Hari telah berganti. Alice sudah bangun dari mimpi indahnya dan bersiap berangkat sekolah. Setelah kejadian tadi malam, yang bisa di bilang sangat panas membuat Alice berniat untuk tidak bertemu dengan cowok itu hari ini. Pokoknya harus menghidar darinya bagaimanapun.
"Pak biasa Alice nitip mobil ya," ucap Alice ramah pada satpam pertokoan tempat dimana Alice menyimpan mobil nya.
Sang satpam mengangguk. "Baik non Alice. Mobil non Alice pasti aman."
Alice melangkah ke kawasan sekolah. Di sepanjang koridor sekolah Alice jadi pusat perhatian, memang sudah biasa. Tapi kali ini tatapan mereka berbeda, mungkin karena lebam di wajah Alice yang masih kentara sangat jelas. Padahal Alice sudah menutupinya dengan foundation tapi tetap saja masih terlihat.
Alice tiba di kelas, ia langsung menuju tempat duduknya yang sudah ada Jeny di sana. "Tumben baru da--eh! Wajah lo kenapa Lic ?" tanya Jeny yang terkejut saat melihat lebam di wajah Alice.
"Biasa."
"Taekwondo ?" tanya Jeny sambil menaikan alisnya.
"Hmm," balas Alice bohong. Ia mengeluarkan buku-bukunya untuk pelajaran pertama.
Jeny geleng-geleng kepala. "Liburan masih aja latihan," heran Jeny.
"Terserah gue."
Keadaan menjadi hening, Jeny memainkan ponselnya. Sedangkan Alice membaca buku yang akan menjadi pelajaran pertama.
"Ekhmm," dehem seseorang membuat Alice dan Jeny mendongakkan kepalanya.
Jeny tersenyum tipis. Sedangkan Alice menghela nafas pelan. "Itu bibir lo udah di obatin ?" pertanyaan cowok itu membuat Jeny menaikan alisnya, sedangkan Alice menunduk. Tiba-tiba saja kedua pipinya memanas.
"Kenzie juga ikut latihan ?" tanya Jeny penasaran.
"Latihan apa ?" tanya balik Kenzie.
"Taekwondo." Senyum jahil terukir di bibir Kenzie. "Ohh Taekwondo yaa, bukannya pertarungan panas ya. Kenapa boh--"
"Ikut gue!" Alice dengan gerak cepat menarik lengan cowok itu agar mengikutinya ke luar kelas. Bisa jadi masalah besar kalau cowok itu melanjutkan ucapannya.
"Mau kemana ?"
"Ohh, mau lanjut yang semalam ya ?" lanjut tanya Kenzie dengan nada jahilnya.
Saat sudah tiba di belakang taman, Alice melepaskan lengan Kenzie yang di genggamnya dan menatap cowok itu tajam. "Shut up your mouth!"
Kenzie smirk. "Slow down baby, gue gak suka kalimat kasar itu keluar dari mulut lo. Apa yang semalam masih kurang, hm ?" balas Kenzie dengan mendekatkan tubuhnya pada Alice.
Alice yang gugup segera memundurkan tubuhnya hingga hampir menyentuh dinding di belakangnya. Namun sebelum punggung Alice terbentur dinding, tangan Kenzie menahannya agar punggung gadis itu tidak terbentur dinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝟶𝟷. ᴋᴇɴᴢɪᴇ : ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ] ✔
Teen FictionAlice Zaline Elvina, satu-satunya anggota wanita yang tergabung ke dalam gangster bernama RedBlue Eyes atau di singkat R.BE. Identitas Alice tak pernah di ketahui oleh siapapun terutama musuhnya, jika sedang beraksi Alice selalu menggunakan masker d...