..ini adalah episode terpanjang yang aku punya. Jadi makin aneh dah..
....Brisi ingat kan? Insiden sabun.....
.....
"Pagi bos bawang.....yuhu....Mika datang......mau lihat hasil ujian.........hallo......"Dengan riang Mika datang membawa malapetaka untuk Dimas. Hahhah Rein udah kabur duluan, jadi dia gak tahu kekacauan hari ini.
"Wow...ada Eisntein versi cakep."Mika masih dengan fantasinya. Dimas berubah jadi serius. Dia sibuk ujian, dia sibuk ngurus usaha bawangnya dan kini Mika lagi membawa kesibukan yang lain.
"Tinggal nunggu hasil ujiannya. Tahun depan bisa mendaftar ke kampus. Kenapa repot repot kesini kalau hanya ingin bawang."Dimas melirik kalau mau bisa telpon dan kirim. Mika lagi sibuk ngumpulin bawang yang bagus kedalam karung. Mika gak bawa apa apa berkunjung tapi wajib bawa oleh oleh buat pulang.
"Enggak...ada yang lebih penting. Ini mision imposible."Mika antusias dan Dimas langsung serangan jantung.
"Dimas kan cakep, pinter, baik, ngemong, bahkan pinter masak. Inget waktu itu mie instan aja rasanya jadi beda kalau dari tangan kamu."Mika memuji dan disini sudah jelas ada udang dibalik batu.
"Kamu mau mie lagi. Serius udah dibolehin sama dokternya."Dimas ingin bikinin mie kalau memang Mika mau. Tapi apa udah dibolehin? Dimas gak mau bikin Mika sakit lagi karna operasi itu cukup bikin trauma dirinya juga. Bahkan Mika masih pakai kursi roda.
"Bukan buat aku, Brissi......."Mika memanggil seseorang yang nyatanya nunggu diluar.
"Aku gak boleh makan mie sebelum aniversarian operasi itu."Bisik Mika kepada Dimas. Toh itu emang pantangan banget buat Mika untuk tahun ini.
"Oh...baguslah toh mie juga kalau banyak banyak gak bagus juga buat orang yang sehat. Trus dia?"Melirik Brisi yang datang. Tidak ada yang mencurigakan. Rambut sebahu, kulit bagus, mata yang cerah, dan......cantik. Untuk ukuran pria.
"Nah....kamu senggang kan. Bantu dia buat belajar masak. Dari dasar aja dulu, masak nasi atau air maksudnya. Target satu semester harus lulus."Mika serius dengan permintaannya. Toh sudah dipastikan Brissi gagal untuk ujian kali ini dan bisa mengulang semester depan baru bisa dinyatakan lulus. Kalau lulus sich. Ya gila aja empat tahun kuliah boga tapi sama sekali gak tahu caranya masak. Basic hanya ingin masak tidak ada pengalaman bahkan empat tahun kuliah ngapain aja coba?
"Serius kamu."Dimas bernafas lelah. Ngajarin masak memang tidak sesulit nyumpal mulut Mika. Tapi dia kan juga harus persiapan ikut ujian masuk kampus.
"Ingat, membangun koneksi itu penting."Bisik Mika lagi. Brisi adalah pewaris restoran bintang lima bahkan banyak cabang. Membangun koneksi sejak dini itu penting dan pastinya restoran itu juga butuh stok bawang yang segar. Namanya bintang lima pasti mau bayar mahal barangnya.
"Hey Mika, kamu gak lagi menjerumuskan aku kan?"Dimas mencurigai hal hal aneh yang sedang menungunya. Apapun yang ada kaitannya dengan Mika pasti bikin kapasitas detak jantung jadi meningkat.
"Ayolah....cuman ajari masak. Selebihnya....biar dia sendiri mikir..masih dilanjut di boga atau ganti jurusan. Hahhahah"Tiba tiba tertawa dan itu bikin merinding.
"Ogah ah....."Dimas tahu kalau pasti ada yang tidak beres.
Bommmmmmm
Meledaklah itu dapur.
"Yakkkkkk!!!"Dimas panik dan segera mematikan api disana. Ada tamu edan tiba tiba nyalain kompor karna ingin minum kopi.
"Emang ini jaman purba kalau ingin kopi pake acara merebus aer dulu. Mana pancinya kebalik."Dimas kesal Brissi hampir saja bakar rumah kecil nan mungil itu.
"Kopi....."Brissi tersenyum gaje.
"Noh lihat ada mesin kopi."Tunjuk Dimas nyatanya dirumahnya lengkap dengan mesin kopi.
"Woahh.....barista."Kelihatan tidak berilmu pengetahuan.
"Ku bukan penjual minuman kaleng. Ini mesin kopi."Dimas menimpali dan kini dia bikinin kopi untuk Brisi.
"Aku gak dikasih?"Mika bertanya.
"Aku gak mau ambil resiko masuk penjara. Jadi kamu minum jus aja."Dan setelah bikinin kopi Brisi Dimas langsung bikinin jus buat Mika.
......
"Jadi....?"Mika
"Jadi apanya. Bawa aja ke chef terkenal pasti dia akan cepat belajar."Dimas gk bisa bayangin ngajarin anak aneh yang dibawa Mika. Mika aja yang pinter sangat aneh apalagi anak yang ada didepannya itu? Sungguh kacau hidupnya mendatang.
"Chef aja nyerah. Jadi plissss bantu dia. Anggap ini adalah ujian dari yang diatas."Muka Mika polos banget khas minta bantuan. Jadi apalah daya Dimas gak bisa gitu aja mengabaikan.
"Baiklah...."Terpaksa.
"Nah, Brisi mulai sekarang belajar pada Dimas. Biaya kursus /jam satu juta. Langsung masuk direkeningku hari ini harus lunas satu semester."Mika udah kayak butuh uang banget. Yang jadi guru pembimbing malah gak dikasih apapun.
"Terimakasih Mika. Aku mengirimnya."Brisi kan tajir jadilah ada sms masuk langsung diponsel Mika tentang transferan itu.
"Good."Mika manggut manggut ternyata bisnis ini menguntungkan. Sangat menguntungkan. Daripada korupsi lebih baik menipu. Ups, sama aja.
"Trus aku?"Dimas niat minta gajinya. Toh Mika mintanya gak tanggung tanggung.
"Kamu cukup dapat koneksi itu saja. Ingat Dimas koneksi itu susah nyarinya. Jadi....Selamat berjuang semangat!!!"Mika langsung kabur gitu aja setelah mendapakan uangnya.
"Mika....!!'Panggil Dimas kala Mika hampir meningalkan gerbang. Didepan sudah ada sopir yang menunggunya.
"Apa sich, sudah kubilang koneksi itu lebih mahal dari uang itu."Mika gak mau bagi sepeser pun.
"Gelasnya jangan ikut dibawa!!"Mika nyatanya bawa jus dengan gelasnya.
"Sumpah ya.....pinjam, besok dikembaliin. Ya kali, jusnya aku masukin ke plastik. Kita harus hemat sampah."Mika kesal. Dimas jadi itung itungan.
"Kalau gitu sewa perharinya 5juta."Dimas gak mau rugi.
"Aish....aku kembalikan"Mika pun berbalik dan meminta Dimas mendekat. Mika susah baliknya dengan kursi roda itu dan kini diapun meminum jus itu kasar.
"Dasar pelit."Gerutu Dimas tapi dia sempat tersenyum. Mika memang absurd sayangnya manisnya itu kebangetan. Gak jadi marah kan....
"Aku kembalikan ya...jangan pernah menelpon minta uang sewa."Mika mempringati dan kini diapun benar benar pergi.
"Hati hati......"
Tbc.
Gaje....
KAMU SEDANG MEMBACA
Yummy (bxb) End
HumorKuy jagain aku, aku uke lucnut. 1 september s/d 17 desember 2020.