94.

345 62 25
                                    

Sabin nyatanya yang paling sensitif dengan sinar matahari. Bukan berarti dia vampir seperti yang ditakutkan Lim yang nantinya minum darah dan ngebunuh orang. Sabin masih seperti anak anak kebanyakan. Makan dengan baik seperti kedua kakaknya.

Dan nyatanya Mika tidak bisa berbuat apa apa tentang itu semua. Dan kini yang dia pikirkan adalah menjaga Sabin agar bisa bermasyarakat nantinya.

.....

"Daddy udah kasih mainan satu satu kan. Kenapa masih saja berebut dan kenapa ini?"Lim kesal nyatanya ngejaga 3 baby pria itu sungguh luar biasa.

"Jangan begini sayang. Siyu jadi terluka kan.....?"Mika sekarang lagi ngobatin Siyu yang terluka didahinya. Sabin tadi melempar mainan itu tepat dikepala Siyu.

"Siyu merusak mainan Sabin."Sabin marah karena robotnya patah dan sekarang makin hancur karena dia lempar.

"Sano udah perbaiki mom, Siyu juga gak sengaja."Sano membela. Tadi dia udah perbaiki dan dia simpan seperti semula Sabin menaruhnya. Persisi tempat nya pun sama persih bahkan tak terlihat 1mm tergeser. Sano punya daya ingat kuat.

"Sabin stop!!"Lim kini langsung membawa Sabin untuk menyingkir. Sabin sudah siap dengan tongkat baseballnya untuk memukul Sano. Nyatanya Sano juga terlibat disana. Untuk ukuran anak anak sikap Sabin emang diatas rata rata untuk sebuah kepimilikan tapi ya harap maklum ada gen Mika disana cuman ditambah Sabin itu rada kasar kuadrat.

"Itu hanya mainan. Nanti daddy kasih yang baru. Dan untuk Sano....Siyu, perbuatan kalian itu juga gak baik. Seharusnya minta maaf baru diperbaiki."Lim kini negor kedua puteranya itu. Niat baik Sano untuk memperbaiki keadaan itu memang gak pas kalau dia lakukan untuk Sabin. Sabin tahu dan dia sungguh teliti akan semua mainannya.

"Aku gak mau!!"Sabin masih kesal dan kini melipat tangannya. Siyu masih menangis disana didalam pelukan Mika.

"Aduh.....begini saja. Siyu....Sano kalian berlutut ditengah sambil angkat kedua tangan kalian."Mika ambil jalan tengahnya. Nunggu salah satu minta maaf, sampe lumutan pun gak akan pernah terjadi kalau dipaksa. Dan kini Mika menghukum keduanya. Karena sudah melakukan kesalahan.

"Mom....."Siyu merengek. Dia terluka dan kini masih harus menerima hukuman.

"Dad......"Sano juga kesal. Dia merasa jadi korban disini.

"Dengerin kata mommy."Lim meninggikan nada suaranya dan disana akhirnya Sano dan Siyu pun menurut. Keduanya berjalan ditengah dan berlutut sambil mengangkat kedua tangannya.

Sunyi ......
Gak ada yang minta pengampunan bahkan minta maaf. Disuruh seharian pun mereka akan nurut dihukum. Melirik Sabin kesal itu yang hanya dilakukan oleh keduanya.

......

Zzzzt
Tapi kini Sabin nyatanya turut serta disana. Berlutut dan mengangkat kedua tangannya disamping Siyu. Melirik sinis saling membunuh ketiga anak itu. Tetapi rasa sayang ketiganya juga mengalahkan segalanya.

"Sabin minta maaf karena mukul Siyu. Tapi itu pantas diterima Siyu karena ngerusak mainan Sabin."Teriak Sabin gak ikhlas.

"Sano minta maaf karena mencoba menyamarkan kerusakan. Ya....kan Sano juga lagi belajar memperbaiki sesuatu. Jadi bukan salah Sano lho jadi praktek dimainan Sabin." Teriak Sano setelah mendengar pengakuan Sabin.

"Si....yu....hiks...hiks....Siyu juga minta maaf. Tapi kan....mainan sabin awet semua. Jadi ya......"Siyu akhirnya mengaku. Hahaha, dasar Siyu. Dia emang suka ngerusak barang. Tapi gak harus cari perkara dengan Sabin kan. Hadehhhhh..

"Nah kalau begini kan terlihat lebih baik."Mika lantas memeluk ketiga puteranya diikuti oleh lim.

"Siyu, lain kali gak boleh sayang. Kalau punyamu rusak gak boleh ngerusak punya saudaramu."Lim memperingati Siyu kalau itu gak boleh. Karena sudah dikasih satu satu sudah sebaiknya menjaga punyanya sendiri.

"Untuk Sano. Besok bisa bantu daddy perbaiki mobil mommy. Apa Sano mau?'Tanya Lim ke Sano yang punya keahlian itu. Mengarahkan anak untuk hal lebih baik itu sungguh dianjurkan.

"Dapat bayaran kan.....?"Sano gak mau rugi.

"Ya tentu, tapi minta ke mommy. Itu kan mobil mommy."Lim melirik Mika dan disana Mika hanya tersenyum pasrah. Mau diapa apain ya kayak dirinya dulu. Hahaha.....

"Dan......Sabin. Kekerasan itu gak baik jadi tahan emosimu sampai paling kecil eoh....."Lim mengusap ujung rambut Sabin.

"Janji....!!"Lim lagi pingin hip hip hore pada ketiga puteranya.

"Janji........""Seru ketiganya.

"Tapi dad....laptop daddy Siyu cemplungin diair. "Siyu nyengir watados.

Pantesan mati total.

"Sabin gak ikut ikut ya...."Sabin dengan muka dinginnya pergi meninggalkan kerumunan.

"Sano gak bisa bantu dad, sorry."Sano angkat tangan dan juga memilih kabur.

"Siyuuu..........."

Ah sudahlah,

Tbc....

Yummy (bxb) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang