Alice tiba di rumah nya pukul tiga pagi. Ia melewati pintu belakang yang tentu di bukakan oleh bibi.
Alice menghela nafas lega saat keadaan rumahnya terlihat sepi. Ia ingin menaiki tangan.
"Dari mana kamu ?"
Seketika Alice menghentikan langkahnya.
"Apa kurang tamparan waktu itu ?" ucapnya lagi membuat Alice menoleh dan menatap sang ayah.
"Aku dari...rumah Jeny. Mengerjakan tu-"
"Kamu tau, ayah tidak suka di bohongi."
Alice menggigit bibirnya. "Al-"
"Ikut!" bentak Elvin tiba-tiba membuat Alice memejamkan matanya.
Elvin menarik lengan Alice kencang dan membawa ke ruang kerjanya.
"Yah sakit," ringis Alice, tarikan ayahnya sungguh sakit.
Blam!
Pintu ruang kerja Elvin di tutup kencang. Setelahnya meghempaskan tangan Alice hingga dia tersungkur ke lantai.
Alice mengepalkan tangannya.
Srek!
Beberapa lembar kertas di lempar Elvin begitu saja tepat di depan wajah Alice. "Nilai kamu turun Alice! Ngapain aja selama kamu di sekolah, hah ?!" bentak Elvin.
Alice meremas ujung pakaiannya. Berusaha untuk tidak lemah di depan ayahnya.
"Jawab Alice!"
"A-aku sudah melakukan semua perintah ayah. Alice le--"
Prang!
Guci yang berada tepat di sebelah Elvin di lempar ke lantai begitu saja hingga pecah. Serpihan keramik guci yang pecah menggores sedikit pipi mulus Alice.
Alice memejamkan matanya. Ia lebih baik menerima sakit pada tubuhnya daripada harus menerima sakit di hatinya.
"Minggu depan nilai kamu tidak berubah, kamu akan tau akibat nya Alice. Ancaman ayah tidak main-main. Ngerti!"
Alice mengangguk pelan.
Elvin mendekati Alice, "Bangun," perintah Elvin.
Alice segera berdiri dan menatap wajah ayahnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Padahal ia sudah berusaha menahan agar air matanya tidak keluar.
"Tinggalkan teman-teman kamu yang nakal itu atau ayah akan membuat mereka menderita."
Setelah mengucapkan itu, Elvin keluar ruangan. Meninggalkan Alice yang menangis dalam diam. Sungguh ia lebih baik di beri pukulan berupa fisik daripada harus merasakan sakit hati.
---
Alice tiba di kamarnya, ia menatap cermin yang menampilkan wajahnya sedikit mengeluarkan darah di area pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝟶𝟷. ᴋᴇɴᴢɪᴇ : ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ] ✔
Teen FictionAlice Zaline Elvina, satu-satunya anggota wanita yang tergabung ke dalam gangster bernama RedBlue Eyes atau di singkat R.BE. Identitas Alice tak pernah di ketahui oleh siapapun terutama musuhnya, jika sedang beraksi Alice selalu menggunakan masker d...