37.

506 81 13
                                    

#limika.....

"Berhenti klayapan gak jelas. Pergi ke universitas dan bekerja disana!"Prof datang untuk memerintah. Prof gak suka dengan apa yang dilakukan Mika saat ini. Selain patah hati merusak hidup, Mika juga seakan menyia nyiakan waktunya.

"Rumah juga sudah terjual."Prof menambahkan. Prof sengaja menjual rumah itu agar Mika punya semangat untuk bekerja kalau ingin rumah itu kembali. Toh, rumah itu banyak menyimpan duka.

"Papah, apa kau bangkrut. Apa pekerjaan jadi prof tidak dibayar layak? "Mika bertanya kenapa sang papah jadi itung itungan. Jadi harus jual rumah yang syarat akan kenangan itu.

"Kalau kamu ingin rumahnya kembali , bekerja ditempat yang akan gaji kamu dan kamu bisa menabung untuk membelinya kembali."Prof memberitahu.

"Tinggal telpon Alexander atau Wui lan."Mika cukup punya koneksi.

"Coba saja, mereka tidak akan memberimu uang."Prof juga memberitahu kalau dia juga sudah kong kalikong agar Mika lebih maju. Walau jangan ditanya seberapa tajir orangtua Mika tapi kalau urusan rumah mereka juga sangat sensitif.

"Limmmm......"Mika merajuk. Saat lim kini kembali kedalam kamar rawat Mika.

"Kalau pindah rumah aku kasih kalau kembali kerumah lama aku gak bisa. Sumpah Mika, itu rumah 2x lipat dari rumahku gedenya."Lim memberi alasan. Bukan hanya uang, bukan hanya banyak kenangan, tapi rumah itu gede. Dia aja betah disana bahkan sering menginap bahkan Dean.

"Kalau gitu kasih aku yang lebih bagus dari rumah lama!!"Mika menyilangkan tangan. Dia itu rajanya matre. Tingkat kematreannya terus diperbaharui tiap waktu.

"Lim...."Prof meliriLim. Meminta nenegur Mika yang suka minta minta gak jelas.

"Calon mantu prof. Biarkan saja dia berjuang......oh.....berjuang tiada batas."Dean masih suka menyindir.

"Serius...."Prof masih tidak percaya.

"Iya prof....jauh dari ekspetasi ya..."Lim mulai tak percaya diri. Mau bagaimanapun yang digadang gadang jadi couple masadepan itu Mika dan Dean tapi kenyataannya yang muncul pasangan Limika.

"Boleh jujur kan.....dulu kupikir yang bakal jadian sama Mika itu Dean."Melirik Dean. Dari fisik Dean lebih bagus, 11/12 sama Mika. Kalau segi finansial masih sultan Lim tetapi keluarga Dean juga gak bakal miskin dadakan. Walaupun tiba tiba terjerat kasus atau bangkrut. Aset mereka tidak akan lenyap begitu saja. Pintar, hmmmm walau sama sama berjuang Dean yang lebih unggul. Dia juga bakal jadi jaksa. Lim hanya jadi penerus dan sudah jadi pewaris sejak lahir. Greget seorang mantu bagi prof tertuju di Dean. Tapi kejujuran prof itu bikin ngilu. Lim yang awalnya gak percaya diri kini seakan dihajar habis.

"Gak usah dipikirin omongan papah Lim.... Kamu perlu olahraga sedikit lagi."Cengir Mika. Walau Lim punya keturunan tulang besar atau bisa dibilang semua anggota keluarganya gemuk. Tapi tetap saja, olahraga itu penting.

"Tuch kan...."Lim ngambek. Dia kini jadi suka baperan.

"Apaan sich ekspresi itu. Biasa juga di bully."Dean menimpali Lim yang jadi alay. Biasa juga jadi bahan bullian dalam genk itu kini jadi sok mikirin fisik.

"Banyak saingannya. Arghhhhh."Lim prustasi. Banyak yang suka Mika. Lihat Dean serta Noah. Sumpah  mereka full eksotik. Dan lagi walau kalah dari finansial tapi kalau lengah sedikit Dimas dan Rein bisa jadi menyergap.

"Udah udah.... Prof percaya sama Lim bisa menjaga Mika. Sekaligus Mika, kamu gak usah jual bawang lagi. Papah malu......."Prof sedikit curhat, rekannya banyak yang mencibir diluar kalau Mika yang gagal. Padahal Mikanya aja yang males.

Mika hanya diam dan seakan tidak suka dengan batasan sang papah.

"Mika kau dengar kan, papah gak suka kamu jual bawang. Kalaupun kamu suka itu, jadi bosnya saja jangan berkeliaran jadi pengantar. Atau kembali ke universitas."Prof serius tentang itu. Mika dulu ambil akselerasi sambil jadi asdos. Itu sudah bidang Mika. Kalaupun Mika jengah  prof melarang Mika terlalu menggunakan fisik untuk bekerja. Jadi lupa makan, lupa waktu bahkan sekarang jadi sakit.

"Satu hal lagi. Kalau kamu mengadu pada kedua papahmu itu sudah dipastikan kamu akan diajak ikut mereka."Prof juga memberitahu kalau konsekwensi dia bakal diambil dan dibelenggu untuk kegiatan mafia itu. Mika paling benci mendengar suara tembakan. Dan jelas mafia tidak akan jauh dari suara suara itu.

"Kenapa papah jadi cerewet sich"Gerutu Mika. Dulu prof itu cuek denga apapun yang dilakukan Mika tapi sekarang prof yang sudah kembali sehat sangat protektif dengan Mika.

"Karena papah punya anak manis. Udah, papah mau mengajar..... istirahat yang cukup dan jangan balik balik kerumahsakit. Biayanya mahal!!" Prof pamit karena harus bekerja. Prof kini tinggal di rumah dinas setelah rumah itu dijualnya. Entah uangnya buat apa, karena Mika gak dapat warisannya. Pelitnya Mika ternyata nurun dari prof dan kini Dean dan Lim hanya bisa menahan tawa.

"Eoh manisnya......"Lim mencubit hidung Mika manja.

"Apaan sich."Mika kesal dan melengos kearah lain.

"Jangan cemberut eoh....prof ada benernya juga lho. Kembali ke universitas."Lim kini membenarkan selimut Mika, tak lupa mengusap pipi putih itu manja.

"Ehemmmmm, masih ada orang loh...."Dean dikacangin. Dia merengut melihat kegiatan mesra mesraan yang tidak biasa itu.

"Ku kira nyamuk."Lim nyolot.

"Ya kali nyamuk sekeren aku."Pamer sixpac dan Lim langsung menutup mata Mika heboh.

"Ayolah Lim, aku juga punya "Mika pun pamer.

"Yak..........."Gak ada yang bisa dipamerin Lim. Pasrah ajalah..... Yang penting selalu bersama Mika dalam waktu lama itu saja.

Tbc.

Sorry genks ceritanya jadi alay. Bentar lagi...... Ada isuuueeeee Noah and Mika comeback.

Yummy (bxb) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang