73| Gangster

3.7K 454 253
                                    

"Karena cowok itu ?" tanya Emery serius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena cowok itu ?" tanya Emery serius.

Alice menggelengkan pelan," bukan."

Emery menghela nafas. "Coba sini, gue lihat tangan lo," ucap Emery tegas, ia menarik lengan Alice agar mendekat padanya.

"Ini tuh gak benar nutup lukanya, nanti kalau infeksi gimana ?" ucap Emery memarahi Alice seperti ayah yang memarahi anaknya.

"Tunggu sebentar, gue ambil kotak obat dulu. Jangan kemana-mana," ancam Emery. Ia mengambil kota obat yang tak jauh dari ruang tamu.

Alice menghela nafas, ia pasrah daripada dapat omelan dari cowok itu. Kepalanya juga sudah pusing, ia tak ingin menambah rasa pusingnya.

Tak lama Emery kembali dengan kotak obat di tangannya. Emery mulai mengobati luka Alice dengan hati-hati.

"Lo ada masalah ?"

Alice menggeleng. Sekali lagi, ia tidak ingin Emery mengetahui masalahnya dengan Kenzie.

"Kalau ada masalah cerita sama gue. Gue udah anggap lo, adik. Kalau ada yang sakiti lo, akan berurusan dengan gue," ucap Emery yang masih sibuk mengobati Alice. Alice yang mendengar ucapan cowok tersenyum tipis.

Emery telah selesai mengobati tangan Alice, setelahnya menatap wajah gadis itu. "Gue sayang banget sama lo, Lic. Gue mohon, kalau ada masalah cerita sama gue."

Ucapan Emery membuat Alice terdiam. Ia tersentuh dengan cowok itu, ternyata Emery sangat mencintainya.

Alice bangun dari duduknya. "Gue pamit pulang ya."

"Gue anter, jangan nolak pokoknya," balas Emery tegas.

---

Tiba di rumah dengan Emery yang mengantarkannya. Alice masuk ke rumah nya dengan langkah gontai.

"Non Alice baru pulang. Tadi tuan titip pesan sama bibi kalau tuan ada urusan di Singapore bareng den Atha," ucap bibi menyampaikan pesan dari Elvin.

Alice mengangguk. "Makasih bi."

"Non Alice sakit ya ?" tanya bibi khawatir karena melihat wajah sang majikannya yang terlihat pucat.

"Alice gakpapa bi. Aku mau ke kamar ya," pamit Alice berbohong. Padahal badannya sangat lemas dan panas tubuhnya semakin tinggi.

Alice melangkah menuju kamarnya, ia menaiki anak tangan dengan hati-hati, agar dirinya tidak salah menginjak.

Tiba nya di kamar, Alice langsung mengunci pintunya agar tidak ada yang masuk. Setelahnya, ia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur. Sungguh Alice sangat lemas, badannya juga menggigil. Kalau boleh milih, lebih baik Alice mendapat pukulan dari pada sakit demam seperti ini.

---

Tak lama dokter keluar dari ruangan IGD. Semua yang sedang menunggu Laurie langsung berdiri dan mendekati dokter.

𝟶𝟷. ᴋᴇɴᴢɪᴇ : ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang