Karena orang bisa berubah kapan pun itu.
......
Terlihat Mika sudah jalan jalan kedalam mimpinya bahkan Lim sudah tak ingat kalau dia tidur disofa. Sedangkan kini tersisa Sangha yang masih stay menatap Dean yang tidur disamping Mika.
Berjalan pelan menghampiri Dean dengan keadaan mabuk itu. Tersenyum memandangi Dean. Dengan penuh keyakinan Sangha pun melakukan nya.
Dia mendekatkan wajahnya.
Cup
Ciuman kilat itupun terjadi. Dan saat Dean membuka mata Sangha pun buru buru pergi namun tidak sampai disitu. Dean bangun dan menggapai tangan itu.
Cup
Eumm
Dean mulai mengulum bibir mungil itu. Keduanya saling berciuman bahkan lupa untuk bernafas. Dean terlalu memaksakan dan Sangha merasa nafasnya terputus.
"Dean....."Sangha mendorong tubuh Dean menjauh agar dia bisa menghirup nafas panjang.
"Apa kamu mau itu atau.....?"Dean menawarkan. Apakah hanya ciuman atau sex?. Dia akan memberikan dengan sukarela.
"Apa kau gila?"Tanya Sangha dan kini dia mulai marah.
"Aku tidak gila cuman ingin tertawa saja."Dean lantas tertawa dan mengemasi barang Sangha.
"Aku panggilakn taxi."Lantas emosi Dean berubah kembali dan kini dengan kasar menyeret Sangha untuk keluar dari apartemennya.
Sampai diparkiran pertengkaran hebat pun dimulai.
"Dean aku menyukaimu. Semua perlakuanmu itu membuatku nyaman tapi kenapa kamu seperti ini?"Sangha bingung karena Dean tiba tiba kasar.
"Karna inilah aku yang sebenarnya. Aku tak segan memukulmu!"Dean berteriak lantas memukul Sangha tanpa ampun. Dean memulai dan diapun ingin mengakhirinya tapi seolah dia tak bisa bangun dan terjebak disana dan karena pukulan bertubi tubi, membuat bibir itu terluka.
Brugh....
Sangha pun terjatuh dilantai parkiran."Dean sadar....kamu tidak mabuk kan?"Sagha khawatir kalau Dean nyatanya terpengaruh alkohol dan dia tengah mabuk.
"Apa kau tidak lihat aku tidak minum satu gelas pun."Masih marah dan kini menarik kasar Sangha untuk berdiri sejajar dengannya. Dan kini dengan brutal mencium Sangha tanpa ampun disana.
Dan....
......
Jlep
Dean membuka matanya. Dia tengah mimpi buruk. Nafasnya tersenggal dan diapun langsung bangun dari kasurnya. Sempat melihat Mika kehilangan selimutnya Dean pun menarik selimut itu untuk Mika. Berjalan mendekat kearah Lim dan Dean pun memberikan Lim selimut disana.
"Sangha...."Dean pun membangunkan Sangha dan memintanya untuk pulang saja. Dean ingin mengusir Sangha karena mimpi buruk itu seolah sangat nyata. Selama ini tidak ada yang salah dengan hidupnya. Dia tidak pernah ada rasa dengan seorang pria bahkan skin ship antara Mika dan dirinya selama ini tidak menimbulkan gairah sama sekali. Dan karena mimpi buruk itu dia seolah diingatkan kalau dia punya Amanda dan tidak boleh berakhir dekat dengan Sangha.
"Tidak bisakah aku menginap disini.?"Sangha masih mabuk dan dia enggan pindah.
"Aku akan memanggilkanmu taxi."Dan kini Dean membawa Sangha untuk keluar dari apartemennya. Karena hari hampir pagi walau sudah memesan taxi ada keterlambatan dan dan kini Sangha yang memulai karena rasa mabuknya perlahan pudar. Sangha melihat Dean marah dan ini bukan seperti Dean yang mengusir tiba tiba karena tidur diapartemennya. Sangha merasa Dean sudah menyadari apa yang akan dia perbuat untuk merusak semuanya. Maka Sangha tidak ingin kehilangan kesempatan ini.
Cup...
Sengaja tiba tiba mencium pipi Dean dan Dean langsung berdiri menjauh dan berteriak disana.
"Apa yang kamu lakukan, ingat batasanmu!!"Dean marah.
"Aku hanya ingin bilang. Aku menyukaimu dan aku tahu kamu pasti tidak nyaman dengan perasaanmu akan menikah."Sangha punya kesimpulan sendiri.
"Siapa yang tidak nyaman. Jangan mengigau."Dean mencibir. Dia tidak pernah merasa seperti itu.
"Selama ini kamu baik padaku, membiarkanku menginap, meminjam bajumu, bahkan kita....."Sangha ingin menjelaskan apa yang pernah terjadi. Mandi bersama, berenang bersama bahkan skin ship.
"Wah.....wah....."Dean tertawa disana dia tidak percaya. Ternyata benar dia salah akan itu.
"Maaf membuatmu bingung. Maafkan aku dan aku minta stop sampai disini aku akan menjaga sikap."Dean memohon.
"Apa?"Sangha seolah ingin meminta pertanggungjawaban Dean. Sangha tahu Dean itu mudah merasa tidak enak.
"Lalu apa yang kamu ingin?"Jadi Dean ingin mengakhirinya dan meminta Sangha untuk membuat permohonan terakhir sehingga dia lepas. Dean kacau Dean pun merasa jahat karena telah membuat seseorang berharap padanya. Tau gini ngebucin saja sama Mika. Mika tau mana tulus mana hanya sebagai teman.
"....."Sangha hanya diam.
"Aku mencintai Amanda. Dan aku tidak akan pernah menyukai seorang pria."Dean yakin. Walau dia jatuh sekalipun dan hanya seorang pria yang akan menolongnya dia tidak akan menggapai tangan itu.
"Dean......sedikit saja."Sangha memohon.
"Bolehkah kita berteman."Sangha masih ingin ada disekitar Dean.
"Maaf Sangha itu tidak bisa. Karena kutahu sekarang keadaan makin kacau. Aku tidak ingin melukaimu."Dean baik. Tapi yang dia hadapi tak lebih dari ular yang licik.
Dan taxipun datang. Dean kini membukakan pintu itu.
"Terimakasih karena sudah meluangkan waktu untuk bersamaku. Dan maaf karena tidak ingin lebih dari itu."Dean serius.
"Baiklah....."Dan kini Sangha menunduk dan memasukkan tasnya terlebih dahulu.
"Satu permintaan."Sangha ingin menyampaikan permintaan yang pernah ditawarkan Dean.
"Iya....."Dean menyanggupi.
"Cium aku."Sangha serius dan Dean ingin segera mengkahirinya.
Dean pun mencium pipi itu.
"Bukan disitu."Sangha.
Dean akhirnya mengganti dengan ciuman didahi.
"Bukan, tapi disini. Dan aku akan senang pergi seperti ini."Sangha tersenyum.
Cup, Dean pun mencium tepat dibibir Sangha dan Sangha pun memaksa menciummya balik. Sedikit lambat Dean menjauh. Dan disana, jauh....ada seseorang yang sedang mengambil gambar.
Anjing bener pokoknya!!!!
Tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
Yummy (bxb) End
HumorKuy jagain aku, aku uke lucnut. 1 september s/d 17 desember 2020.