98.

322 49 7
                                    

"Sabin, bisa kamu tutup kordennya. Kamu nanti terbakar."Sano menggeser tubuhnya. Wajahnya yang terkena pantulan sinar matahari langsung itupun otomatis mencari tempat yang teduh. Panas disore itu setelah hujan reda sungguh menyengat.

"Sabin, apa kamu mendengarkan?"Masih dengan mata terpejam. Sano memanggil manggil Sabin.

Tidak ada jawaban.

"Ugh....apa kau masih diruang lukismu. Hmmmm.....tidur lagi ah...."Sano lupa kalau Sabin itu tadi keluar rumah. Dan dia pikir Sabin pasti sudah kembali.

......

"Yak.........dasar kebo. Dimana Sabin!!!"Siyu datang dengan marah. Dia langsung mengobrak abrik kamar tiga kembar itu.

'Apa kau gila!!"Sano kesal. Siyu pulang pulang mengamuk dan mengacaukan kamar mereka.

"Ya, aku sudah gila. Kalau aku menemukan Sabin akan kupukul dia!!"Siyu sangat marah. Karena Sano merasa terganggu diapun memberitahu dimana Sabin berada.

"Dia ada diruang lukis. Pukul dia sepuasmu dan berhentilah mengacak kamar."Perintah Sano agar lekas mencari Sabin dan berkelahi diluar.

"Kamu pasti menyembunyikannya. Katakan Sano!!!"Siyu menarik Sano agar lekas sadar.

"Buat apa aku menyembunyikannya. Kalau mau pukul pukul saja. Arghhhhh, aku mau tidur lagi. Tolong tarik kordennya sekalian!!"Masih memerintah dan Sano ingin tidur lagi.

"Dia tidak ada diruang lukis. Pasti kamu menyembunyikannya."Siyu malah menarik penuh korden itu agar sinar matahari langsung masuk.

"Sial!!!'Sano langsung bangun.

"Kamu mengumpatiku!!"Siyu dalam mode senggol bacok.

"Ya.....kau sudah gila!!"Nunjuk nunjuk kesal. Tadi sebelum pergi udah kayak menang lotre semilyar ini pulang pulang udah kayak habis dirampok.

"Yakkkkkk"Siyu masih emosi anak anak. Dia lantas memukul Sano disana. Sano itu habis berkelahi juga lha ini malah kena pukul siapa yang gak marah.

"Aish....."Karena masih pusing tidur siang yang gak indah, tubuh sakit semua kini Sano membanting siyu kesal.

"Aduh....mommy Sano memukulku......"Jatoh kan, Siyu terbanting dalam satu lemparan. Dan dia adalah si tukang pengadu.

......

"Apa apan sih kalian. Udah gede juga."Mika datang karena mendengar didalam kamar ribut mulu. Teriakan Siyu itu ngalah ngalahin toak ngasih pengumuman warga agar lekas ikut kerja bakti.

"Sano ada apa dengan wajahmu?"Tanya Mika langsung mengabaikan aduan Siyu. Karena Sano tadi tidurnya gak hati hati lukisan Sabin jadi pudar.

"Siyu yang mukul."Cari alasan. Karena Siyu yang mengadu jadi Sano aduin balik.

"Yak......kamu yang membantingku bisa bisanya kamu menuduhku."Siyu tak terima. Dia tadi udah pulang kerumah dengan perasaan dilema sekarang malah tertuduh memukul Sano. Bukan saingannya say, disini Siyu itu ibarat yang paling lemah 11/13 sama Daddynya yang 12 sifat baper nya Mika ada disana.

"Sabin dimana?"Mika mencari Sabin terlebih dahulu sebelum menyelesaikan pertikaian antara Siyu dan Sano.

"Diruang lukis. Tidak mau diganggu."Sano masih punya alasan. Tapi dia tadi gak mendengar jelas kalau Siyu habis disana.

"Aha.....kamu memang keren. Tukang memperbaiki masalah."Siyu cari pelampiasan sebelum benar benar memukul Sabin. Dia memprovokasi mommynya kalau Sano kong kalikong dengan Sabin.

"Hallo anak anak, mommy tanya Sabin dimana?"Mika mulai gak tenang. Kalau udah pada ribut gini pasti Sabin yang akan memukul tanpa cekcok dulu, intinya pukul saja. Tapi udah gaduh dari tadi Sabin gak nongol nongol.

"Mommy, Sabin ada diruang lukis tak mau diganggu. Pesannya tadi."Sano masih bersiteguh. Dan mommy tidak pernah mau ganggu kalau Sabin memang berada disana.

"Oh ok."Mommy sedikit lega karena diluar sangat terik. Mencoba percaya dengan apa yang dibilang Sano.

"Tidak ada mom, Siyu habis dari sana."Sabin masih ingin tahu dimana Sabin. Dan Sano terlihat pucat disana.

Glek.....
Sano melirik keluar dan diluar benar benar sangat terik. Dia tidak mau berdebat dulu dan nantilah buat cari alasan. Dia sekarang langsung pergi ke ponselnya.

Dia merasa kacau tentang ramalan cuaca itu. Sabin belum pulang dan.....

"Sano, apa kamu membiarkan Sabin keluar tadi?"Mika bertanya dan kini menatap Sano dengan sedih. Mika tadi tidak menghampiri Sabin dan duduk bersamanya karena Mika tahu Sano ada dirumah. Tapi, ah sudahlah....

"Maaf mom....."Sano memohon ampun dan kini sinyal gps Sabin tidak terdetek.(Sabin masih bersembunyi didalam gang).

"Dia pasti pergi ketempat yang gelap. Urusan pertengkaran kalian nanti dulu dibicarain, kita cari dulu Sabin."Mika langsung pergi mencari kunci mobilnya. Diapun memanggil Lim agar ikut mencari.

"Semoga saja dia tidak terluka."Mika berdoa disana.

.........

"Kenapa kamu tadi mencarinya ha...."Sano menginjak kaki Siyu. Ini bakal jadi prahara besar kalau nanti Sabin ditemukan diluar dan dalam keadaan terluka.

"Sabin mencuri pacarku!!"Siyu mengomel disana. Tapi dengan bisikan ala si kembar. Keduanya menunggu dirumah.

"Oho, apa kau serius tentang itu?"Sano tergelitik. Mana mungkin Sabin bisa merebut pacar Siyu. Keluar rumah saja enggak, akun sosmed apapun dia tidak tertarik.

"Iya, Lili tidak menyukaiku dan malah bilang dia suka Sabin. Itu apa namanya kalau Sabin tidak menikamku."Siyu polos cenderung bego. Lili itu pacar surat kaleng itu, Siyu cerita tentang saudara saudaranya. Mommynya bahkan daddy.... Dari gambaran visual yang ditulis Siyu memang Sabin terdengar lebih cool. Cowok kasar bermuka manis. Euhhhhh

"Kamu bercerita tentang Sabin ke Lili kan?"Sano itu memang the best perbaikan masalah.

"Iya." Tuch kan kelihatan bego. Cari masalah memang itu Siyu. Minta dihajar Sabin.

"Dasar, dia itu ingin menolakmu. Dia tak suka kamu. Jadi dia pergi ke Sabin agar dia bisa lepas."Sano memberi pencerahan. Kalau Siyu itu ditolak.

"Apa Lili itu seekor kucing, anjing, kudanil mungkin. Hahahaha.....Siyu Siyu.....jangan coba coba cari perkara dengan Sabin. Dia akan menembakmu. Piu piu....!!" Sano akting menembaki Siyu dan kini pergi keluar rumah. Dia tengah menunggu Sabin datang. Sabin lebih tertarik untuk membunuh daripada bercinta.

Dan tertinggal Siyu yang berfikir dalam. Untung tadi gak ketemu Sabin dulu tapi Sano. Selamatlah dia bisa nafas sampai besok.

Syukurlah.....

Tbc.

Yummy (bxb) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang