22.

568 81 10
                                    

"Bisa bicara dengan Noah?"Tanya Mika didepan kantor polisi karna dirinya dilarang masuk. Noah enggan menemui Mika.

"Maaf ya Mika, Noahnya lagi bekerja bisa kamu datang besok saja."Ucap polisi yang jaga didepan.

"Baiklah....."Mika pun pergi.

........

Besoknya.

"Noahnya udah gak sibuk?"Mika datang lagi dan bertanya. Polisi penjaga sudah mulai kasihan dengan Mika.

"Dia baru pergi, dia lagi patroli di club."Memberi tahu agar Mika bisa bertemu.

"Terimakasih ya...."Senyum Mika sumringah. Sedangkan polisi penjaga hanya bisa bernafas lelah melihatnya. Berdoa agar Mika menyerah saja.

Mika semangat untuk pergi Club yang baru diberitahukan kalau Noah ada disana. Dia pergi memakai taxi. Tinggalkan Lim, dia kini lagi ngurus Dean yang masih dirumahsakit. Mika tadi gak pamit kalau mau pergi menemui Noah. Kalau ketahuan Mika pasti dimarahi Dean. Apalagi tujuannya di Club menemui Noah huft.

Mika semangat dan kini masuk kedalam club. Menelisik kiri dan kanan mencari keberadaan Noah. Didalam lagi kacau karena satu persatu tengah di cek.

Zzzzt...

Akhirnya Mika menemukan Noah dan diapun menyapa.

"Hey, apa kamu sibuk?"Tanya Mika antusias. Dia berharap sekali Noah kembali bicara dengan nya. Sudah sejak pertama Dean masuk rumahsakit Noah menjauhi Mika. Nomer ponselnya pun tidak bisa dihubungi. Dan jelas Noah mengganti nomernya.

"Pergilah aku sibuk."Noah tidak menggubris Mika yang datang dan masih sibuk dengan kerjaannya.

"Ayolah Noah...."Mika terus bertanya dan menempel.

"Kita sudah putus jadi sudahlah tinggalkan aku sendiri."Noah marah dan tak sengaja mendorong Mika menjauh.

"Baiklah....aku tunggu didepan ya..."Mika sabar dan kini berjanji menunggu didepan dan Noah mendengarkan tapi dia tak berniat menemui Mika.

Mika menungu diluar, kedinginan dan masih berharap Noah menemuinya. Melihat satu persatu mobil polisi pergi Mika mulai mencari. Tapi Noah tidak terlihat. Hujan pun turun dan Mika memutuskan untuk masuk kedalam club itu kembali.

"Ah, sialnya aku....."Mika mengibaskan jaketnya karna terkena hujan dan buru buru masuk kedalam club.

Dan senyuman itu kembali merengkah. Mika menemukan Noah masih disana.

"Sudah selesai?"Tanya Mika kembali. Noah tidak bergeming.

"Noah bisa bicara padaku dulu. Kumohon jangan begini hmmm?"Mika terus meminta.

"Kita sudah putus dan jangan mengganggu!!"Suara bariton itu menyayat hati. Mata Mika mulai berkaca.

"Apa kamu membenciku karena aku anak Rosa?"Tanya Mika spontan ingin tahu alasan. Setidaknya beri tahu kenapa menjauh. Kalaupun mamahnya jadi alasan. Itu sungguh jahat. Karna Mika juga terluka, dia punya kenangan saat mamahnya menarik pelatuk itu buat mengakhiri hidupnya.

"Asal kamu tahu. IYA...."Noah makin marah dan kini mendorong Mika sampai jatuh.

Pyarrrr...

Mika tersungkur beserta botol minuman yang tak sengaja menjatuhinya bahkan pecah dan melukainya.

"Hey bro jangan kasar!!"Seseorang datang membela. Memperingati Noah kalau tidak perlu kasar bila tidak menginginkan seseorang mengganggunya. Terlebih dia masih berseragam.

Ups itu tidak mengganggu tapi itu cinta.

"Bawa dia kerumahsakit, beres."Noah tidak peduli dan langsung pergi tanpa ingin tahu seberapa lebar luka Mika, sakit atau tidak bahkan Noah sangat acuh. Melihatnya Mika tak kuat menahan airmatanya. Diapun langsung menangis dengan darah ditangannya.

Pria tadi yang membela membawa Mika untuk bangun dan duduk. Tetapi Mika makin kenceng nangisnya mau ditinggal gak tega, gak ditinggal itu bukan tanggungjawabnya pula.

Jadi pihak ketiga itu serba salah.

"Bawa pacarmu pergi!!"Usir tamu lain karena tangisan Mika mulai mengganggu. Para polisi sudah pergi dan kini Mika jadi gangguan juga.

"Dia bukan pacarku."Mengelak dan ingin pergi saja. Tapi banyak pasang mata yang membidik kearahnya.

"Dasar pecundang."

"Bikin nangis anak orang gak tanggungjawab"

"Pria apa perempuan."

"Ahhhhh"

....

"Kita pergi!!"Paksa pria itu meninggalkan club, dia sudah gak tahan.

"Aku gak mau...."Mika menolak dan masih ingin menangis kencang.

"Kalau mau nangis jangan disini. Disono...!!"Pria itu sudah habis kesabaran dan kini menyeret Mika keluar dai club malam itu.

...

"Huaaaaaaaa....."Mika terus saja menangis.

"Ayolah.....dimana rumahmu akan kuantar?"Tanya pria itu mulai putus asa.

"Ada yang bisa dihubungi?"Tanya nya lagi. Tapi sialnya Mika itu memang suka gak bawa ponsel. Walau hapal nomer penting tetapi dia enggan ngomong. Yang ada diotaknya ya nangis aja.

"Gini ya.... Cowok didunia ini gak hanya satu. Ada beribu....kenapa harus nangisin cowok yang gak peduli sama kamu. "Mulai menceramai Mika.

"Aku menyukainya, aku hanya ingin bersamanya dalam waktu lama. Apa itu sulit?"Mika masih menangis.

"Ya kalau dia mau. Buktinya dia gak mau... Bersama dalam penderitaan yang luaaaaaaaama. Itu maksudmu."Pria itu terus berbicara. Dan pada akhirnya diapun lelah dan ingin meninggalkan Mika begitu saja di pinggir jalan. Takut kalau dituduh nyulik anak orang.

Zzzzt saat berbalik dan meninggalkan Mika beberapa langkah ada pria berbadan besar menahannya.

Blugh....tendangan mematikan membuat pria itu berlutut.

"Siapa kalian?"Tanya pria itu. Merasa hari ini adalah hari paling sial untuknya.

"Kau apakan anak bosku?!"Nyatanya Mika ditemukan oleh pengikut papahnya.

"Gak ngapa ngapin juga." Berkata jujur.

Blugh
Kena pukul lagi dah....

"Sumpah aku gak ngapa ngapain dia, yakkkkk...ngomong donkkk."Hendak menarik tangan Mika karena kesal Mika diam saja. Tetapi belum sampai meraih, tangan itu sudah dipelintir. Patah mungkin sampai terdengar kretek pecahin wafel.

"Kita pulang."Mika berdiri sembari menghapus airmatanya. Dan meninggalkan pria itu begitu saja.

Sumpah demi apa?

Tbc.

Mika kebangetan.......

Yummy (bxb) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang