9.

1.2K 132 7
                                    

Tumben lihat ponsel mulu. Ada bokep baru kah?" Tanya Lim kepo. Kwalitas bokep yang dilihat Mika gak tanggung tanggung pokonya gak rugi.

"Ini hampir pagi tapi Noah gak datang."Mika nyatanya sibuk menelpon bahkan trus mengirim pesan disana. Janji adalah janji, nunggu itu kewajiban.

Abaikan Dean. Dia sudah sampai ke Savana buat main pasir bikin istana. Dean gak bisa tidur pagi, dan kalau urusan beginian Lim dan Mika memang kompak. Keduanya suka minum, main kartu bahkan begadang berhari hari.

"Segitunya cinta mu pada nya. Ish ish?"Lim mencibir. Mika terlalu horor. Untuk cinta pertamanya dia gak tanggung tanggung harus cetar maksimal.

"Cinta itu apa Lim, apakah kamu tahu. Hmmmm?"Mika sok polos.

"Aku juga gak tahu sich belum nemu juga. Modelnya gimana, bentuknya gimana harganya berapa?"Komposisi sultan mah beda.

"Sultan gak ada akhlak. Cinta gak bisa dibayar pake duit. Gak dijual juga....yang jelas bikin laper. Gk bisa dimakan tau...bikin kurus."Mika menimpali. Ahli sains gitu.

"Lalu. Coba devinisikan kamu sama Noah?"Lim ingin tahu dia tidak merasa benar benar perlu mengejar seseorang untuk hidupnya. Melihat temannya terobsesi sampai segitu diapun jadi penasaran.

"Aku hanya ingin bersamanya. Untuk waktu lama itu aja. Hmmm"Mika menjelaskan. Dia juga tak tahu cinta itu seperti apa. Kedua orangtuanya dulu selalu bilang mencintainya tetapi pada akhirnya dia ditinggalkan sendiri. Untuk itu Mika pun tidak tahu dan tidak mengerti definisi aslinya.

"Baiklah, pokonya jangan terlalu cinta, terlalu sayang. Sakitnya bisa bunuh dylan. Kesaingan entar dia."Raja drama mulai.

"Btw siapa dylan?"Mika bacaannya ensiklopedia bukan novel romantis.

"Hahahahah, abaikan. Cerrs"Lim membuka botolnya lagi dan keduanya kini tengah menikmati minuman itu sembari melihat langit yang mulai pagi.

Nyatanya Mika yang tertidur duluan dan Lim masih terjaga. Melihat kedua temannya sudah tertidur Lim tertawa lucu.

"Bahkan jika aku jatuh cinta kepada salah satu dari kalian. Aku tidak yakin bisa mengendalikannya. Huft....."Gumam Lim dan masih stay nunggu pagi. Karena saat dia merasa sinar matahari menyentuh kulitnya disanalah dia bisa benar benar mengantuk.

Srrrrtt
Terdengar suara langkah kaki yang mendekat.

"Kenapa tidak pindah kedalam?"Tanya Noah yang baru datang.

"Kenapa datang, tak bisakah tak datang saja. Hmmm hanya menyakiti perasaan temanku."Lim dengan nada khas orang mabuk.

"Ada sedikit masalah.'Beralasan.

"Aku tak butuh alasan. Yakin akan bersama Mika. Akan kubunuh saat kau menyakitinya!!"Ancam Lim dan kini Lim memilih untuk memberikan selimut kepada Dean dan keduanya ingin tidur dengan atap langit dengan alas seadanya dihalaman rumah Mika.

Noah tahu situasinya, Mika punya dua penjaga yang siap bertarung untuk Mika jikalau ada yang menyakiti. Noah tidak bisa menyalahkan atau membecinya karna merasa terganggu tapi Noah disini berusaha untuk mengerti. Karena cinta itu bukan karna kau ingin memilikinya tetapi terbiasa dengan apa yang biasa dia terima. Itu dari sudut pandang Noah.

Noah mengangkat tubuh Mika dan membawa Mika masuk. Mika tidak berpakaian dengan benar. Dia lebih suka dengan kaos tipis dan celana pendek. Diluar sangat dingin dan saat diberikan selimut Mika selalu menyingkirkannya. Tidak seperti Dean yang anteng dengan selimutnya bahkan mendengkur syahdu.

Tidak tahu dimana kamar Mika Noah kini membaringkan Mika diatas sofa diruang tengah. Mika menggeser tubuhnya mencari tempat yang nyaman dan kini Noah mengusap punggung itu agar Mika tidak terbangun.

.........

Pagi menyapa.

Suara riuh didapur kini membangunkan Mika. Efek mabuknya serta mata Mika yang memang perlu kacamata itu kini melihat samar Noah yang sedang sibuk didapur untuk membuat sarapan.

"Ma....mah....."Mika bangun dan mendekat. Perasaannya kosong dan hampa, jantungnya berdegup kencang dan dia mengingat kembali masalalu itu. Dia langsung menggosok matanya agar segera sadar dari mimpi itu.

Noah tidak menyadari kalau Mika bangun dan masih terus memasak. Noah yang mandiri dan tinggal sendiri dengan hobi memasak itu nyatanya tidak serta merta membuat Mika senang.

"Apa yang kamu lakukan!!!'Mika berteriak dan itu langsung membuat Dean yang memang sedari semalam sudah tidur nyenyak kaget dibuatnya dan terbangun. Dia langsung berlari kepusat suara.

"Mika....aku hanya membuat sarapan. Kamu duduk disitu dan sebentar lagi selesai " Noah masih tidak tahu apa apa.

Klik....

Mika mematikan kompor itu dan membuat Noah kesal. Dia sudah capek memasak dan tinggal sebentar lagi selesai dan kini Mika malah mematikan kompor.

"Bisakah kamu pergi dari sini.!!"Usir Mika. Dia sadar dengan apa yang dilakukannya siapa yang dia bentak bahkan dia suruh untuk pergi.

"Hey, tinggal sebentar lagi. Apa kamu perlu minum untuk menghilangkan pengar itu."Noah mencoba sabar. Dia tahu Mika semalam mabuk berat dan mungkin ini termasuk pengaruhnya.

"Ku bilang pergi!!!aku tidak mabuk!!!."Mika berteriak lebih keras dan kini mengangkat panci itu tanpa alas dan menjatuhkannya.

"Mika...."Noah ingin membantu karena melihat tangan Mika melepuh bahkan kakinya.

"Noah menjauhlah. Kumohon."Dean datang dan kini memeluk Mika yang menatap Noah kesal dan kaku. Mika tetap berdiri ditempatnya tanpa bergeming agar Noah meninggalkan area dapur. Tubuh Mika mati rasa walau itu bisa saja dia berteriak karena sakit. Tapi dia tetap diam untuk memperingati Noah.

"Aku bisa membatunya."Noah ingin sekali membantu dan dia tak berniat menyakiti Mika.

"Menyingkirlah, kumohon. Mika tidak akan pergi sebelum kamu pergi."Dean memohon. Karena Mika tidak akan pergi sebelum merasa dapurnya aman.

Agar Mika merasa nyaman akhirnya Noah memilih melakukan yang disuruh Dean.

Dan kini Dean tanpa ngomong apa apa membawa Mika kekamarnya untuk mengobati luka bakar itu.

.....

"Apa kau tidak bekerja?kenapa masih disini."Dean turun dengan memperlihatkan wajah lelah plus prustasi itu.

"Mana bisa aku pergi begitu saja. Bagaimana dengan Mika?"Khawatir.

"Dia baik.... Kalau ingin lari. Larilah...."Dean memperingati. Hmmm ini luka lama yang dimiliki Mika kalau Noah tak tahan atau merasa aneh dia dipersilahkan untuk pergi.

"Aku tidak bisa!!"

"Baiklah, mulai sekarang jauhi dapur ini ok. Kalau kamu ingin memasak kamu boleh pergi kedapur samping."Sembari menunjuk dapur lain yang tak terlihat. Bagi siapapun yang baru datang pasti hanya melihat ada satu dapur dirumah.

"Bisa kau jelaskan lebih?"Tanya Noah. Kalau dia tahu lebih banyak dia akan lebih hati hati.

"Aku hanya bisa bicara tentang ini saja. Selebihnya biar Mika sendiri yang cerita hmmm."Dean menepuk bahu Noah agar lebih bersabar.

Tbc

Kuat itu juga ada batasnya.

Sabar itu juga ada kadarnya.

Sakit itu bisa siapa pun merasakan nya.

Jadi, jangan pernah ada kata menyerah.

Ok

Terimakasih sudah menyempatkan membaca semoga harimu menyenangkan. Jangan lupa vote koment serta follow aku ya....

Yummy (bxb) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang