Salah paham itu bisa bikin sesak nafas.
......
Dean sudah mulai ngantor masa skornya udah kelar. Jadi dia udah siap dengan baju dinasnya. Pakai jas rapi itu adalah pakaian sehari harinya jangan lupa sepatunya. Tapi kali ini dia simpan sepatu kerjanya dia ganti dengan sepatu olahraga yang nyaman.
"Dipecat masa bodo."Gerutu Dean yang ingin keluar dari zona nyamannya. Dean yang perfecsionist nyatanya punya jiwa jiwa pemberontak.
Tapi belum apa apa dia udah ganti sepatunya setelah sampai diparkiran kantor. Perlu nabung dia, kalau berteman dengan Mika jangan lupa wajib sultan. Jadi gak mungkin dia nganggur untuk saat ini.
......
"Huft kenapa harus ketemu dia lagi sich....."Gerutu Dean kala ada pria berseragam polisi ada dipintu depan. Mau kabur udah terlanjur dilihat Noahnya. Sebab beberapa hari terakhir dia suka ngilang tiba tiba kala Noah nyariin.
"Pagi...."Sapa Noah.
"Pagi juga."Dean mlengos dan hendak pergi masuk untuk bekerja.
"Dean, hey....."Noah mengejar dan menangkap bahu itu agar Dean berhenti dari langkahnya. Dean itu tinggi jadi beberapa langkah udah jauh.
"Aku bukan divisi narkotika. Kamu bisa pergi keruangan 001 disana ada divisi narkotika."Dan memberitahu jalan menuju ruang kejaksaan dimana biasa menyelesaikan tentang kasus narkotika.
"Aku perlu ngomong sama kamu."Noah
"Hmmm, aku harus rapat."Dean buru buru.
"Dean plis....10 menit....oh tidak 5 menit aja."Noah menggeser Dean agar tidak ditengah jalan. Ada orang yang berlalu lalang buat masuk.
"Ada apa lagi sich. Aku udah gak free."Dean memberitahu kalau dia sudah mulai sibuk. Bahkan seminggu terakhir masa skornya dia habiskan buat tidur kemarin. Diajak Noah, Mika bahkan Lim dia menolak.
"Bisa kita makan siang bareng?"Dalam hati Noah.
"Terimakasih. Aku ke divisi narkotika. Bye."Tiba tiba Noah ngacir dan pergi meninggalkan Dean.
"Dasar!!"Dean kini memutuskan untuk pergi keruangannya.
........
"Gimana berhasil?"Mika bertanya pada Noah. Mereka lagi ngopi santei didepan kantor kejaksaan.
"Ngomong aja belum. Berhasil darimana coba."Noah curhat. Dia sangat canggung buat ngajak Dean pergi pergi.
"Ya itu salahmu sendirilah. Emang radar gay mu itu udah usang sampai gak bisa ngelihat kemarin. Ha...."Mika mengaduk kopinya. Tapi dia gak minun, nyium aja boleh kan aroma kopinya. Dia gak bisa minum cafein baby pasti berontak disana. Oh iya, perut Mika udah gede lo.
"Iya tahu, iya merasa tapi Dean kan sukanya sama perempuan."Noah curhat tentang keraguannya.
"Dulu."Mika menyela.
"Makanya aku jodohin aja ke Bianka. Kali aja emang dia jodohnya."Noah melepas nafas lelah.
"Terus Dean bakal bahagia gitu. Aish....dia juga galau tahu."Mika menceritakan dimana Dean pernah baper baper aneh sampai akhirnya memutuskan untuk tidak menempel lagi.
"Dia takut setelah memulai denganmu dia akan berubah dan menyukai perempuan lagi."Mika memberitahu.
"Dan....kamu emang bego!!"Dean tiba tiba nongol dan duduk diantara mereka.
"Hahhahah....dia emang ....."Mika ingin mengolok tapi dia ingat ada baby jadi dia milih diam.
"Iya iya...aku memang gak sehebat kamu."Noah baper.
"Ekspresi mafia kok kayak gitu "Mika sarkas. Kayak hello kitty kehilangan mulutnya.
"Apa sich."Noah kini jadi malu malu. Image sangar itu tidak berhasil dimata Dean maupun Mika.
"Jadi.....?"Noah melirik Dean. Gak perlu kata suka kamu, gestur itu sudah memberi jawaban.
"Gimana baby?"Dean gak merespon Noah.
"Baik. Syukurlah mereka tumbuh dengan sehat. Hari ini mau cek up."Maka tersenyum lega.
"Halloween udah kelar. Masih ada aku disini."Noah kesal dia diabaikan.
"Apa sich. Gak kerja kamu?"Tanya Dean kala melihat Noah malah santai santai ngopi didepan tempat kerjaanya. Mana pakai seragam polisi lagi.
"Sok keren dia...mau ngapel gebetan."Mika menambahkan.
"Siapa, Noah ada cem cemana disini?"Dean menyelidik dan disana Noah hanya bisa membuang muka. Kejam kau Dean.
"Ada kok.. Tapi udah gak ada rasa dia. Sungguh kasihan....."Mika masih sibuk menciumi aroma kopi itu.
"Kita pulang."Noah tiba tiba minta Mika untuk ikut pulang. Tadi dia memang sengaja dimintai ngantar Mika kerumahsakit oleh Lim.
"Balik dulu ya Dean. Capek duduk lama lama."Keluh Mika.
"Iya. ..hati hati."Dean mengantar sampai depan.
......
"Kenapa kamu bikin suasana aneh sich?"Noah menggerutu dia sudah mulai mengemudikan mobilnya.
"Kamu aja yang ngerasa aneh."Mika melirik sadis.
"Enggak. Tapi kamu!!"Membalas Mika.
"Dulu aku pernah tanya ke Dean sekarang giliran aku tanya ke kamu."Mika serius. Tiba tiba perutnya sakit jadi dia tengah bertahan disana.
"Kamu sebenernya suka Dean atau hanya menganggap teman?"Mika serius. Terlihat matanya membulat dan keringat dingin keluar tiba tiba.
"Kalau hanya teman gak bisa dibilang gitu juga sich. Suka....ya suka bahkan kita udah tidur bareng. Tapi.....kenapa dia jadi dingin gitu."Nah lo Noah gantian galau.
"What!!!sumpah.....one night stand you crazy?"Sok inggris.
"Hanya tidur. Jangan pikir kayak kamu....?"Noah menimpali. Mika mah memang suka sembarangan.
"Hemmm udah lama juga waktu ngembaliin baju ganti aku nginep. Udah gitu aja gak ada apa apa. Makanya aku bingung dia nunjukin rasa marahnya, rasa tidak nyamannya tetapi saat aku kejar dia kayak ngejauh."Noah bingung sendiri. Selain dia emang gak peka nyatanya gak tahu sinyal milik Dean yang unik.
Mika gak denger.
"Mika...."Noah memanggil masih dengan fokus menyetir.
"Mika........"
Mika masih gak menjawab dan saat lampu merah Noah pun menoleh. Dia pikir tadi Mika tidur.
Tapi,
"Mika....yak!!!!!!!!!!!!!!!!! Jangan lahiran disini. Sumpah!!!!!"Noah panik seketika dan kini langsung menyalakan sirine polisinya dan bergegas menerjang jalanan agar cepat sampai dirumahsakit. Mika kesakitan disana bahkan hampir pingsan.
Tbc.
Gak usah panik.... Dia gak lagi lahiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yummy (bxb) End
HumorKuy jagain aku, aku uke lucnut. 1 september s/d 17 desember 2020.