"Gak mau kehilangan lo." Lirihnya. Kenzie yang mendengarkannya tentu terkejut untuk kedua kalinya.
Alice memeluk leher Kenzie begitu erat. "Pusing," lanjutnya pelan dengan mata yang masih terpejam.
Kenzie kembali menunduk, menatap wajah Alice yang begitu pucat dan selanjutnya, ia menggendong Alice ala bridal style yang tentu membuat semua siswa heboh. Mereka merasa iri dengan sepasang kekasih ini, keduanya begitu romantis.
"Maaf," bisik Kenzie tepat di telinga Alice dan langsung membawanya pergi menuju UKS.
Alice hanya merespon dengan anggukkan pelan, kepalanya sangat pusing.
Sepertinya Alice sudah menjadi hak milik Kenzie untuk sepenuhnya, karena memang keduanya saling mencintai. Dimana Alice sudah mengungkapkannya walaupun tidak secara langsung.
Selama di koridor kelas mata Alice masih terpejam, sedangkan Kenzie tetap melangkah menuju UKS dengan tatapannya yang sesekali menatap Alice. Tiba nya di UKS, Alice di baringkan di bangkar UKS perlahan. Petugas PMR juga mendekati keberadaan Alice.
"Kenapa Alice ?" tanya petugas PMR.
"Demam," balas Kenzie, ia mengetahuinya saat Alice memeluk dirinya. Suhu tubuh gadis itu sangat panas.
Petugas PMR itu pun mengangguk. Ia mengambil kotak obat dan mengeluarkan kompres demam yang bisa di tempel di kening. Setelahnya menempelkan kompres itu di kening Alice. Alice bisa merasakan dingin yang menyentuh keningnya.
Kenzie mengelus surai hitam Alice dengan lembut. Oiya, Alice tidak pingsan, ia hanya memejamkan mata untuk mereda pusing di kepalanya.
"Kamu tiduran aja ya Lic, aku mau ambil obat dan buat teh hangat dulu," ucap petugas PMR.
"Hmm," balas Alice singkat.
"Makasih," sambung Kenzie.
Petugas PMR keluar UKS, tersisa lah Alice dan Kenzie. Kenzie duduk di kursi samping bangkar dengan menatap Alice begitu lekat.
"Ucapan yang tadi serius ?" tanya Kenzie yang penasaran.
"Hmm." Jawaban Alice membuat Kenzie senang setengah mati. Akhirnya, perjuangannya terbalaskan juga.
"Pusing gak kepalanya ?" tanya Kenzie lagi, kali ini dengan nada khawatir. Ia menyentuh leher Alice yang begitu panas.
Alice berdesis. "Tadi aja cuek," Lirihnya pelan, dengan matanya yang masih terpejam.
Kenzie menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ya, gue kan-"
"Cemburu ?" potong Alice.
"Tuh tau," balas Kenzie dengan nada lucu.
Alice berdecak. "Nyebelin banget! Harus di kasih gombalan dulu baru luluh," kesal Alice membuat Kenzie tersenyum tipis.
"Maaf, tapi gue serius cemburu. Apa lagi saat lihat lo pulang bareng Alvaro, padahal lo bisa hubungi gue," ucap Kenzie.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝟶𝟷. ᴋᴇɴᴢɪᴇ : ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ] ✔
Teen FictionAlice Zaline Elvina, satu-satunya anggota wanita yang tergabung ke dalam gangster bernama RedBlue Eyes atau di singkat R.BE. Identitas Alice tak pernah di ketahui oleh siapapun terutama musuhnya, jika sedang beraksi Alice selalu menggunakan masker d...