54.

415 67 14
                                    

"Anggap aja mobil rusak."Lim menepuk bahu Sangha lagi. Orang yang benar benar belum mengerti Mika pasti sakit hati.

"Huft...."Sangha bernafas lelah. Dia tahu Mika itu segalanya buat Dean. Karna Dean pun tahu betul akan Mika. Bahkan sofa dan korden itu dibeli dengan warna kesukaan Mika. Walau pergi membelinya dengan dirinya.

"Ikut sarapan gih...."Pinta Lim agar Sangha ikut sarapan bersama Dean serta Mika. Lim lagi gak mood sarapan dan masih menikmati tiap batang rokoknya dan kopi itu.

"Aku tak diundang eoh. Jadi aku disini saja."Sangha memilih duduk dan menikmati sinar matahari pagi bersama Lim.

....

Dean dan Mika selesai sarapan dan Mika sudah meminum obatnya. Untungnya Mika memilih tidur daripada makin berisik buat bully anak orang. Dia lagi tidur nyaman dikasur Dean.

"Dia gak tidur semalam."Lim memberitahu dan kini mencium pipi Mika dan memberikan selimut.

"Jadi pergi nanti sore?"Tanya Dean karna Lim harus pergi buat persiapan olimpiadenya.

"Iyaps, tapi tanpa Mika. Tahu sendirilah dia baru operasi besar aku gak mau beresiko."Lim memberitahu, toh hanya olimpiade tahunan tak perlu heboh minta dukungan pacar untuk datang.

"Aku juga tak menyarankan dia ikut. Jadi semangat disana dan pulang bawa emasnya."Dean mendukung, diapun gak bisa datang karna bentar lagi nikahan dia perlu banyak persiapan.

"Iya iya...tapi mau minta tolong."Lim serius akan itu. Dia masih dengan menghisap tiap batang rokoknya.

"Jagain Mika kan...siap bossss!!"Dean hormat ala prajurit. Gak usah disebut pun dia tahu apa tugasnya. Tapi jauh disana Sangha yang lagi menyibukkan diri untuk memotong buah tidak sengaja memotong jarinya.

"Aduch. . .."Tuch kan berdarah.

"Hati hati.....tanganmu juga berharga buat sembuhin banyak orang."Dean sigap membantu dan kini Deanpun membalut luka Sangha. Tapi disana terlihat pipi Sangha memerah dan Lim mencurigai tentang sesuatu.

Dulu Sangha pernah menempel padanya namun tiba tiba menghilang dan kini dia dapati dengan kedua matanya sendiri tentang kenyataan Sangha mengejar Dean. Tapi Lim bingung, kenapa tiba tiba Dean? Dan disitu Lim yakin sikap brutal Mika memang beralasan.

Dean straight dan memang dia itu baik. Tak pernah jijik dengan skin ship agresip soalnya Mika itu parah soal itu. Bikin salah paham pokoknya.

Dan kini Lim pun jadi jahat dadakan.

"Gak ada jadwal kuliah. Setahuku kampus lagi sibuk ujian?"Tanya Lim sedikit ingin menjauhkan. Toh kampus lagi sibuk sibuknya ujian. Sangha tidak ikut akselerasi jadilah tahun ini dia harus persiapan ujian. Tapi melihat Sangha sangat santai. Jadilah itu terlihat lebih aneh. Dia aja dulu ikut akselerasi sampai mimisan tapi ini yang dokter malah santai.

"Iya...."Balas Sangha dengan senyuman seakan dia enggan untuk pergi.

"Sudah belajar. Mika aja mulai sibuk dengan proses penilaian."Lim masih ingin mengingatkan posisi Sangha.

"Betul juga itu. Maaf ya sudah merepotkanmu disini. Baiklah....kamu  harus pulang, belajar yang giat...."Dean menyemangati dan kini membantu mengemas barang barang Sangha.

"Menginap?"Lim langsung pusing dan untungnya Mika tidur jadilah mulut sadisnya tidak mencabik cabik Sangha.

"Iya.. Kemarin kemalaman karna bantu dekor jadi aku suruh nginep."Dean memberitahu.

"Naik taxi?aku antar ya?"Lim menawarkan.

"Aku bawa mobil, terimakasih tawarannya. Dean nanti kalau perlu sesuatu jangan sungkan."Sangha pamitan.

"Terimakasih ya...."Dean kini mengantarkan Sangha sampai parkiran.

"Punya teman gak peka itu emang susah."Gerutu Lim dan kini memilih baringan dikasur dimana Mika tidur dan Lim memeluk Mika mesra disana.

......

"Sumpah ya....kalau mau mesum jangan disini."Dean datang marah marah. Dia dipingit tapi malah melihat Lim mesra dengan Mika.

"Belum ngewe pun. Aih....."Lim tersenyum.

"Jangan berisik ok."Lim masih memprovokasi.

"Kalian bener bener ya....teman sesat!!"Dean hendak melompat ketengah kasur tapi ditahan Lim.

"Awas!!!'Lim melindungi Mika agar gak terhimpit Dean dan Dean kini tiduran disamping Lim dan Lim ada ditengah.

"Ngomong ngomong aku belum tidur ya..... Sangha pun sama. Aih....kenapa aku gak memikirkannya. Dia tadi mengemudi sendiri!!'Gerutu Dean khawatir dan kini mengambil ponselnya untuk memastikan kalau tidak ada tindakan konyol yang bakal terjadi.

"Jangan ....biar aku."Tahan Lim agar Dea tak menimbulkan kesalahpahaman lebih karna Sangha dalam mode on ingin mengsalah artikan semua tindakan Dean. Dan Lim kini memilih menggantikan untuk mengirim pesan kepada Sangha.

"Jangan dipaksa mengemudi."Lim.

"Aku berhenti diasrama. Dan ini sudah sampai"Balas Sangha. Dan itu membuyarkan kekhawatiran, sebab asrama fakultas kedokteran  itu tidak jauh dari apartemen Dean. Cukup 1km sampai.

"Istirahat yang baik...."Lim

"Terimakasih."Sangha.

.....

"Lihat...dia baik baik saja."Lim memberitahu.

"Baiklah....."Dan kini Dean meletakkan kembali ponselnya.

"Dean jangan terlalu baik dengan orang asing."Lim memperingati.

"Oho..... se harusnya kamu bilangin seorang yang ada disampingmu itu."Dean melirik Mika yang masih ngorok santuy. Mika lebih parah untuk urusan melibatkan diri untuk membantu orang.

"Iya juga sich...."Lim tersenyum lelah. Susah bilangin ke Mika kalau urusan tolong menolong.

"Btw...kamu tahu orangtua Sangha?"Tanya Dean tiba tiba.

"Iya, punya rumahsakit dan papahnya jadi dokter keluarga."Lim memberitahu kalau papahnya Sangha itu bekerja untuk keluarganya.

"Kenapa tiba tiba bertanya?"Lim curiga .

"Dia terlihat tertekan gitu. Tapi aku sungkan nanyanya."Dean jadi curhat. Dia membantu Sangha karena memang sangat sangat terlihat Sangha kurang ekspresi untuk hidupnya.

"Karna dia gay tapi ortunya gak nerima jadilah dia tertekan gitu."Gerutu Lim dalam hati.

"Kan dia lagi ujian kedokteran jadi stop buat bikin dia repot ngebantu urusan nikahan kamu."Lim memberitahu Dean secara tidak langsung untuk menjauhi Sangha. Karena Sangha lagi ujian.

"Iya.... ......"Dean kini menatap langit. Tiga pria dewasa itu kini tengah rebahan diatas kasur Dean.

"Tapi kayaknya enggak hanya itu." Dean ngelirik kesamping. Dia melihat tidak seperti yang dibilang Lim. Sangha tertekan bukan karna ujian.

"Lim....apa kau mendengarku?"

"Ah....sial...."Nyatanya Lim udah tidur duluan. Dan kini dengan senyum tipis Dean pun ikutan tidur.

Tbc.

Aku gak cek typo

Lanjut besok gaes.... Capek .

Met mlm minggu. Berharap badai tapi nyatanya cerah.

Yummy (bxb) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang