47.

415 70 11
                                    

"Limmmm....."Mika panik dengan hasil tes yang dia dapat.

"Kenapa ada yang salah. Mika....aku yakin kamu pasti baik baik saja."Lim kawatir dia dapat kabar buruk.

"Jelaslah ada yang salah. Aku mungkin tidak akan bisa naik podium waktu olimpiade nanti bahkan....."Raut wajah Mika berubah.

"Apa seserius itu....."Lim makin panik karena Mika sampai menyerah akan lomba itu padahal dia yang paling kerja keras disini.

"Aku harus banyak makan sayur...."Beralasan.

"Oke, aku akan lebih perhatiin itu. Jadi tidak usah pasang wajah sedih gitu hmmmm...."Lim mengusap pipi Mika lembut.

"Mungkin aku bakal gemukan untuk setahun kedepan. Jelek, jerawatan atau mungkin suka marah marah gak jelas."Mika terus memberi alasan yang gak masuk akal. Dia gak langsung kasih tahu ke intinya.

"Aku malah suka kamu jadi gemukan. Aku gak minder jalan sama kamu."Lim tersenyum. Dia ingin membuat Mika nyaman aja untuk kondisi saat ini. Sejak mereka bersama Mika lebih suka menangis, emosian serta manja. Padahal sejatinya kalau Mika gemukan dia gak perlu diet.

"Yakkkkkkkk."Mika kesal karena Lim malah tersenyum. Dia gak suka ada dua bakpao jalan berdua. Dia hanya memikirkan kondisi mendatang apabila itu terjadi padanya.

"Lalu kenapa eoh....asam lambung kan....hanya perlu banyak istirahat, pola makan diatur, dan olimpiade....baiklah tak perlu ikut. Akupun khawatir kalau kamu harus ikut, toh cuaca disana lagi musim panas dan kamu pasti menggerutu dan membuat anggota tim jadi kesal."Lim memberitahu kalau Mika tak perlu khawatir kalau ingin mundur dari tim. Jadi gak perlu alasan buat jadi gemukan.

"Aku bahkan harus banyak mengurangi jadwal di universitas. Aku tidak bisa ke laboratorium."Mika muter muter. Kalaupun dia mau sesuka udel ngatur jadwal gak bakal ada yang protes walau tetap aja dibalik layar pasti banyak yang menyumpahinya.

"Udahlah....berhenti saja kalau kamu memang lelah. Aku masih mampu menafkahimu. Walau butuh sedikit buat bisa beli rumah itu."Lim mencium kening Mika. Perlu sedikit waktu lagi buat bisa membeli rumah prof yang dijual itu. Se sultan sultannya nya Lim dia gak mau minta ke ortunya buat beli rumah itu. Dia ingin nabung sendiri.

"Rumah ya.....udah dipikir sambil jalan aja. Aku nyaman tinggal dirumahmu."Mika tersenyum dan kini ngasihin hasil tes yang dia dapat.

"......Mika....."Lim kaku, tiba tiba matanya mulai berkaca dan dia langsung memeluk Mika erat.

"Terimakasih Tuhan......"Lim bahagia. Ada kabar baik untuknya. Walau ini tidak pernah ada dibayangannya melihat Mika itu juga pria tapi ini adalah kebahagiaan yang nyata. Bahkan pasti untuk keluarganya.

"Kamu akan jadi papah...."Mika pun menangis. Betapa dia bahagia dapat hadiah mungil yang akan tumbuh dalam perutnya.

"Bagaimana ini bisa terjadi. Aku tidak mengerti."Lim senang dengan kabar bahwa Mika hamil bahkan dia bakal jadi seorang papah. Tapi dia tidak yakin kalau seorang pria bisa benar benar hamil.

"Awalnya aku juga gak tahu. Hormonku berubah. Dan ada bayi disini....."Mika memegang perutnya.

......

"Udah jangan percaya. Mika lagi akting. Dia perlu operasi usus besar. Ada infeksi disana."Dr. yang memberitahu hasil tes yang asli. Dr. Nya langsung membuyarkan fantasi Lim. Mika tadi nyomot hasil tes tetangga. Dan parahnya Lim percaya gitu aja.

"Mika gak lucu ih..."Lim mencubit pipi itu. Dan kini menatap serius kearah dr.

"Perlu operasi besar. Jadi mungkin dia tidak akan bisa beraktifitas berat."Dr memberitahu dan Lim tahu kegiatan berat yang menanti Mika. Selain di universitas Mika juga menunggu olimpiade. Pantas saja dia tadi bilang mau gemukan. Bukan karena ada bayi tetapi memang dia harus istirahat total.

"Baiklah....kapan operasinya dijadwalkan?"Tanya Lim. Mengingat sekolah lagi kacau juga. Noah sudah melakukan operasi tangkap tangannya dan itu memang benar benar melelahkan. Lim juga masih suka dimintai keterangan.

"Nanti malam, jadi Mika bisa puasa dulu."Dr memberitahu dan kini dia meminta Mika dan Lim meninggalkan lab dan kembali keruangan rawatnya.

"Lim...."Mika menatap Lim sedih.

"Udah, aku gak marah kamu bikin lelucon itu. Jadi sekarang aku akan bilang ke kamu tidak usah khawatirin hal lain cukup kamu perhatiin dirimu sendiri ok. Aku sedih kamu jadi lelah karena aku, terlambat makan karena aku bahkan sekarang sakit itupun karena aku."Lim menyalahkan dirinya sendiri. Mika kerja keras untuknya. Demi dirinya agar kasus disekolahnya cepat usai.

"Tapi Lim...."Mika masih takut. Dia memegang erat lengan Lim kala Lim tengah mendorong kursi roda itu.

"Aku disini sayang....hmmmm, tidak usah khawatir."Lim mengusap punggung tangan Mika agar Mika tak khawatir kalau dia bakal ninggalin dirinya.

"Bukan itu. Aku tadi belum sempat makan seblak setan buatan tante. Sumpahhhh aku ingin makan itu. Lim.....puasanya ditunda gimana?."Mika merajuk. Dikira ada yang serius. Lim sampai bingung kalau Mika punya perasaan yang aneh aneh.

"Ngawur, cari jadwal operasi itu gak gampang Mika karena kamu cukup kuat jadi dokter menyarankan kamu untuk lekas dioperasi. Cuman butuh puasa jadi sabar ya.....nanti bisa makan seblaknya setelah selesai operasi." Lim memberitahu kalau Mika perlu menahannya sedikit lagi.

"Seblaknya Lim....sayang kan...."Mika masang muka paling sedih sedunia. Kayak abis operasi dia gak bakal bisa makan sama sekali.

"Mika please....aku sudah sabar ya...!! Jangan buat aku jadi jahat, ok."Lim serius tak ingin menuruti apa yang di mau Mika.

"Nyindir aku yang suka jahat gak sabar seenak sendiri."Mika melepas pegangan itu dan dia makin merajuk.

"Tapi aslinya?"Lim bertanya.

"Sangat amat jahat.!!'Mika ngaku dan kini memilih segera pergi ke kasurnya untuk memejamkan mata. Dia ingin tidur saja biar rasa laparnya berkurang.

"Ah, sudahlah. Sesuka hatimu lah."Lim kini menyelimuti tubuh Mika.

Tbc.

Aneh pokoknya part ini. Sumpah!!!

Yummy (bxb) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang