87.

359 60 12
                                    


.....

......

Episode paling emosi.

"Darimana kamu dapat biaya penelitian?"Tanya Mika kepada Sangha. Keduanya nyatanya bertemu di cafe saat Mika tengah ingin minum kopi.

"Sungguh kamu ingin tahu?'Sangha berbalik bertanya. Mika yang tadi tiba tiba mendatangi Sangha. Rasa penasaran Mika ingin segera diobati. Sangha terlalu mengenal dirinya. Bahkan dirinya kadang masih ingin cari tahu.

"Aset orangtuamu tidak akan mampu menutup biaya itu."Mika sudah lama dibidang ini bahkan prof serta ibunya juga sangat kesulitan dimasanya. Butuh donatur untuk penelitian. Dan jelas itu biaya individu yang dikeluarkan Sangha dan jumlahnya sangat banyak. Mika mencurigai ada praktek gelap didalamnya.

"Sungguh......kau benar Mika. Tapi aku juga bekerja dibidang lain."Sangha meledek disana tak hanya Mika yang dapat uang dari hasil kerja lain tapi Sangha juga melakukannya. Pekerjaan itu beda cuman hasil akhir mereka sama. Yakni sama sama ilegal. Pundi pundi uang Sangha diatas dari gaji dirinya bila jadi dokter spesialis makanya Sangha cukup mampu untuk rumah itu.

"Sudahlah kalau tidak mau mengatakannya. Aku pergi....!"Mika berdiri dari kursinya tadi pelayan sudah memanggilnya. Dia ingin berjalan jalan sebentar sambil menghirup aroma kopi sebelum pulang kerumah. Sangha tidak bisnis obat obat bahkan senjata. Jadi.....? Mika masih ingin tahu karena praktek Sangha ada dirumahsakit pasti masih dalam ruang lingkup disana.

"Tapi apa? Jual ginjal ilegal? Ah....gak mungkin."Gumam Mika sambil membuka pintu cafe.

"Apa kau masih merasa kesakitan?"Tanya Sangha tiba tiba dan perlakuannya sungguh membuat Mika bingung. Sangha sengaja membukakan pintu itu yang lumayan keras tarikannya.

"Sedikit..."Mika mengaku. Obat yang diberikan Sangha belum dia gunakan. Mika belum tahu waktu yang tepat untuk menggunakannya mengingat ini eksperimen langsung.

"Coba hirup kabut pagi. Itu akan membantumu. Kurangi cahaya disekitarmu. Mereka tidak akan menyakitimu."Sangha memberitahu. Seakan dia tahu apa yang dibutuhkan ketiga baby itu.

"Baiklah....."Mika memilih langsung pergi.

"Mika"Sangha memanggil.

"......."Mika menoleh.

"Walau sangat menyenangkan berjalan jalan sendiri alangkah baiknya kita pergi bersama."Sangha tiba tiba kini menggandeng tangan Mika agar dia diijinkan untuk berjalan bersama.

"Yak....kita gak seakrab ini."Mika menolak dan melepaskan gandengan Sangha.

"Dibelakang 1m!"Mika memerintah.

"Aku bukan jongosmu ya, yang harus jalan dibelakangmu."Sangha menggerutu saat Mika menyuruh Sangha untuk jalan dibelakangnya saja.

"Hahhaha, dasar gila."Mika berhenti dan kini Sangha pun kaget saat tak sengaja menabrakkan diirinya pada Mika karena kurang konsentrasi tadi.

"Mau mampir kerumah?"Tanya Sangha. Dia sangat sangat ramah disana.

"Maaf Terimakasih."Mika menolak. Sungguh itu ajakan yang tidak manusiawi setelah apa yang sudah dilakukan Sangha pada dirinya, pada teman temannya.

"Disana ada prof."Sangha memberitahu.

Jlep.....

Ternyata Sangha sudah sampai ke keluarganya.

......

"Sungguh kamu benar benar gila!!'Mika terbelalak dengan apa yang tengah dikerjakan prof disana atas dasar bantuan Sangha. Uang hasil penjualan rumah nyatanya tidak dipakai untuk liburan. Tapi apa ini?

Ada bisnis kejam disana. Lebih lebih dari apa yang dilakukan Mika.

"Apa kamu mau souvener emas dari 1000 th sebelum masehi. Aku punya.'Sangha menunjukan tumpukan emas itu. Kalo dijual jelas itu sangat mahal.

"Ya kali aku menyimpannya. Aku tak mau."Mika menolak dan kini berjalan pelan menuju gudang itu. Sumpah disana ada bau anyir khas darah yang semerbak.

"Apa yang papah lalukan disini?"Mika bingung prof begitu antusias disana. Diumurnya yang sudah tua nyatanya ambisi itu tidak pudar.

"Aku butuh penelitian dan dia mendanainya jadi....."Prof memberitahu dan benar jiwa seorang prof adalah belajar dan ingin merubah dunia. Dan disana otak jahat Sangha sangat berlaku.

"Ok. Aku mengerti tapi kenapa harus......arhggghh."Mika membuang nafas kasar. Dia benar benar tak mengerti. Dia juga belajar sejarah dibulan pertama dia kuliah dan sejarah itu memanglah ada. Sangha mendapatkan banyak uang dari koleganya hanya dengan menjual darah.

"Bolehkah aku minta air?"Mika meminta dia ingin duduk sebentar. Dia tak menyangka dengan apa yang ada didepannya itu.

"Mereka hanya makan dan pergi."Sangha memberitau sembari memberikan air untuk Mika.

"Iya aku tahu. Tapi keberadaan mereka bisa memusnahkan manusia apa kalian tahu?"Mika mumet seketika. Kedua orang yang terlalu pintar itu sangatlah gila.

"Menciptakan ekosistem baru apa salahnya?"Prof seakan melepas tanggung jawab jadi orang baik.

"Lalu.....siapa yang akan ada diurutan paling tinggi. Apa kalian sudah memikirkannya?"Mika ingin tahu solusi keduanya kalau tidak berhasil dia akan turun tangan. Bisa bisanya prof dan Sangha memberi makan vampir. Senjata pemusnahan manusia paling ekstrim ini karena vampir hidup lama bahkan terus minum darah.

"Ada disana!'Tunjuk prof. Dia serius menuju perut Mika. Eksperimen terakhir Rosa mamah Mika nyatanya dimanfaatkan oleh prof.

"Tunggu....sekarang aku sedikit mengerti kenapa mamah bunuh diri. Bukan karena Alexander atau Wui lan. Tapi kamu!!! Dia stress karena mikirin betapa egoisnya kamu."Mika marah dan kini menunjuk prof sebagai biang masalah dari awal. Hanya demi ambisinya dan Rosa adalah korbannya sebab Rosa penyumbang gen dan media penelitian selama ini.

'Karena dia menangis sebab hidupnya hancur karena dua pria itu. Jadi aku kasih saran dia menyutujuinya dan lahirlah kamu.'Prof berterus terang dia sangat santai disana. Sungguh ironi, bahkan Rosa dimanfaatkan sampai akhir.

"Cinta....apa kamu tidak mencintainya?"Mika menyayangkan hal itu.

"Dia tidak pernah menyukai ku."Alasan pribadi yang sangat konyol.

"Oh......sssst."Mika tak habis pikir dadanya tiba tiba sesak disana.

Ada seseorang yang sangat berambisi dan tak lain adalah orang yang membesarkannya. Melindunginya bahkan menjaganya hanya untuk hasil akhir penelitiannya menciptakan mata rantai ekosistem baru.

"Kalau bayi itu berhasil dia akan jadi urutan paling tinggi."Prof yakin akan apa yang dikerjakannya.

"Ya ya....aku mengerti. Tapi aku tidak akan membiarkannya terjadi."Mika memegang pistolnya dia sudah siap menarik pelatuknya.

Terdengar suara melengking Vampir. Mika tahu cara membunuh mereka.

Dor

Dor

Dor

Mika menarik pelatuknya. Dia membawa senjata kemana mana karena dia tahu tidak bisa menunggu seseorang untuk menyelamatkannya.

"Ini harus selesai hari ini."Mika memberi perintah dan kini Noah serta Wui lan ternyata ada dibelakangnya.

"Aku mungkin selalu lambat dibelakang tapi aku tahu apa yang harus kulakukan untuk mencegahmu."Mika terlihat seperti ketua Mafia disana. Dengan mudah menarik pelatuknya hanya untuk membunuh orang.

Tbc ....

Ingatlah Mika punya gps jadi jangan bilang aku ngadi ngadi karena muncul anak buah Wuilan tiba tiba.

Yummy (bxb) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang