51.

395 65 6
                                    

Pesta lajang kuy.

"Bawain kado apa ya."Mika mikir dia bingung kasih kado apaan buat Dean. Serba kecukupan itu malah bingung mikir mau kasih apa.

"Lim kamu kasih apa?"Mika nanya ke Lim yang notabennya suka kasih kasih ke semua temennya. Disini kan yang memang selalu dipalakin memang Lim.

"Aku gak kasih apa apa, lagi hemat."Lim menimpali dan kini malah acuh baringan dikasurnya dia lagi mager pemirsah. Tumben tumbenan dia sangat malas.

"Ya ampun Lim, gak turun gaji kamu jadi direktur. Baiklah pilih aja nanti aku yang bayar.'Mika kini mendekat kearah Lim. Dia ingin segera pergi ke pestanya Dean dan mampir ke toko dulu beli hadiah. Mika pun lagi tidur miring buat meluk Lim nya.

"Baringan yang bener nanti lukanya kebuka lagi."Lim bangun dan mengingatkan agar Mika kalo tiduran gak asal asalan.

"Iya iya bawel."Mika kini lagi benerin tubuhnya buat baringan secara nyaman.

"Kasih kado itu yang gak perlu mahal tapi maknanya Mika. Jadi udah ya kali ini saja kumohon jangan ganggu aku ya....aku sungguh lelah."Lim kemudian memilih tidur dan memejamkan mata sebelumnya diapun menarik selimut. Dia niat banget mengacuhkan Mika padahal baru aja selesai makan malam Lim udah bersiap untuk tidur.

"Lim.....bukannya kita harus hadiri pesta lajangnya Dean. Lim....."Mika menggoyangkan tubuhnya Lim tapi disana nyatanya suara nafas berat terdengar, Lim benar benar sudah tidur. Fix Mika memang mengundurkan diri dari tim dan Lim yang pada akhirnya menggantikannya. Yang awal paling males olahraga kini Lim harus jumpalitan lagi agar ketertinggalannya tersusul. Berat badan itupun juga berkurang. Dua hari lagi sebelum Dean melangsungkan pernikahan Lim harus berangkat olimpiade. Dan itu benar benar membuat kacau jadwal istirahatnya. Walau olimpiadenya hanya satu hari tapi itu perlu cukup fisik.

"Ah sudahlah.....tidur yang nyenyak."Lantas Mika tak ingin mengganggu Lim dan mencium kening itu. Dia tahu Lim cukup lelah dan pesta lajangnya Dean walau sudah dimulai tapi akan berakhir saat paginya jadi terlambat sedikit gpplah.  Lim juga butuh istirahat.

"Dean. Hallo Deannn....Dean....oh Dean......Dean...hey....Dean....."

Sudah tahu Dean sibuk Mika malah mengirim pesan disana. Panjang sampai 100 pesan terkirim.

"Kenapa hmmmm, udah hampir pagi?"Dean akhirnya menelpon.

"Lim tidak bisa dibangunkan."Mengeluh, dia sudah siap paripurna tetapi Lim masih saja tidur belum ada tanda tanda ingin bangun.

"Bukannya Lim itu suka ngalong ya. Tumben jam segini sudah tidur."Bersikap biasa. Tapi Mika belum mencurigai. Gak mungkin kan Dean membiarkan gitu aja teman dari orok sampai terlambat bahkan ada tanda tanda gak datang. Pasti dicoret itu sama Dean dari daftar teman. Tapi ini Dean baik baik saja terdengar dari nada suara yang lempeng.

"Kan lagi gladi resik. Maaf ya......"Mika minta maaf karena mungkin sangat terlambat.

"Udah gpp.....Lim sudah mulai punya garis pipi dia pasti sangat tersiksa. Aku akan menunggumu dan pastikan kita akan mendapatkan pesta lajang yang paling mesra."Dean membuat Mika agar tidak merasa bersalah. Dia akan menunggu Mika sampai datang serta Lim.

"Tapi aku cukup sibuk, aku tutup ya...."Dean hendak menutup telpon karna nyatanya banyak teman yang dari kejaksaan pamit pulang.

"Terimakasih Dean..... mmmuachhhhhh."Mika pun menutup telpon dan kini duduk disamping Lim. Menatap Lim yang masih tidur. Mika dengan lembut memperhatikan kontur wajah itu.

Meraba perlahan dan sedikit memainkan bulu mata itu.

"Ya ampun kasihannya......"Gerutu Mika kala memang benar terlihat seperti kata Dean, Lim sekarang punya garis wajah yang sebelumnya memang tertutup pipi. Padahal kemarin dia niat banget buat jadiin Mika juga seperti bakpao tapi sekarang Lim malah jadi kurusan.

"Sayang........."Mika kini mencium pipi itu dan hendak pergi. Takut kalau trus ada disamping Lim dia benar benar akan membangunkannya. Mika hendak mengganti bajunya saja dan ikut tidur.

Ssrrt

Saat berbalik Lim kini menahan Mika. Tangannya memegang pinggang Mika dan memeluknya erat disana. Masih dengan posisi yang nyaman. Mika yang berdiri dan Lim yang masih baringan dan kini menenggelamkan wajahnya di belakang perut Mika.

"Iyooo manisnya pacar aku....maaf ya....aku ketiduran."Lim kini menggosok gosokkan wajahnya di belakang perut Mika dan masih memeluk Mika.

"Apa aku membangunkanmu. Tidur lagi gih, aku sudah memberitahu Dean dan itu tidak apa apa."Mika kini berbalik dan kini duduk didepan Lim menatapnya lembut.

"Aku sudah selesai bermimpi dan kini gilirannya aku mewujudkannya."Lim memberitahu kalau dia baru saja bermimpi indah. Tapi Mika lagi gak loding disini.

"Heh....apa?"Mika bertanya.

"Rasa rasanya sejak kamu bersamaku, kapasitas otakmu jadi berkurang."Lim mencibir. Selain Mika jadi baperan Mika jadi sedikit bego kalau bersama Lim.

"Segitu kelihatan ya...."Mika tersenyum aneh. Dia juga menggaruk tengkuk lehernya.

"Ayolah Mika. Semua juga tahu aku paling bego jadi tak perlu berlebihan."Lim mencubit hidung itu. Seolah dia mengerti kalau Mika tengah menjaga perasaanya. Dia tidak mau lebih unggul dari Lim.

"Tapi ini yang bisa kulakukan hehe.....lalu?"Mika

"Lalu....bersikap sewajarnya tunjukkan kalau kamu pintar dan tahu kalau ada yang tidak beres."Lim merasa aneh.

"Ok baiklah...."Mika manggut manggut akan kode keras itu.

"Tunjukkan!!!"Mika mengulurkan tangannya kearah Lim. Karna sampai besok atau tahun depan Lim akan tetap sama.

"Maksud kamu. Baiklah kita berangkat sekarang."Lim kelimpungan karna Mika tahu rahasianya. Padahal bukan itu maksud dia tadi. Maksudnya gak perlu pura pura bego tapi gak harus juga terlalu gamblang. Ah....ribet pokoknya.

"Tunjukkan Lim....!!"Mika masih meminta itu.

"Apa sih...kita berangkat sekarang."Lim langsung buru buru menyeret Mika untuk pergi ke pestanya Dean saja.

"Lim....."

"Apa sich.....?"Dia panik sendiri.

"Celananya dipake dulu."Menatap serius.

"Oh....ok ok...."

Tbc.

Yummy (bxb) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang