"Bu--"Mata Alice seketika terbelalak saat merasakan sesuatu yang lembut menempel pada bibirnya. Wajah cowok itu sangat dekat dengannya. Terlalu dekat hingga Alice dapat melihat dengan jelas tiap detail pada wajah cowok itu. Jantung Alice seakan berhenti berdetak saat merasakan sesuatu yang hangat menyapu permukaan bibirnya.
Cowok itu membuka maskernya dan langsung menciumnya. Tidak, cowok itu mencumbunya, dengan sangat lembut dan manis.Mata Alice semakin melebar saat tau siapa yang menciumnya. Kenzie Elvino Arslan, cowok yang beberapa hari ini selalu mengganggunya di sekolah.
"Mpphh..." Alice berusaha berontak dan merapatkan bibirnya. Namun karena tenaga Kenzie kuat membuatnya tak bisa melawan.
"Awwpph" ringis Alice tertahan karena Kenzie menggigit bibir bawahnya hingga cowok itu kini menginvasi dirinya lebih dalam.
Alice memukul tubuh Kenzie agar melepaskan ciumannya. Namun Kenzie tidak melepaskannya, ciumannya juga berubah menjadi sangat lembut membuat Alice ikut ke permainan cowok itu. Cekalan pada tangan Alice pun melonggar dan ia mulai membalas kecupan mesra itu.
Entah pergi kemana rasa kesal dan amarahnya Alice. Bahkan dia sampai lupa tujuan awalnya yang ingin pergi dari cowok ini.
Kenzie tersenyum tipis di sela ciumannya. Matanya tidak lepas dari lawannya yang sedang memejamkan matanya, menikmati ciuman lembutnya.
Kenzie menarik tengkuk Alice agar memperdalam ciuman mereka.
"Hmm"
Kini giliran Kenzie yang menggeram saat merasakan jemari mungil Alice yang terselip di sela rambutnya. Lengan kanannya yang kokoh perlahan terselip ke belakang punggung Alice. Menekan tubuh Alice agar semakin rapat padanya dan tak tersela jarak sedikit pun.
Kecupan mesra dan hangat itu terus terjadi berlangsung. Bertukar napas. Saling memberi dan menerima. Keduanya memeluk erat, seolah tak ada hari esok dan tak rela untuk melepaskan.
Ketika Alice merasa semuanya sangat jauh, gadis itu perlahan melepaskan tautannya. Mengatur napas yang terengah-engah. Matanya masih setia untuk terpejam.
Gadis itu dapat merasakan sebuah sentuhan halus di pipinya. Hembusan napas hangat cowok itu masih menerpa permukaan bibir.
Kenzie masih tak menjauhkan wajahnya walaupun ciuman tersebut telah berakhir.
"Manis" gumam Kenzie dengan senyum tipisnya. Matanya menatap Alice dengan lekat.
Serentak Alice melebarkan matanya saat mendengar ucapan Kenzie. Alice menatap cowok itu dengan pipi yang sudah merah merona.
"Alice anggota RedBlue Eyes," lanjut Kenzie dengan senyum tipisnya. Tangannya terulur untuk menyentuh bibir Alice yang sedikit bengkak karenanya.
Alice tersadar dan menahan tangan Kenzie yang menyentuh bibirnya.
Kenzie kembali tersenyum. "Mau jadi pacar gue ?" tanya Kenzie tiba-tiba.
"Alice, lo gak di apa-apain kan sama mereka"
"Gak, Orlan. Tenang aja"
"Baguslah, gue takut aja lo di apa-apain."
"Gak,"
"Leader Blood Wild, ngapain aja tadi pas ngajak lo pergi ?"
Alice terdiam, ia mengingat perlakuan dan ucapan leader Blood Wild tadi.
"Ngajak gue...makan" balas Alice bohong.
"Makan ?"
"Hmm, udah ya. Gue ngantuk" balas Alice setelahnya memutuskan sambungan telpon bersama Orlan.
Alice menghela nafas panjang. Sekarang dirinya sudah berada di kamarnya, setelah cowok itu mengantarnya pulang. Ia juga belum menjawab pertanyaan cowok itu yang sangat tiba-tiba.
"Bisa gila gue lama-lama!" gumam Alice frustasi. Sungguh, ia tak menyangka cowok di sekolah yang selalu mengganggunya ini adalah Kenzie leader Blood Wild. Dan yang paling mengejutkannya, ucapan cowok itu yang memintanya menjadi pacar. Sungguh, kepalanya mau pecah hanya memikirkan itu.
Ketukan pintu terdengar, membuat Alice membuyarkan sejenak tentang masalah tadi. "Siapa ?" tanya Alice
"Kak Atha," balas Atha.
Alice menghela nafas kasar dan terpaksa berjalan gontai menuju pintu untuk membukanya.
"Apa ?" tanya Alice datar.
"Kamu masih ingat ucapan ayah yang tadi pagi," ucap Atha
Alice menghela nafas kasar. "Hmm."
"Siap-siap, kita mau makan malam" ucap Atha.
"Hmm," balas Alice, setelahnya menutup pintu kamarnya tanpa mendengar ucapan Atha selanjutnya.
Atha menghela nafas pelan. Ia merasa bersalah dengan adiknya ini. Alice jadi di ikut campurkan dalam masalah perusahaan.
"Maaf Lic. Kakak gak bisa bantu kamu" gumam Atha sendu.
---
Alice sudah rapi dengan pakaian mewah nan elegannya, make up yang digunakannya natural. Namun dapat membuat siapa saja terpukai dengan kecantikannya.
Alice keluar kamar dan menuju lantai bawah.
Elvin tersenyum, "Ayoo, kita berangkat. Mereka sudah menunggu" ucap Elvin.
"Kak gantung banget ceritanya" : Hey, itu nama nya strategi guys 😊
Akhirnya identitas Alice terbongkar juga sama Kenzie.
Semakin suka apa bosenin ?
Vote and comments
Thank
KAMU SEDANG MEMBACA
𝟶𝟷. ᴋᴇɴᴢɪᴇ : ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ] ✔
Teen FictionAlice Zaline Elvina, satu-satunya anggota wanita yang tergabung ke dalam gangster bernama RedBlue Eyes atau di singkat R.BE. Identitas Alice tak pernah di ketahui oleh siapapun terutama musuhnya, jika sedang beraksi Alice selalu menggunakan masker d...