25.

514 78 2
                                    

Mika kini memarkirkan sepedanya diparkiran SMU. Dia sudah hapal tempat dimana pemandu sorak biasa berlatih jadi Mika langsung menuju kesana. Buru buru dan diapun berlari kecil.

Zzzt

"Kenapa dia kesini?"Gumam pria yang mengenalnya, sangat kenal dan ingin sekali mencincang Mika.

"Rein woi, lempar bolanya. Kampret!!!!?"Teriak temanya yang meminta Rein melempar bola. Dia terlalu lama mengamati Mika.

"Aku istrahat."Rein melempar bola dan keluar lapangan. Dia sangat kesal dan kini langsung mengikuti Mika kemana dia pergi.

"Oho.....ada sapi pergi kekandang buaya."Rein menyeringai tepat dihadapan Mika. Spontan Mika pun berhenti dari langkahnya karena mencoba mengingat. Apa kenal ya? Dimana?

Mika acuh dan kini berjalan melewati Rein. Sedari tadi Lim sudah memanggil.

"Permisi ya.... Maaf aku lagi buru buru."Ucap Mika polos. Maaf Mika lupa.

"Sial dia melupakannku dan apa itu tadi? Mata polos!!"Rein kesal karena Mika melewatinya begitu saja.

Clingukan diarea sekitar nyatanya tidak ada siapa siapa.

"Hahahah, bayi itu tidak ada yang jaga.'Rein merasa puas dan kini memanggil teman temannya.

"Tunggu pembalasanku."Rein mengancam dan kini tengah menyelidiki kenapa Mika sampai ada disekolahnya.

......

"Serius kamu akan melakukannya?"Tanya teman Rein kala sudah mempersiapkan gudang disekolah untuk mengesekusi Mika.

"Aku menangkapnya. Sayang untuk dilepas."Rein semangat untuk melakukan balas dendam.

"Mungkin setelah ini kita akan benar benar tamat. Apa kau yakin?'Tanya temannya lagi agar Rein memikirkan ulang.

"Aku sudah muak sekolah. Kalau kalian tak yakin aku persilahkan mundur."Rein masih semangat karena tadi pagi pun dia kena tegur dengan nilai nilainya dan diancam akan dikeluarkan.

"Siap boss aku ikut denganmu.....kita bisa melakukannya disekolah dan kita lempar nanti dijalan."Teamnya setuju. Mereka adalah sekelompok preman sekolah yang bosan sekolah jadi mereka sangat suka dengan hal hal yang berbau merugikan orang lain.

......

Rein masih mengigat jelas kejadian sial yang dia terima waktu diclub malam kemarin. Niat hati menolong keluar dari zona nya malah dia dipukul habis habisan.

Rein mengintai diatas kursi penonton. Mika serta Lim masih sibuk berlatih dengan tim pemandu sorak di aula sekolah. Tak hanya tim SMU disana ada tim gabungan dari kampus dan SMU lain untuk mempersiapkan perlombaan untuk olimpiade tahun depan.

"Iuh....manisnya?"Bisik teman Rein yang melihat betapa sexinya Mika dengan keringat itu. Kokohnya dia saat menjadi tiang penyangga, bahkan senyumannya.

"Nanti boleh icip dikit ya...."Bisik temannya lagi.

"Apa kau gay?'Rein melirik temannya, takut kalau dia bakal ngerusak semua rencananya.

"Kalau sama dia rela aku... Hahahahha. Tenang bro aku tidak akan berkhianat. Toh setelah ini kita bakal dikeluarkan jadi aku akan nikahi dia."Masih dengan otak mesumnya.

"Kamu kasih makan apa ha?"Tanya Rein lagi. Mereka sudah tidak ada masa depan. Sok sokan mau nikahi anak orang.

"Mobil curian kemarin kan lumayan."Cengir temannya.

.....

"Dia pergi."Rein melihat Mika pergi meningalkan aula. Sepertinya dia hendak menelpon seseorang dan kini waktunya eksekusi.

Brakkk....

Mika spontan disekap dari belakang. Ponselnya jatuh dan diapun pingsan. Walaupun Mika pemenang  sabuk hitam kalau diserang begitu tetap aja kalah.

Sedangkan pengikut papahnya masih melihat Mika diarea sekolah jadi mereka pun tidak menaruh curiga dan masih berjaga diluar gerbang sekolah.

Lama.

"Kemana Mika ya...."Lim curiga karena Mika gak balik balik. Diapun langsung memilih memanggil Amanda karena Lim berfikir Mika tengah kabur dan menyelinap kekantor polisi lagi.

"Iya Lim"Amanda menerima panggilan.

"Apa Mika kesitu?"Tanya Lim langsung karena sudah sore bahkan tim pemandu sorak yang lain sudah membubarkan diri dan pulang kerumah masing masing.

"Sebentar....."Amanda langsung mencari Mika diarea kantor polisi sampai pada akhirnya Amanda kembali diruangannya. Amanda sempat mengira kalau Noah pasti bersama Mika. Tetapi selang beberapa menit Noah kembali dengan membawa berkas berkas yang baru difotokopi.

"Habis darimana?"Amanda bertanya berharap Mika baru saja bersamanya.

"Mengerjakan berkasmu. Apa ada yang lain nyonya?"Balas Noah dengan nada ketus. Dia kesal dengan apa yang dikerjakannya berminggu minggu ini. Dia memilih langsung duduk dan mengabaikan Amanda. Sempat melihat ponselnya dan disana ada beberapa panggilan dari Mika.

"Lim.... Mika tidak ada disini. Sudah mencarinya diarea sekolah?"Tanya Amanda.

"Sial....gerutu Lim tiba tiba kala melihat ponsel Mika tergeletak di depan aula. Tasnya masih ada bahkan sepedanya.

"Cek gpsnya!!'Amanda panik dan langsung menutup telpon. Dia juga tahu akses gps Mika.

Noah yang tahu keadaannya pasti Mika menghilang malah acuh dan tak peduli dengan Amanda yang panik.

"Apa kau tidak peduli?"Tanya Amanda lagi. Setelah tahu kalau sinyal Mika masih berada diarea sekolah.

"Aku malah berharap dia tidak kembali."Noah masih sibuk dengan berkas berkas itu mengabaikan tatapan Amanda.

"Kamu akan benar benar menyesal."Ucap Amanda sebelum keluar ruangan untuk mencari Mika.

.......

"Sinyalnya ada disekolah tapi dia tidak ada."Lim prustasi, karena sudah mencari diseluruh area sekolah.

"Dean kenapa kamu juga datang. Biar kami yang mencarinya." Amanda khawatir karena mengetahui Dean juga datang.

"Aku tak mau kejadian yang lalu terulang kembali."Dean menatap keduanya.

"Mika tidak akan berbuat konyol  hanya untuk pria brengsek itu "Amanda mencoba menenangkan Dean.

"Sudah telpon papahnya?"Tanya Dean kepada Lim.

"Mereka juga sedang mencari dan tidak ada tanda tanda Mika keluar dari gerbang sekolah maka dari itu tidak ada yang mencurigai Mika yang ternyata hilang." Lim memberitahu.

"Argggggghhhhh......"Dean mengusap wajahnya prustasi.

Sinyal gps terdetek tanda Mika masih berada diarea sekolah. Keadaan jam yang ada ditangan Mika dalam keadaan rusak. Karena itu sinyalnya terpendar tidak berada dalam satu titik. Jam itu dibuat khusus yang otomatis tetap menunjukkan sinyal walaupun rusak berat. Walau perlu ekstra untuk menemukannya.

Dean kini duduk di kursi tunggu. Lukanya tiba tiba sakit.

"Lim bagaimana ini?"Dean panik.

"Mika tidak akan berusaha bunuh diri lagi. Aku yakin itu, sebab dia masih memakai jam itu. Jadi........"Lim mulai berfikir.

"Mungkinkah dia diculik? Mempunyai kedua orangtuanya yang sama sama mafia."Lim berkesimpulan.

"Tidak ada yang tahu kalau aku punya anak. Jadi itu bukan alasan."Wui Lan membantah. Kalaupun ada kasus penculikan pasti ada kendala dalam bisnisnya.

"Disini bukan Rusia."Alexander menambahkan.

"Ya kali aja ada penyusup."Lim masih mencurigai. Tetapi dibalas dengan tatapan garang oleh kedua papahnya Mika. Kalaupun ada kasus penculikan yang melibatkan Mika pasti ada telpon untuk penebusan nyawa tapi buktinya anteng anteng aja. Tidak mungkin asal bunuh kalau tidak menguntungkan.

"Kebakaran.......!!!"Teriak salah satu penjaga yang mencurigai asap yang keluar dari ruang bawah tanah. Dan mereka pun langsung berlari menuju kesana.

Tbc.

Woaaaaa Mika dibakar idup idup. Kuy bawa piring.


Yummy (bxb) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang