67.

378 64 29
                                    

Awas nanti jatuh cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awas nanti jatuh cinta.....cinta kepadaku......uu uuuu uuuu....

....

"Kak.........."Rein pulang dan kini teriak aneh setelah melihat hal konyol diteras. Walau itu bukan hal yang menggelikan tapi cukup aneh ketika orang dewasa hampir seabad mainin bunga es dengan penuh hikmat. Apalagi sampai senyum senyum gaje.

Sejak Mika mengirim Brissi kerumah kecil itu nyatanya suasana disana makin gaduh. Setidaknya tidak sempat sakit hati karena Mika gak ada dengan mulut sadisnya. Hanya saja tergantikan Brissi yang polos polos absurd. Bahkan sangat mengerikan.

Dia lagi heboh ngelihat bunga es. Seumur hidupnya baru pertama kali dia bersihin lemari es yang ada bunga es nya. Padahal destinasi liburannya bisa saja keluar negeri dengan negara yang punya salju. Tapi gak gini amat dah. Rein geleng geleng kepala.

"Iya.....listrik mati jadi kakak sekalian bersihin lemari es nya. Kenapa?"Heran kenapa adiknya teriak heboh habis pulang dari nganterin bawang di restoran.

"Itu anak orang mainin bunga es."Masih dengan perasaan aneh. Rein gak nyangka bunga es bikin orang sebahagia itu.

"Suka suka dialah. Setidaknya dia gak bikin kacau dapur lagi. Lusa dia akan mulai ujiannya."Dimas memberitahu karena mungkin Brissi akan sibuk dan tidak akan kembali.

Syukur dah......

"Yah....rumah sepi donk."Gerutu Rein kala dia seakan kehilangan anggota keluarga baru. Walaupun diawal Brissi itu ganggu banget. Tapi lama kelamaan yang ada mereka terbiasa dan tidak ingin kehilangan.

"Tapi kan kamu harus ujian. Dan kakak udah mulai ospek." Keduanya juga sedang sibuk sibuknya. Syukurlah Brissi cepat belajar jadi bisa segera pergi buat nyusul ujiannya.

"Harus fokus."Rein menimpali mau bagaimanapun dia dapat beasiswa itu jadi tidak boleh mengecewakan dengan nilai yang kurang.

.....

"Sini......!!"Tiba tiba Brissi datang dan menarik Rein bahkan Dimas.

"Kenapa eoh......."Keduanya bingung. Baru merasa tenang karena Brissi gak berisik karena sibuk bermain bunga es dengan dipukul pukul pake palu tadi, kini keduaya diseret buat keluar.

"Maaf....."Muka polos minta ditimpuk itu nyatanya berhasil bikin seseorang yang tadinya takut kehilangan kini ingin sekali mengusir Brissi dengan sekali tendang.

"Yak.......!!!!!"Rein yang notabennya agak kasar langsung berteriak heboh dan berlari kearah pecahan bunga es itu.

"Astaga......"Dimas hanya memijit pelipisnya pasrah karena hal konyol tidak pernah lepas dari Brissi.

"Ganti rugi lo....udah tahu kita miskin. Nambah kemalangan aja. Hua........"Rein langsung menyingkirkan palu itu. Lantainya hancur juga. Niat banget Brissi mukulnya sampai tembus dan bikin lantai keramik yang lusuh itu pecah. Gitu gitu berlantai dan belum mampu bikin lantai yang licin. Lha ini sama anak sultan aneh kelebihan otak malah ikut dihancurin.

"Abis putus cinta kamu. Aish....."Rein kini meratapi lantai itu hancur. Butuh berabad abad buat benerin baru. Mereka butuh banget uang buat nabung ini malah dihancurin sama anak sultan yang gak tahu itu penting atau enggak.

"Enggak ...cuman seru aja."Watados. Dan kini Dimas memilih meminta Brissi masuk aja. Brissi udah ada peningkatan karna itu aman ditinggal sendiri didapur dan kini memintanya untuk bersiap bikin masakan.

"Brissi kamu masuk aja gih. Mulai memotong sayurannya. Mika nanti datang mau mampir."Dimas meminta Brissi untuk memulai masak. Tamu agung mau datang dan Rein kini tambah ngebul.

"Satu bikin rusuh satu bikin otak meleduk. Sumpah ya......gini amat beban hidupku."Rein tertawa tapi dia juga meneteskan airmata. Drama hidupnya terjadi gegara Mika. Sumpah nano nano rasanya kayak permen asam asin. Tahu gini dia ikhlas kemarin dicuekin Mika dan gak pake acara penculikan konyol. Ya....gini nich kalau ada niat jahat tapi gak dipikir untung dan ruginya.

"Udah udah...nanti tinggal taruh pot bunga biar gak kelihat lobang. Dan bikin jatoh."Dimas membuat Rein agak lebih tenang. Udah terlanjur pun mau diapain gak bakal balik kecuali konstruksi baru.

"Ya Tuhan......."Rein makin prustasi mendengar perkataan kakaknya itu. Tidak membantu sama sekali. Sabarnya itu gak kira kira. Sangking sabarnya malah bikin sakit hati.

"Terserah dah....serah....."Dan kini Rein memilih mengangkat pot dan ditaruhnya diatas lobang biar gak bikin kesandung.

"Mandi gih, kakak mau bantu didapur dulu."Dimas kini berjalan menuju dapur dan meninggalkan Rein yang ambigu menatap pot bunga didepan terasnya.

Sungguh tidak ada estetika sama sekali oh dunia...... Itu pot benar benar lagi meliuk tepat didepan pintu dan berada ditengah tengah jalan. Ya kali kalo jalanya lebar.

"Kalau pot ini juga ketendang. Bakal kugati almari biar kelihat!!"Rein serius dengan apa yang dia pikirkan. Karna dia sendirilah yang paling ceroboh kalau lagi buru buru dan sekarang dia seakan bikin jebakan batman buat dirinya.

Oh ....bunga....dimana dirimu berada.....

Disini tsay....

Tbc.

Yummy (bxb) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang