Sangha. Lim sudah membujuk tapi Mika terus berontak akhirnya diapun menyerah dan ingin mengembalikan tiket itu saja. Tetapi nyatanya Dean juga membujuk Mika.

"Ayolah Mika....."Dean memohon. Padahal tinggal besok Dean nikah tapi masih sempat sempatnya nonton konser. Dan demi apa? Mika gak suka musik klasik apalagi yang bakal ditonton itu Sangha. Big No!!!

"Siapa dia...gak penting juga."Mika kesal. Kenapa juga repot repot nonton konsernya, lihat Sangha aja ingin jorokin ke rawa rawa. Segitu bencinya Mika sama Sangha.

"Eh, Dean kamu besok nikah ya. Tidur yang nyenyak gak usah berkeliaran begini."Mika kesal yang mau nikah dengan santainya malah nonton konser.

"Konsernya cuman dua jam. Lalu aku bisa pulang dan tidur."Dean masih beralasan. Terlihat jelas Dean seperti terjebak dalam keadaan yang sudah disiapkan dengan matang.

"Iya kan Lim...."Melirik Lim meminta bantuan.

"Iya cuman sebentar. Tapi kalau Mika gak pergi aku juga gak pergi."Lim gak bisa memaksa Mika. Tetapi dia juga tahu Dean sangat memohon.

"Tuch denger!!"Mika masih dengan apa yang dia putuskan. Ditambah Lim tetap dipihaknya.

"Mika....mau apa? Aku beliin."Dean hendak nyogok tapi Mika gak butuh. Dia hanya ingin Dean jauh jauh dari Sangha saja. Mika tahu Sangha itu gak tulus. Tetapi ngomong pada orang yang sudah buta secara emosi itu susah karena sudah pernah terjadi antara Noah dan pns.

"Aku gak mau. Aku udah punya segalanya, tabunganku milyaran, calon suami ganteng dan tajir, wajahku juga cakep. Apa lagi yang harus aku minta, tinggal aku bersyukur."Mika sombong. Dan itu memang kenyataannya.

"Hmmmm..."Lim hanya memijit kepalanya sabar. Tumben tumbenan Dean sampai segitunya meminta. Hanya karena dia sungkan sebab dibantu Sangha saat Mika dan dirinya tidak bisa datang.

"Mika....."Lim memanggil dan hendak membantu tapi keputusan tetap di Mika.

"Ingat kemarin saat Dean sedang butuh kita banget, kita dimana?'Lim mengingatkan. Karna sejauh ini Dean sendirian sampai mendekati hari pernikahan.

"Kan aku sakit. Itu pengecualian ya....."Mika masih egois. Dia sakit, dia juga harus mengalami insiden penculikan bahkan sakitnya tambah parah. Mika menyesali tidak bisa ada untuk Dean tapi tidak harus Sangha kan?

"Saat party nya Dean kita juga dimana?' Lim menyelematkan dirinya. Padahal itu salahnya.

"Kan kamu tidur, kenapa aku yang harus bertanggungjawab."Mika masih enggan.

"Ya udah kalau kalian gak bisa. Tidak usah dipaksa....aku gak marah dan aku tidak mengungkit persahabatan kita. Tapi......?"Dean baper dan hendak  pergi saja.

"Tapi....merajuk. Okelah aku pergi."Mika akhirnya menyerah. Dean tak pernah sesungkan ini pada seseorang.

"Yey......aku jemput ya....untuk mastikan kamu benar benar pergi."Dean serius. Takut Mika ingkar dan pura pura pingsan.

"Setelah konser langsung pulang tidak ada tapi tapi."Mika serius karena Mika masih mencurigai Sangha yang tidak baik.

"Siap bos....aku kerja dulu ya...thankyuuu manis...."Mika mendapatkan ciuman di pipi. Dan Dean langsung pergi begitu saja.

"Yak......!!!!"Yang punya marah dan hendak mengejar Dean. Tapi Mika menahannya.

"Udahlah Lim, kuy ke salon."Ajak Mika. Nonton konser harus tampil paripurna.

"Siap boss!!"Hormat ala prajurit. Membujuk Mika itu gak sesulit bikin tangan kiri jadi tangan kanan.

......

Terkadang kesialan itu sudah ditakdirkan.

Mika sampai disalon dan nyatanya Sangha baru saja selesai disana.

"Hallo ....Mika....."Sangha menyapa dengan ramah. Senyuman khasnya terlihat tapi Mika acuh.

"Siapa? Hmmmm.....aku gak kenal. Maaf ya sibuk....."Mika congkak dan kini langsung memilih pergi menuju kursi dimana dia harus mulai mempersiapkan diri untuk dirias.

Dan kini tertinggal Lim untuk menyelesaikan perkelahian diantara keduanya.

"Maaf ya...dia agak sensitif akhir akhir ini."Lim meminta maaf atas nama Mika.

"Hmmmm, tidak apa. Tak perlu minta maaf juga. Yang salah dia, kenapa kamu yang repot." Sangha menyesalkan apa yang dilakukan Lim untuknya hanya demi Mika.

"Maaf ya...."Masih merasa bersalah. Mika udah kelewatan.

"Sudah kubilang tidak perlu. Btw, boleh tanya?"Sangha serius.

"Iya" Lim membalas.

"Kenapa kamu begitu menyukai Mika?"Tanya Sangha. Dia dulu pernah menyukai Lim tetapi tidak punya kesempatan bahkan sekarang dia tahu Lim malah bersama Mika yang jelas aneh. Sangha merasa dirinya kurang.

"Suka ya.....hmmmm, saat nanti kamu menemukan orang yang membuatmu nyaman, membuatmu bahagia, mengerti kamu kamu tak perlu mencari jawaban kenapa seseorang begitu menyukai orang itu. Jadi aku berharap kamu segera menemukan orang itu. Dan, untuk konser hari ini, semangat buat kamu."Lim menyemangati. Tapi Sangha jadi berharap lebih dan tambah salah paham.

"Terimakasih Lim..."

......

Konserpun usai dan kini Mika tengah menyeret Dean untuk segera meninggalkan gedung konser. Tadi diawal sudah menyapa saat pulang tidak perlu karna nanti panjang urusannya. Dan Mika sudah meminta Lim untuk memberikan bunga itu atas nama Dean, jadi Mika menganggap itu selesai.

"Yak....Mika ini sakit. Aku bisa jalan sendiri."Dean hendak melepas genggaman Mika.

"No!!! Kamu bakal lari buat menemui Sangha."Mika gak mau kecolongan. Dalam otaknya sekarang, bawa Dean pulang besok dia harus NIKAH.

"Kenapa sich Mika, Sangha baik tahu. Jahatnya kamu perlakukan malaikat itu sekejam ini."Dean memohon. Mika udah berlebihan pada Sangha.

"Malaikat pencabut nyawa maksud kamu. Janji tetap janji Dean, sekarang pulang ikut aku."Mika masih menyeret Dean dan kini memilih melewati tangga darurat. Dean terlalu berisik.



Tbc...

"Bayangkan betapa emosinya aku. Edit satu lembar ilang.... Dan kembali ke awal. Mana aku lupa aku tadi ngetik apa? Dan itu hanya sebagian."

Argggggghhhhhhhhh

BangSt

Bangke

Yummy (bxb) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang