44 | Gangster

4.4K 498 36
                                    

*Saran background nya warna hitam yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*Saran background nya warna hitam yaa

---

Kenzie membawa Alice ke rumah. Bunda nya pasti akan merawat Alice malam hari ini.

Tiba nya di rumah, bunda nya Kenzie langsung berlari ke depan pintu utama setelah melihat putranya menggendong seorang gadis.

"Siapa Ken--Alice ?!" terkejutnya. "Alice kenapa ?" tanyanya panik.

"Kenzie bawa ke kamar dulu, nanti Kenzie ceritain ke bunda," balas Kenzie. Sang bunda mengangguk dan mengikuti Kenzie di belakangnya.

Tiba nya di kamar Kenzie. Alice di baringkan perlahan dan sang bunda juga membantu Kenzie untuk membetulkan posisi bantal nya.

"Bun, tolong gantiin baju Alice. Baju nya ada bercak darah," ucap Kenzie minta tolong sambil menatap Alce yang belum sadar dari pingsannya.

Sang bunda tentu mengangguk, ia juga tak tega melihat keadaan gadis itu. "Ya udah kamu keluar dulu. Bunda mau gantiin bajunya," perintah sang bunda. "Oiya, sekalian bilang bibi bawain baju bunda yang cocok buat Alice," lanjutnya.

Kenzie mengangguk dan keluar kamarnya. Tersisa lah Alice dan bunda nya Kenzie.

"Kamu kenapa sayang, bisa seperti ini ?" ucap nya sambil membersihkan wajah Alice, dan mengobati luka nya.

Ketukan pintu terdengar dari luar kamar Kenzie. "Siapa ?"

"Bibi, Nyonya."

"Masuk bi."

Bibi masuk dengan membawakan pakaian untuk Alice. "Makasih bi. Saya boleh minta tolong bawakan teh hangat sama makan malam ke sini," perintahnya.

"Tentu Nyonya, saya permisi." pamit bibi keluar kamar Kenzie.

---

Kenzie mengetuk pintu ruang kerjanya Arslan. "Ayah, ada di dalam gak ?" tanya Kenzie.

"Masuk."

Kenzie masuk dan langsung duduk di sofa depan kursi kebesaran ayahnya. "Ada apa ?" tanya Arslan heran pada sang putra.

"Yah, perjodohan Kenzie bisa di percepat gak." Pinta Kenzie, sontak membuat Arslan mendongakkan kepala dan menutup buku yang sedang di bacanya.

"Kamu gak salah ngomong kan ?" tanya Arslan memastikan.

Kenzie menggelengkan kepala nya. "Gak yah. Kenzie ingin secepatnya memiliki Alice. Supaya gak ada lagi yang sakiti Alice," jawab Kenzie serius.

Arslan tersenyum tipis. "Kemarin-kemarin perasaan kamu mau bilang tolak dia deh. Kok sekarang pengen di percepat ?"

Kenzie menghela nafas pelan. "Ayahnya Alice. Selalu membuat Alice sakit hati yah. Apa lagi dia suka main tangan. Kenzie gak suka," balas Kenzie.

𝟶𝟷. ᴋᴇɴᴢɪᴇ : ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang