Liana sedang berada di bandara, setelah mendapatkan kabar mendadak yang mengharuskan Liana meninggalkan rumah selama dua hari untuk ke New York. Begitu pun Arslan, dia ada urusan perusahaan di Sydney dan akan pulang seminggu kemudian. Tadinya Liana tak ingin meninggalkan Kenzie dan Alice, namun karena urusan penting. Terpaksa Liana terbang ke New York malam itu juga.
Liana juga sudah mendapatkan semua data Nathan corporation beserta anak saham mereka. Ia tinggal menyuruh anak buahnya untuk menjatuhkan perusahaan Nathan dan tinggal menghitung hari sudah di pastikan saham Nathan corporation akan anjlok dan menurun drastis.
Ingat, siapapun yang mengusik orang tersayang keluarga Arslan akan mendapatkan akibatnya, tak ada terkecuali.
---
Tiba nya di parkiran motor, Alvaro mendudukkan Alice di jok motor belakangnya. "Pakai jaket gue," ucap Alvaro melepaskan jaketnya dan menutupi tubuh Alice yang hanya memakai kaos hitam saja.
"Lo gakpapa gak pakai ?" tanya Alice tak enak.
"Gakpapa. Lo lebih penting," balasnya
Alice mengangguk, kini Alvaro yang naik ke motornya dan mulai menyalakan mesin motor. "Pegangan pundak gue, atau apapun," ucap Alvaro agar gadis di belakangnya aman saat ia mulai menjalankan motornya.
Awalnya Alice ragu, namun dengan terpaksa ia berpegangan pada bahu Alvaro. Selama di perjalanan tidak ada yang membuka suara, Alice maupun Alvaro sibuk dengan pikirannya masing-masing. Sampai sepuluh menit berlalu, baru lah Alvaro membuka obrolan. "Gue antar lo kemana ?" tanyanya.
Alice berfikir sejenak, apakah akan langsung pulang ke rumah Kenzie atau markas. "Lic ? Gue antar lo kemana ?" tanya Alvaro lagi sedikit menoleh kebelakang.
"Ke rumah Kenzie," balas Alice final, yang sontak membuat Alvaro menaikan alisnya.
"Ke rumah Kenzie ?"
"Hmm, antar gue ke sana." Alvaro sebenarnya penasaran, kenapa gadis di belakangnya ini meminta ia untuk mengantarkan ke rumah Kenzie. Namun karena permintaan gadis itu, ia tetap mengantarkannya.
Tak membutuhkan waktu lama, mereka telah tiba di rumah Kenzie. Alice turun di bantu Alvaro, walaupun kesulitan karena harus menahan rasa sakit di kaki dan tangannya.
"Pelan-pelan," ucap Alvaro.
Alice sudah turun dari motor. "Makasih, udah tolongin dan nganterin gue," ucap Alice dan ingin mengembalikan jaket cowok itu.
"Nggak usah, lo pakai aja. Soal balikin nya kapan-kapan aja," balas Alvaro menahan jaket miliknya yang ingin di lepaskan dari tubuhnya Alice.
"Beneran gakpapa ?" tanya Alice tak enak.
"Iya beneran."
"Makasih sekali lagi," ucap Alice.
"Okee sama-sama, lo pacar sahabat gue. Jadi gak ada salahnya gue bantu."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝟶𝟷. ᴋᴇɴᴢɪᴇ : ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ] ✔
Teen FictionAlice Zaline Elvina, satu-satunya anggota wanita yang tergabung ke dalam gangster bernama RedBlue Eyes atau di singkat R.BE. Identitas Alice tak pernah di ketahui oleh siapapun terutama musuhnya, jika sedang beraksi Alice selalu menggunakan masker d...