33 | Gangster

4.9K 549 19
                                    

Follow aja dulu 😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Follow aja dulu 😊

---

Alice sadar dengan posisinya yang ambigu, segera kembali ke posisi awal dan bersikap tenang seolah ia tak melakukan apa pun. Sedangkan Kenzie tersenyum tipis, tangannya terulur menepuk pucuk Alice pelan.

Alice menoleh mendapat perlakuan dari cowok itu. "Apa ?" tanya Alice jutek.

Kenzie menggelengkan kepala. "Kenapa gak tutup bibir gue pakai bibir-"

"Jaga ucapan lo." potong Alice, menatap tajam Kenzie.

Kenzie tentu terkekeh mendapat respon dari gadis itu.

"Ekhmm, lo ketemu cewek ini dimana. Zie ?" tanya Alvaro, ia menatap Kenzie. Namun matanya sesekali melirik Alice dengan tatapan dingin.

Kenzie menoleh. "Waktu kita mencar dan gue ketemu jalan baru. Gue masuk terus ketemu Alice deh," balas Kenzie melirik gadis itu dengan senyum jahilnya.

Alice memutar bola mata malas.

"Oiya, kenalin gue Lino," ucap Lino mengulurkan tangannya tiba-tiba untuk berkenalan.

Namun Alice tak menerima uluran tangan Lino, bahkan tatapannya sangat cuek.

"Alice," balas Alice datar.

Lino tersenyum tipis dan menarik tangannya. Seisi van mentertawakan Lino yang gagal berkenalan dengan gadis itu.

"Gue, Delvin."

"Kavin."

"Gue, Melvin" ucapnya sedikit menoleh ke belakang, karena dirinya sedang fokus mengemudi.

Alice melirik cowok di sebelahnya, ia merasa aura cowok sebelahnya ini sebelas dua belas sama Emery. Menakutkan.

"Lo, siapa ?" tanya Alice penasaran.

Alvaro melirik Alice sekilas, namun tak berniat menjawab pertanyaan Alice. Membuat seisi van menghela nafas. Sifat dingin Alvaro pada wanita mulai keluar, bahkan wajah datarnya sudah di tampilkan saat Alice masuk van.

Alice mendengus. "Dingin banget," gumamnya pelan, namun dapat di dengar Kenzie dan Alvaro yang duduk tepat di sebelahnya.

"Turunin gue di pintu barat," pinta Alice.

Kenzie mengangguk dan saat van mereka tiba di depan pintu barat. Alice ingin langsung keluar. "Makasih," ucap Alice. Namun Kenzie menahan lengannya.

"Apa ?" tanya Alice, gerakannya terhenti tepat di depan Kenzie.

"Gak dapat imbalan nih, gue udah tolongin lo ?" tanya Kenzie sambil menaikan alisnya, tentu dengan senyum miring.

Alice memutar bola mata malas, setelahnya menyentil kening Kenzie.

"Kuburan sana," ceplos Alice asal dan menepis tangan cowok itu.

Kenzie terkekeh. Iya sangat menyukai cewek yang sulit di dapatkan seperti Alice. Padahal sebelumnaa tanpa melakukan apapun, Kenzie sudah di dekati oleh para gadis.

𝟶𝟷. ᴋᴇɴᴢɪᴇ : ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang