38.

474 80 8
                                    

"Apa aku segemuk itu."Tanya Lim sambil mengambil alih kemudi. Dia harus pergi kesekolah dan Mika sudah tidak membawa sepeda lagi jadi Mika sengaja mengantarkan Lim dahulu dan membawa mobilnya. Toh nanti sore Mika harus latihan di aula sekolah tempat Lim bekerja setelah mengatur jadwal diUniversitas dari pada Lim yang bolak balik Mika memberikan alternatif. Hmmm, Mika akhirnya kembali bekerja karena harus menabung untuk membeli rumahnya yang dijual prof.

"Iya..."Mika jujur dan kata katanya penuh semangat 45.

"Yach.....kejamnya."Lim pikir setelah Mika jadi pacarnya dia bakal ngomong lebih berperasaan tapi nyatanya enggak.

"Trus aku harus bilang kamu kurusan gitu. Yang ada kamu tetap makan yang berlemak itu dan gak ada imbangannya dengan olahraga. Ayolah lim....."Mika memberitahu. Karena Lim sangat suka sekali makan dan jarang olahraga. Sekalipun berkeringat itupun saat latihan doang. Ditambah Lim gak jadi tim inti secara garis besarnya dia gak dibutuhin penuh. Yang masuk Mika jadi Mika sering latihannya.

"Hey. Aku masih aktif di tim pemandu sorak olimpiade lo."Lim memberitahu dan Mika sangat tahu itu.

"Iya, jadi coach aja gak jadi pemainnya. Masuk cuman jadi cadangan. Besok kita berenang ya, anggap aja kencan."Lim udah ketimbun lemak jadi gerakannya lamban. Karena itu beresiko dia yang senior dan ahli kini jadi pelatihnya dan masuk di tim cadangan kalau kalau ada insiden nantinya.

"Kan aku gak bisa berenang."Lim menimpali. Dia gak bisa berenang dan dia enggak mau belajar.

"Ya udah....aku pergi sendiri."Mika manyun. Dean belum bisa diajak pergi. Dia banyak pelatihan.

"Jangan gitu donk. Iya iya besok kita pergi berenang."Lim iyain aja. Bisakan dia tunggu dipinggir.

"Kiss dulu donk..."Mika kini mendekat dan meminta ciuman kilat Lim.

Cupppppppp

.......

Mika mengatur jadwal di universitas. Dia hanya mengambil seminggu 3x tapi dengan jadwal full pagi hingga sore jadi selebihnya dia bisa istirahat dan latihan buat pemandu soraknya. Hmmmm, tidak ada kendala dalam pengaturan jadwal. Direktur universitas sekaligus papah Lim iyain aja apa mau Mika. Toh prof papahnya Mika punya jadwal penuh di universitas dan sangat berkontribusi dalam kemajuan universitas. Jadi, ini lo yang namanya simbiosis mutualisme. Membangun koneksi itu penting dalam kemajuan kehidupan.

Setelah selesai di universitas Mika mampir kerumahsakit. Karena diapun punya tanggungan disana. Setelah meminta Dimas melepas tanggungjawab kini Mika yang sering datang. Toh, ibu Noah tidak mengenali siapapun yang datang pokok itu seorang pria pasti dianggap Noah.

"Bukan jadwalnya pengunjung."Suster menahan Mika. Disini Mika jadi curiga, sejak kapan jadwal diatur atur. Dia bisa sesuka hati mengunjungi, dia sudah membayar mahal. Ini loh jeleknya Mika dia itu egois juga. Dia itu juga memaksa.

"Aku bayar ya, kalau kalian gak ijinin aku masuk dan menahan nahan diluar begini aku bisa pindahin pasien dirumahsakit lain."Mika mengancam. Walaupun dia tidak ada kerabat yang bekerja dirumahsakit atau dia tidak punya cukup uang tetapi dia merasa ini sangatlah aneh. Sejak kapan pasien dijaga seperti ini bahkan susternya jaga diluar.

"Bukan begitu, didalam ada yang sedang mengunjungi pasien. Ah.... Bukan, ada dokter yang memeriksa."Suster masih berusaha menahan Mika untuk masuk. Makin aneh gelagatnya. Seperti memberi kode orang yang ada didalam.

"Serius.......!!'Mika itu juga kepoan. Dia tak takut kalau didalam bahaya ada bom yang siap meledak.

"Tidak mungkin Alexander kan...."Mika mencurigai hal yang aneh. Jelas disini dia sudah pernah merasa dibohongi oleh Noah jadi Mika punya kesimpulan yang sama, mungkin Alexanderpun sama. Jadi Mika kini mendorong suster itu menjauh.

"Maaf ya....jangan tuntut aku yang sudah mendorongmu. Aku tak punya uang buat ganti rugi."Sebelumnya Mika memberitahu. Kalau mau tuntut dia gak ada gunanya dia gak mampu bayar denda dan kini suster itu berhasil disingkirkan Mika.

Mika berhasil masuk dan didalam nyatanya ibu Noah seperti baru saja selesai mandi tapi tidak ada orang lain didalam.

"Dimas apa kau didalam?"Mika kini membuka pintu kamar mandi disamping. Mika membukanya tetapi tidak ada siapa siapa dan saat itu seperti ada seseorang yang hendak berusaha menyelinap keluar.

"Yak......!!'Mika langsung sigap dan menahan orang itu.

Grrppp..... Sempat terlepas tapi nyatanya Mika pun berhasil menangkapnya.

"Noah...  .."

"Apa yang kamu lakukan disini?"Tanya Noah bingung. Mika mengetahui apa yang disembunyikannya.

"Yang harusnya tanya itu aku. Kenapa kamu disini.....!!!!"Mika kesal. Dia sudah berfikiran buruk selama ini. Padahal Dean serta Lim berusaha memberitahu kalau pasti ada alasan dibalik sikap Noah.

"Membantu ibuku mandi."Noah menjawab pertanyaan Mika. Itu aneh bagi Mika. Kenapa Noah akhirnya mengaku begitu saja.

"Trus kenapa kamu bohong......"Mika ingin tahu.

"Sebenarnya aku ingin terus bohong. Tapi kenapa Mika, kamu membebaskan Dimas. Dan.....arghhhhhg"Noah kesal Mika jadi ikut repot.

"Oh....ibumu masih hidup....terus Alexander tahu?."Tanya Mika lagi. Dia ingin jawaban dari Noah.

"Tahu...."Jawab Noah biasa.

"Jadi..........?"Mika merasa jadi orang yang ditipu satu satunya.

"Kupikir setelah membuat kamu patah hati Alexander akan sedih."Noah cerita kenapa dia bersikukuh untuk membenci Mika, meninggalkannya dan membuat patah hati. Dia pikir setelah melihat Mika hancur Alexander akan hancur.

"Trus dalam kenyataannya. Mafia itu tak suka drama."Mika menimpali. Mau diapain Mika pokok Mika masih hidup Alexander tidak akan sedih. Kehidupan Mafia itu kejam, Noah lupa akan itu.

"Iya. .....dan aku. ..."Ingin mengatakan menyesal tapi nasi sudah jadi bubur dan basi.

Cup

Noah mencuri ciuman bibir Mika tiba tiba. Mika yang canggung kini kaku dan mundur seketika.

Srrrrrkkkk

Clarrrrrrr

Suara alat alat operasi melayang bebas didepan Mika.

Grpppp
Noah yang sigap kini menahannya. Namun tetap saja pisau bedah itu sempat melukai leher Mika.

"Dasar pelacur!!!"Teriak PNS itu cemburu.

Tbc

Begitulah ceritanya.

Yummy (bxb) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang