Alice terbangun dari tidurnya, namun dirinya merasa heran. Ia terbangun bukan di rooftop melainkan sudah di ranjang ruang rawatnya.
"Kok gue di sini ? Perasaan tadi di rooftop," gumam Alice bingung. Tubuhnya juga sudah di selimuti dengan selimut. Alice berusaha mengubah posisinya menjadi terduduk, ia menoleh ke samping. "Ehh!" terkejutnya saat ia menemukan cowok jutek yang duduk di kursi sebelah ranjangnya.
"Lo-lo sejak kapan di sini ?" tanya Alice sedikit takut.
"Sejak lo, ketiduran di rooftop." Seketika mata Alice membulat sempurna. "Ja-jadi lo yang bawa gue sini ?!"
Alvaro terdiam sejenak, lalu berdehem. "Iya gue yang bawa lo. Gue masih punya rasa kasihan sama lo. Udara lagi dingin, masa gue biarin lo mati kedinginan," balas Alvaro datar.
Alice menelan salivanya. "Gu-gue berat gak ?" tanya Alice pelan, membuat Alvaro menaikan alisnya.
Tanpa sadar, Alvaro tersenyum tipis. "Iya lo berat banget. Tangan gue sampai merah," balasnya.
Alice merasa bersalah. "Sorry, gue gak maksud buat nyusahin lo," ucap Alice sambil menunduk dan memainkan jari tangannya.
Alvaro terdiam sejenak. "Gue gak merasa di susahin. Mending lo cepet sembuh, biar lo gak nyusahin Kenzie lagi." ceplos Alvaro.
Alice tersenyum miris. "Gue sebenarnya gak mau buat orang susah."
Srek
Pintu ruang rawat Alice terbuka. Membuat padangan Alice dan Alvaro menuju ke pintu.
Di arah pintu menampilkan seorang Kenzie dengan barang bawaan di tangannya. "Udah bangun," ucap Kenzie mendekati keberadaan Alice.
Alvaro memilih berdiri dan membiarkan Kenzie mendekati gadis itu.
"Nih, gue bawa buah buat lo." Kenzie meletakan barang bawaannya di atas nakes.
"Dan ini buat lo, Al. Makasih udah jagain Alice," lanjut Kenzie memberikan sekotak makanan untuk Alvaro.
"Makasih," balas Alvaro menerimanya. Alvaro memilih duduk di sofa.
"Mau buah gak ?" tanya Kenzie.
"Boleh deh, mana buahnya ?" jawab Alice.
"Sebentar gue kupas dulu. Supaya lo tinggal makan," tolak Kenzie.
Alice mendengus. "Gue bi-"
Kenzie tersenyum, setelah membungkam mulut Alice dengan buah anggur.
"Ish! Nyebelin banget!" gerutu Alice, memasang wajah kesalnya dan memakan langsung anggur di mulutnya.
Kenzie tersenyum miring. "Alvaro gak apa-apain lo kan ?" tanya Kenzie melirik Alvaro dan tersenyum jahil.
Alvaro yang mendengarnya hanya memutar bola mata malas. "Nggak kok," balas Alice. Ia juga melirik Alvaro.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝟶𝟷. ᴋᴇɴᴢɪᴇ : ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ] ✔
Teen FictionAlice Zaline Elvina, satu-satunya anggota wanita yang tergabung ke dalam gangster bernama RedBlue Eyes atau di singkat R.BE. Identitas Alice tak pernah di ketahui oleh siapapun terutama musuhnya, jika sedang beraksi Alice selalu menggunakan masker d...