14.

920 99 3
                                    

"Dean aku mendengar suara tembakan. Aku juga melihat beberapa orang keluar dari mobil old wagon itu."Mika bercerita.

"Iya terus?"Dean ingin tahu lebih tentang cerita itu.

"Terus aku ya kepo dan nyatanya terpeleset dan jatuh. Salah tangganya yang licin."Mika manyun.

"Kenapa gak salahin setan lewat. Kamunya aja yang kurang hati hati."Celetuk Lim. Mika terlalu mendalami cerita  itu. Seolah benar ada mafia lewat buat cuci mata didepan rumahnya.

"Sumpah aku serius, dua kok...eh. Dean kamu percaya kan?."Mika meminta Dean untuk percaya padanya dan mengabaikan Lim.

"Tiga dapat piring cantik."Lim intermezzo.

"Keren gitu kayak di film yakuza. Hmmmm andai aku ikut serta ngelihatnya."Lim ngaco padahal ini lagi gak ngelucu sama sekali.

"Ini bahaya Mika" Menatap Mika.

"Dan kamu Lim, ini bukan main main. Udah mengancam keselamatan kalau gini ceritanya."Dean yang tahu situasinya menyimpulkan kalau ini perlu ditangani oleh polisi. Mengingat dua temannya yang sebenarnya pintar cuman rada bego kalau urusan tahu itu bahaya atau enggak.

"Ah Dean, aku gpp buktinya. Jatoh pun karena terpeleset bukan karna luka tembak itu "Nyengir kuda. Ya karna itu cuman tembakan peringatan kalo beneran. Bisa the end kamu.

"Gak lucu.!!'Dean marah dan kini meninggalkan ruang rawat Mika.

"Serius Dean jangan marah. Aduch..."Mika ingin mengejar tapi dia merasa pusing. Bekas jahitan itu juga masih sakit sedangkan Lim malas ngejar Dean, dia milih baringan santai didekat Mika. Dia juga merasa lelah dan sakit.

.....

Dean menutup pintu dan bersyukur tidak ada yang mengikutinnya. Dia sudah prustasi dengan perceraian kedua orangtuanya dan dia harus milih tinggal sama siapa dan kini mendapati kedua temannya ada dalam bahaya tapi gak peka nambah pikiran diotak Dean.

"Datang juga kamu."Dean menahan Noah yang baru datang.

"Minggir aku ingin bertemu Mika."Noah memaksa masuk tetapi Dean masih kekeh menahan.

"Bisakah kau jauhi mereka?'Dean meminta dengan sangat sopan.

"Tidak bisa, dan kenapa aku harus."Noah tak percaya kalau Dean bisa sekuat ini untuk menahannya. Mau nonjok disini juga sungkan dengan suster yang berlalu lalang apalagi dia kini pas lagi berseragam.

"Kau membahayakan mereka. Apa kau tak tahu!!'Bentak Dean dan kini memukul Noah duluan tanpa ampun.

"Sialan, aku tak mengerti apa yang kau maksud. Aku tidak ingin Mika dalam bahaya. Dan kenapa kamu berkesimpulan seperti itu."Noah tak terima dan kini balas memukul. Sayang, Dean lebih gesit dan dapat menghindar dan kali ini diapun memukul kembali Noah hingga tersungkur.

"Apa kau tak melihat kau sedang menyerang siapa?"Noah bangkit dan memukul Dean kali ini berhasil dan Dean jatuh.

"Oho. Aku tak takut.....setelah kau tahu apa masalahmu aku pikir kamu akan menyerah."Dean mencibir dan kini balik memukul kembali.

Suara benar benar gaduh membuat beberapa dokter, tim keamanan, bahkan suster datang berhamburan membantu untuk melerai.

"Ini rumahsakit. Bisakah kalian tidak bertengakar disini!"Dokter itu sudah lelah kini ditambah masalah lagi.

Dean sangat marah dia ingin sekali memukul lagi tapi dia ditahan oleh bebrapa penjaga. Dean pun sedikit tenang saat Mika dan Lim keluar dari kamar rawat karena merasa diluar sangat gaduh.

Tim kepo tidak mau ketinggalan.

"Noah. .... Apa kamu baik baik saja."Mika mendekat kearah Noah. Langsung memeriksa kondisi Noah yang nyatanya bibirnya sempat robek.

"Woa.... Keren nich. Sabuk hitammu ada gunanya juga. Aku gak nyangka kamu menyerang Noah pada akhirnya."Lim gak peka malah menambah parah suasana. Bahkan memprovokasi Noah kalau Dean ada perasaan lebih.

"Dean kenanpa kamu memukulnya.?"Tanya Mika dengan muka sedih itu.

"Ingin."Jawab Dean ala kadarnya siap pergi meninggalkan lorong dan yang lainnya pun bubar.

"Ingin?sumpah itu bukan alasan. Yak......Dean berhenti kamu!!!!!"Mika teriak kesal.

Lim hanya tersenyum tipis dan kini membantu Mika mengantarkan Noah untuk diobati.

"Aku tidak apa apa."Noah tengsin.

"Kalau dihajar orang itu dibales. Jangan jadi kodok pasrah pas ditendang."Mika mengomel.

"Lihat. Dia hanya warga sipil."Noah membela diri karena dia sedang memakai seragam.

"Bilang aja kalah. Sok keren!!"Lim tertawa.

"Itu baru Dean, belum tahu rasanya tonjokkan Mika."Lim memberi kabar kalau sebenar nya Dean kelasnya masih dibawah Mika. Kalau Noah saja kalah apa kabar kalau Mika ngamuk. Dan yang sedang diledek hanya milih diam. Noah tidak tahu tentang Mika semuanya. Walau dia pegang catatan sipil Mika soal latar belakang keahlian gak semuanya di simpan.

......

"Apa yang sebenarnya terjadi hmmm?"Tanya Mika pada Noah. Melihat luka lebam itu cukup parah.

"Hayoloh....pasti ada cinta dalam doa."Lim masih dengan fantasinya.

Noah yang mendengarnya sangat kesal.

"Lim..."Mika gak mau terjadi salah paham. Karna sejatinya cemburu bisa meleburkan jantung.

"Dia hanya menahanku masuk. Saat aku bertanya dia mulai memukul. Ayolah Mika ini tidak apa apa jangan marahi Dean. Aku tahu situasinya sangat sulit dan dia perlu pelampiasan."Noah membela.

"Ya gak gini juga kan?.dia udah keterlaluan."Mika sedih kalau temannya jadi gak akur sama pacarnya.

"Tapi ada benernya Dean sampai marah memukulnya. Disini aku dipihak Dean sebab........."

Noah melirik Lim dengan tatapan membunuh.

'Karena kamu datang terlambat dan kamu tidak bisa berkelit. Mika sudah menginap disini dua hari dan kamu baru datang. Pacar macam apa ini wahai hayati. Aku juga ingin membunuhmu. Tapi luka ini udah kering takut robek lagi!!"Lim menunjuk lukanya berteriak dan menyeret Mika kembali keruang rawatnya.

"Tapi lim.... Lim..."Mika tak mau meninggalkan Noah begitu saja.

"Dia perlu diberi pelajaran. Biar dia tahu ada orang yang sayang kamu dan dia tidak bisa seenaknya begitu saja."Lim lagi main drama superhero. Dia nyelamatin pria malang yang dibutakan cinta. Aye aye do do do....

Noah ingin mengejar tapi dia juga merasa perlu belajar. Jadi dia kini sedang berfikir untuk memenangkan hati semuanya biar bisa berjalan normal kembali. Noah berfikir semua sudah mulai meragukannya.

....

"Lim kamu lebay."Mika bersuara saat Lim membawa masuk Mika masuk kedalam ruang rawatnya.

"Baru dua jam juga bilang dua hari. Hmmm pantesan nilaimu dibawahku."Mika sombong. Itu memang sifatnya jadi Lim gak peduli Mika ngolok apapun.

"Lebay gimana. Ingat disini aku hyung......."Lim sok keren.

"Aku juga gak pikun pikun amat. Cuman lagi bermajas. Hmmm ujian kemarin masih membekas dihati."Lim  masih dengan sikap pedulinya. Tapi memang untuk urusan ini mereka tidak pernah cocok.

"Berterimakasihlah pada hyungmu ini menjauhkanmu dari pacar yang gak tepat waktu." Melipat tangan sok keren.

"Ahjusssi kamsahamida."Mika menunduk sopan. Tapi ga gitu juga kali.

Lim gak menyangka punya Mika dikehidupannya yang punya kenormalan yang hakiki.

"Bodo."Lim pun akhirnya memilih meningalkan Mika sendiri dan pergi mencari udara segar daripada kena serangan stroke mendadak.

Tbc

Abaikan typo....

Edit susah. Di HP......
Tapi emang ngetiknya di HP sich.

Hhhhhhhhh

Yummy (bxb) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang