19.

597 74 6
                                    

"Sumpah, demi apa? Mobilku ilang...."Dean mendapati mobilnya tidak ada diparkiran.

"Tuch kan, ganggu orang makan ya gitu."Lim menggerutu dan kini masuk kedalam mobilnya. Dean masih cengo mendapati mobilnya tidak ada.

"Jadi ngikutin Mika apa enggak?"Tanya Lim prustasi. Gak jadi makan dan kini hanya mendapati Dean yang hampir gila karena mobilnya ilang. Dia berlarian diparkiran buat nyari mobilnya.

"Dibawa Mika mungkin."Lim memberitahu.

"Ya kali Mika bawa mobil."Dean tak percaya. Mika kalo belum dapat mobil yang anti nuklir dia gak mau belajar dan Deanpun gak yakin Mika nekat bawa mobilnya.

"Wah area ini gak aman. Masak mobil plat merah sampe ilang. Buta warna itu malingnya."Lim masih nyerocos gak karuan dan diapun mengemudi pelan.

"Yang cepat dikit napa."Dean kesal karena Lim mengemudi gak kira kira. Lebih lambat dari anak mau nyari sim.

"Kita pergi kemana?"Tanya Lim bingung. Tujuannya aja gak jelas.

"Ua ngikutin Mika lah anjir."Dean prustasi dikunci penumpang.

"Kena banned lo entar."Lim meledek.

"Gak ada uu untuk itu. Jadi cepatlah....!!"Dean teriak teriak gak jelas.

"Sialan kamu. Mikanya aja gak ada."Lim bingung apa yang ada diotak Dean. Mika udah menghilang trus ngikutin siapa coba.

"Kekantor polisi dulu. Bikin laporan mobil ilang baru nyari Mika."Dean membuat keputusan.

"Huft...."Lim pun yang hanya sopir dadakan kini mengiyakan saja apa yang disuruh Dean dan kini mereka pergi kantor polisi dulu.

.....

Saat ditengah perjalanan Lim menghentikan mobilnya. Dia ingat akan sesuatu.

"Kenapa lagi?"Tanya Dean menatap Lim yang tiba tiba menghentikan mobilnya, tau lagi buru buru malah mengulur waktu.

"Apa gunanya punya bapak polisi kalo begini."Lim memberi solusi.

"Iya juga sich."Dan menggaruk kepalanya.

"Ya gini nich, udah tahu otak pas pasan ikut akselerasi setara iq200 ngadat kan otaknya "Lim menimpali, dirinya juga tengah konslet apalagi Dean. Mereka tergolong pintar cuman gak nyampe kalo disetarakan Mika. Dan pada sampai waktunya otak keduanya pu ngebul.

Dean pun akhirnya menelpin kenalan papahnya untuk membantu mencari mobilnya. Sedangkan kini Lim mengemudi kembali menyusuri sinyal gps yang ada diMika.

"Mika pakai lagi gelangnya?"Tanya Dean tak memikirkan hal itu dari tadi.

"Kemarin bari servis. Jadi aku tahu dia pakai lagi."Lim memberitahu, toh kemarin dia yang ngantar Mika.

"Hmmm lalu kenapa tadi kamu tanya kita harus kemans?"Dean bertanya kepada Lim.

"Ya kali aja kamu berubah pikiran ingin kepantai gitu. Ya ampunnnn acara hidup santai ku sungguh terganggu."Gerutu Lim dan masih mengikuti sinyal gps Mika.

......

"Noah ......buka pintunya kumohonnnn" Mika ada diluar pintu dan memohon agar Noah membukakan pintu.

"Pergilah Mika, anggap saja kita sudah selesai."Noah berteriak dari dalam dan itu membuat Mika hancur.

"Ayolah Noah plisss, maafin aku. Aku gak bermaksud. Aku tidak pernah memikirkan hal buruk tentangmu."Mika memohon dan diapun menangis didepan pintu.

Karna tak tahan Noahpun membuka pintu.

"Benar apa kata mereka. Aku tidak pantas untukmu."Noah menatap Mika dan kini Mika langsung memeluk Noah.

"Buka begitu.....Noah maafin aku maafin juga mereka."Mika terus meminta maaf.

"Tapi mereka ada benarnya. Aku hanya ....."Noah hendak merendah tapi Mika langsung mencium bibir itu sebelum semua hal buruk keluar dari mulut Noah.

Cup eumphhhh.... Mika mengangkat kakinya agar sejajar dengan Noah. Mencium Noah dengan lembut dan berharap Mika membalasnya.

Noah hanya diam, mata Mika mulai berkaca melihat Noah yang sebegitu terluka. Nyatanya ada orang yang masih nempermasalahkan bahkan minder karna latar belangkangnya. Walau dirinya sudah memperbaiki dengan masuk diakademi kepolisian. Tapi Noah belum percaya pada Mika, maka terjadilah tembok dingin itu.

"Maafin aku....."Mika memeluk Noah kembali dan menyandarkan kepalanya di bahu Noah.

.....

"Kepantai kuy...."Dean menyeret kembali Lim menjauh dari koridor apartemen Noah. Dean sempat melihat keduanya tengah berbaikan. Setidaknya peringatan papahnya untuk bersama Mika bisa dia penuhi dan kini Noah ada bersama Mika diapun sedikit lega.

"Kenapa kamu menjadi serumit ini sich Dean."Lim prustasi. Lama lama Dean juga mulai ketularan Mika yang ribet.

"Udah gak usah kesana saja. Mulutmu bisa merusak suasana "Dean menyeret Lim.

"Aishhhhh.....menyebalkan."Lim menggeurutu terus sampai kuping Dean panas.

"Aku traktir makan dipinggir pantai. "Dean berjanji.

"Serius......"Lim antusias.

"Iya..."Dean menambahkan.

"Asikkk.....akhirnya dari sekian tahun aku bersama kalian aku mendapatkan traktiran."Lim menunjukkan rasa senangnya.

"Ya ampun.... Lebainya temanku ini."Dean tersenyum dan kini mengambil alih kemudian dan Lim berada dikursi penumpang.

......

"Tahu gini aku yang bayar."Gerutu Lim kala dia terdampar diarea yang mengejutkan.

"Itu kan pantai, dan lihat yang kamu pegang."Dean menunjukkan apa yang baru dia traktir untuk Lim.

"Iya teh panci sama roti serebuan."Lim manyun.

"Berterimakasihlah aku juga bawa kamu kepantai."Dean tersenyum lucknut.

"Iya pantai, poster pantai.....yakkkkkkk"Lim melempar rotinya kearah Dean kesal. Mereka berakhir didepan baleho pantai yang dipajang didekat taman.

Iklan paket liburan murah dengan beberapa fasilitas.

"Sumpah kamu keterlaluan Dean."Lim hendak menangis

"Ayolah tampan.......kamu tidak boleh begitu. Hmmmmm."Dean mencubit pipi Lim gemas.

"Baiklah, aku berterimakasih karena sudah dibawa kesini oleh kebaikanmu. Jadi jangan kacaukan aku yang lagi berpergian kesana "Lim kini menurunkan jok kursinya dan memilih tidur saja.

Langsung migrain tak tertahankan.

Tbc.

Jaga kesehatan eOhh.....

Yummy (bxb) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang