81.

402 65 15
                                    

Aroma harum tercium dari arah dapur. Mika terlihat cantik dengan apron itu. Hmmmm, Lim yang sempat mual parah kini berjalan pelan untuk menghampiri Mika.

"Pagi sayang.....embak kemana?"Tanya Lim melingkarkan tangannya keperut Mika dan mencium tengkuk leher putih itu. Bertanya kenapa Mika harus repot repot memasak padahal dirumah ada embak yang biasa membantu memasak.

"Dia alergi abalon jadi aku buatin sendiri. Hmmm semoga rasanya gak aneh. Dan masih seenak aslinya (resep restoran)"Mika menyeriyit tidak yakin dengan apa yang dia lakukan. Tapi dia ingin dengan sungguh sungguh membuat bubur abalon untuk Lim.

"Ya ampun manisnya.....mommy tiga babyku."Lim memeluk erat bahkan menciumi tengkuk leher Mika lembut.

"Ehem....pelecehan mata bisa dipidanakan."Biang rusuh ternyata bangun. Dia langsung duduk di ruang makan sembari ingin sarapan gratis juga. Tanpa rasa berdosa bahkan berakting jadi orang teraniaya sedunia.

"Nonton live bokep harus bayar."Lim menimpali dan kini sengaja mematikan kompor itu dan mengangkat tubuh Mika untuk naik dimeja samping wastafel itu.

"Lim...."Mika tersipu malu. Walau dia binal dengan banyak pengetahuan tapi kalau moment nya pasti tetap bisa bikin malu. Pipi Mika merona tomat dan dia tersenyum senantiasa menyembunyikan wajahnya didada bidang Lim.

"Aku tak punya duit. Aish....!!"Dean jengah dan kini memilih pergi berjalan menuju ruang tv saja. Biarlah keduanya menikmati moment indah itu.

.....

"Apa kau tak kasihan pada Dean?"Mika hendak menolak cumbuan itu. Selain tiba tiba malu Dean juga bisa dijadikan alasan.

"Hahahha, ngapain juga. Kalau dia kesal aku tak menahannya untuk pergi."Lim melirik kearah Dean dan mengabaikn anak orang yang lagi galau itu. Yang penting urusannya kelar. Udah lama juga gak servis ala ala.

Lim masih stay menciumi Mika disana. Meremas bokong kenyal itu bahkan memasukkan tangannya dibalik apron itu.

"Ashhhh...."Desahan pertama keluar Dean buru buru menutup telinganya dengan bantal dan membungkus dirinya dengan selimut disana.

"Cobaan apa ini Tuhan...."Dean menggerutu dan masih tak ingin mendengar desahan itu lebih.

Lim mengangkat tubuh ramping Mika. Yaps, babynya belum bikin mommy nya bengkak jadi Lim masih bisa mengangkat Mika dengan ringan. Berjalan pelan kelantai dua dengan mengedong Mika ala koala.

"Huft......"Dean mengintip sedikit dan diapun bersyukur pasangan itu pindah jauh jauh. Dan dirinya kini masih nyaman dengan tiduran dibalik selimut.

"Ashhhhhh....."Desahan kedua terdengar nyaring dan disana ada gerakan tangan menggelitik kakinya.

"Sialan kamu Lim....!!!'Dean menyingkirkan tangan itu.

"Ashhhhhh....."Suara itu makin keras.

"Yak.....!!!"Dean hendak melempar bantal kearah orang yang membuat adik kecilnya merinding disana.

"Hey hey.....calm down, ini aku."Noah tertawa disana dan berhasil membuat pipi Dean merah.

Blush......

"Kalau gak tahan kenapa masih disini?"Tanya Noah yang nyatanya sudah duduk santai disamping Dean.

"Aku tadi ke apartemenmu tidak ada."Tambahnya.

Awas Noah bikin baper anak orang.

"Aku disini. Dari kemarin."Dean memberitahu dan kini dia sedang sibuk menetralkan pipi merona itu. Harus rasional genks....dia cowok keren, cool sepanjang masa.

"Kenapa HPmu mati?"Noah terlalu peduli atau kepo sich.

"Mati."Dean gak mau fatamorgana ini menenggelamkan dirinya.

"Cukup baper baper gila kemarin. Sekarang harus hati hati. Noah peduli karena aku teman Mika."Batin Dean.

"Rusak atau?"Noah ingin tahu sebab dari kemarin HP Dean bermasalah. Seolah tertular dengan Mika yang jarang banget gunain HP.

"Aku gak tahu. Kenapa sich?"Dean mulai kesal dan kini berjalan menuju dapur saja dia lapar ingin makan.

"Ya kalau rusak diperbaiki. Susah nyariinnya kalau begini."Noah mengekori Dean.

"Oho....Noah nyariin aku. Yeyyyyy...."Masih dalam batin Dean.

"Apa pedulimu juga. Baguslah mati toh aku skors gak ada yang nyariin."Dean mencoba tegar. Noah terlalu menempel.

Tegar=terlalu tergoda.

"Aku nyariin...."Noah bersuara. Dia dari kemarin nyatanya mencoba menghubungi Dean tak bisa.

"Uhuk..."Keselek bubur kan.

"Mika...kamu mau bunuh orang!!!"Teriak Dean kala itu bubur udah berasa laut samudra.

"Minum."Noah buru buru ngambilin air minum buat Dean.

...

"Untung tadi belum icup."Lim mendengar teriakan Dean. Dia masih sibuk dengan Mika didalam kamarnya.

"Aish...."Mika cemberut. Ya...untung gak ngeracuni suaminya. Tetapi sakit juga.

"Nanti tetap kumakan. Hmmm jangan manyun ah...."Lim mencium bibir itu dan memeluk Mika lagi.

"Udah abaikan bubur itu. Gimana kalau kita kuliner. Ya.....ya....."Mika meminta. Ternyata nafsu makannya makin menjadi. Dia berniat pergi kerestorannya daripada membuat sendiri.

"Sepetinya aku baik baik saja."Lim meyakinkan dirinya. Bahwa proses mual itu sudah berlalu.

"Baiklah kita kuliner nanti. Setelah selesai senam paginya."Lim menyeringai dan kini Mika hanya pasrah aja dibawah. Kan dia gak mau capek.

"Hati hati ada babynya."Pesan Mika.

"Iya....."

Lim tersenyum kearah Mika dan merekapun mulai untuk senam paginya.

.......

"Mau kemana kita?"Tanya Dean karena nyatanya Noah menyeretnya ikut dengannya.

"Gak kerja kamu?."Dan Dean sangat berharap Noah sibuk saja. Kenapa pakai acara nongol segala.

"Kerja. Tapi ini juga penting. Cari sarapan dulu. Baru kita benerin HPmu."Nyatanya Noah mengajak Dean untuk cari sarapan dulu dan ingin HP Dean segera bener.

"Aku gak mau bubur."Dean kesal mengingat bubur beracun milik Mika.

"Baiklah kamu pilih restorannya."Noah memberi pilihan. Dan dia bersiap dengan mobilnya.

"Asyik......"Anak orang jadi alay parah. Dalam hati tapi.

Dean masih sok cool disana.

Tbc
Abaikan kealayan Dean.

Yummy (bxb) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang