97.

298 48 6
                                    

"Aw...sakit."Sano mengeluh kala Sabin mengobati lukanya.

"Kalo mommy tau gimana. Sebentar lagi makan malam."Sabin juga mengomel udah tahu kalau mommynya parnoan kalo lihat anakknya terluka masih aja bikin senam jantung disana.

"Ya jangan kasih tahulah. Bikin samar kayak kamu bikin luka bakarmu yang kemarin, biar mommy gak lihat."Sano melirik tangan Sabin yang terbakar kemarin. Agar Mika tidak khawatir Sabin sengaja melukis disana agar tidak terlihat.

"Dasar....siapa yang bikin si jago bela diri ini sampai babak belur. Perlu dikasih reword dia."Sabin menertawai Sano yang terluka karena berkelahi.

"Mereka main satu lawan 9 siapa yang gak kalah coba."Sano membela diri.

"Buktinya genji takiya bisa bantai anak buah housen."Sabin masih mencibir disana.

"Jangan kebanyakan nonton drama sama mommy. Terkontaminasi hal buruk kan? Itu penipuan Sabin."Sano memberitahu Sabin kalau di film itu hanyalah rekayasa, fiktip belaka.

"Ngomong ngomong. Dimana Siyu gak kelihatan dia."Sano mencari disekeliling dan nyatanya Siyu tak terlihat. Tadi dia masuk kedalam rumah dengan mengendap ngendap tapi tak melihat ada suara Siyu diarea lantai bawah.

"Pergi ke cinta konyolnya. Dia ada janji temu hari ini."Sabin malas membicarakan tentang Siyu hari ini dirinya merasa sial. Tembakannya meleset dan Siyu mengadu.

"Ah. Coba aja ada pelampiasan."Gerutu Sabin dan kini selesai mengobati Sano. Dia tengah mengembalikan kotak p3k nya dan satu set alat lukis untuk kulit.

"Sano...."Sabin memanggil, dia ingat sesuatu.

"Ya."Sano malas dan kini rebahan dikasurnya.

"Siapa yang memukulmu?"Tanya Sabin ingin tahu. Dia ada niat buruk disana.

"Jangan cari masalah Sabin. Kamu tidak bisa keluar rumah sembarangan."Sano memperingati.

"Iya aku tahu. Diluar sangat terik. Mana bisa aku pergi. Ini aja masih sakit."Sambil nunjukin tangan yang terbakar itu.

"Ah...aku kira. Dia itu tuch, pria yang selalu ada difoto bareng sama Leah. "Jawab Sano masih malas dan Sabin tau siapa Zee itu. Sano diam diam selalu lihat  akun sosmednya Leah dan disana selalu ada Zee.

Jedarrrrrrrr
Tiba tiba petir menyambar. Di luar kini mendadak gelap seakan akan turun hujan yang hebat.

"Aku tadi baru lihat ramalan cuaca. Jadi, kalo mommy cari bilang aja lagi ngelukis di loteng. Tidak boleh diganggu."Pesan Sabin dan kini langsung menyelinap keluar lewat jendela.

"Sabin....yakkkkkkk!!!!"Sano tidak bisa mengejar, seluruh tubuhnya terasa sakit.

"Semoga hari ini hujan sampai sore."Doa paling yang wajib diamini sekarang. Sebab bisa jadi tiba tiba panas nanti. Sano tak mau ambil pusing dan milih tidur aja.

......

"Oho.......Zee ya. Aku lihat di akun sosmedmu cukup tampan. Tapi aslinya....."Dibawah guyuran hujan. Sabin yang memakai hoodi hitam itu kini menghadang segerombolan anak anak itu, ada Zee dan teman temanya yang baru pulang main game.

"Aslinya apa. Pergilah aku lagi gak mau berantem."Zee malas. Dia tak ingin meladeni  orang yang ada didepannya. Berani beraninya menantangnya. Tapi kali ini Zee berniat melepaskan pria yang sok jagoan itu.

"Tampan....!!" Sabin mengucapkannya serius. Zee itu sungguh tampan. Untuk ukuran anak anak.

"Oh ya ampun.....Sano kamu kalah tampan ternyata. Huahahhah."Dalam hati Sabin tengah menertawai kakaknya.

"Trus ada urusan apa kamu mencariku?"Zee mulai tertantang. Dia tahu kalau dirinya sangat tampan tapi saat ada pria lain bilang begitu dia merasa aneh dan ingin muntah. Itu bukan hal yang wajar dikatakan sesama pria.

"Ingin menghajarmu!!"Teriak Sabin dan kini berlari menerjang hujan itu  dan memukul satu persatu pria yang dihadapannya. Sabin cukup kuat untuk sekedar memukul dengan tangan kosong. Tangannya itu serasa besi 50ton. Satu kali libas langsung jatuh satu persatu.

Naas, tentang ramalan cuaca itu tidak semuanya bisa diterima. Tiba tiba mendung menghilang dan masih turun hujan disana.

"Jangan sekarang kumohon......."Batin Sabin karena dia sudah kepalang tanggung menunjukan kemampuannya yang lain.

Sssssssst hujan panaspun terjadi.

"Sialll!!!!"Umpat Sabin dan kini dia mulai menahan sakit disana.

"Akhhhhhhhhhhhh"Teriak Sabin tiba tiba. Dia terbakar disana, kulitnya terkelupas merah dan terlihat butiran butiran asap keluar dari kulit itu. Zee bahkan teman temannya yang melihatnya ketakutan dan kini langsung berlari.

Sabin ingin berlari juga mencari tempat yang gelap. Melihat sekeliling sangat jauh untuk area gelap ditengah kota. Dan diapun tidak ingin terlihat aneh didepan orang orang. Dia sangat putus asa dan ingin sekali menekan gps itu agar orang rumah mencarinya.

Zzzzzt....
Seseorang datang dan menawarkan payung disana.

"Pergi dengan cepat."Ajak pria itu untuk pergi menyelinap menghindari jalanan kota. Dan kini keduanya sampai diantara gang sempit yang lembab. Gelap dan tidak ada orang yang berlalu lalang.

"Tunggu beberapa saat."Suara itu terdengar ramah dan kini keduanya tengah menunggu petang.

Tbc.

Yummy (bxb) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang