Alice dan Kenzie sedang berada di mobil, sesuai dengan janji Kenzie yang akan mengajak Alice jalan-jalan. Namun Alice yang di ajak jalan, terlihat tidak semangat. Dia menatap keluar jendela, sesekali juga dia menghela nafas pelan.
"Kenapa ?" tanya Kenzie lembut, ia memecahkan keheningan.
Alice menoleh sekilas dan kembali menatap keluar jendela. "Gakpapa," balas Alice singkat.
"Lo sering dapat perlakuan seperti itu dari bokap lo ?" tanya Kenzie yang kali ini lebih serius.
Alice terdiam sejenak. "Gak usah ikut campur urusan gue," balas Alice dingin.
Kenzie melirik Alice sekilas dan menghela nafas pelan. "Gue siap jadi teman curhat lo." Ucapan Kenzie tiba-tiba membuat Alice menoleh cepat ke cowok itu.
"Dikit lagi, lo akan jadi milik gue. Gue gak suka, apa yang udah jadi milik gue di sakiti orang, sekalipun orang itu berharga buatnya."
Alice kembali menatap keluar jendela. "Seyakin itu, gue akan jadi milik lo ?" tanya Alice.
"Hmm, seyakin-yakinnya. Kalau gue udah menentukan pilihan. Gue gak akan biarin pilihan gue jatuh ke tangan orang lain," ucap Kenzie, kali ini ia menepikan mobilnya dan menatap Alice lekat.
Alice menoleh dengan gugup saat cowok itu menepikan mobilnya. "Kenapa berhenti ?" tanya Alice berusaha tenang.
Kenzie tersenyum, tangannya terulur untuk menyentuh kedua pipi tirus Alice dan mengusapnya dengan kedua ibu jarinya. "Pilihan gue gak boleh menderita. Sekali saja ada yang mengganggunya, dia bakal berurusan sama gue."
Pipi Alice tiba-tiba memanas. Segera ia alihkan tatapan ke arah lain, berusaha untuk tidak menatap mata cowok itu.
Kenzie kembali tersenyum dan...
Chup!
Kenzie mengecup bibir Alice sekilas. "Kenzie beneran cinta sama Alice." Ucapan Kenzie membuat Alice terdiam dengan menatap Kenzie yang sedang tersenyum padanya.
"Gue tau, lo belum ada perasaan sama gue. Tapi gue bakal nunggu sampai lo membalas cinta gue. Kalau masih belum, gue akan tetap menunggu." lanjut Kenzie dengan lembut, bahkan ucapan Kenzie membuat mata Alice tanpa sadar berkaca-kaca. Sosok Alice yang lemah dan rapuh telah keluar di hadapan seorang Kenzie.
Segera Alice alihkan tatapannya kembali ke arah lain dan melepaskan kedua tangan Kenzie dari pipinya. Alice hapus air matanya yang belum turun secara kasar.
"Kita mau kemana?" tanya Alice mengalihkan topik.
Kenzie menghela nafas dengan pertanyaan yang terucap dari gadis itu, dia mengalihkan topik.
"Rahasia, lo pasti bakal suka. Tapi kita gak berdua aja," jawab Kenzie mengubah suasana menjadi tidak canggung.
"Sama siapa ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝟶𝟷. ᴋᴇɴᴢɪᴇ : ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ] ✔
Teen FictionAlice Zaline Elvina, satu-satunya anggota wanita yang tergabung ke dalam gangster bernama RedBlue Eyes atau di singkat R.BE. Identitas Alice tak pernah di ketahui oleh siapapun terutama musuhnya, jika sedang beraksi Alice selalu menggunakan masker d...