105 | Gangster

4.1K 465 78
                                    

Liana baru saja tiba di bandara, ia langsung menuju rumahnya setelah dapat kabar jadwal pertemuannya hanya satu kali dan bisa di wakilkan oleh Diego

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liana baru saja tiba di bandara, ia langsung menuju rumahnya setelah dapat kabar jadwal pertemuannya hanya satu kali dan bisa di wakilkan oleh Diego.

"Nonya, sepertinya nona Alice dengan den Kenzie semakin akrab. Tadi malam mereka selalu berdua," ucap sang supir keluarga Arslan.

Liana tersenyum senang. "Syukur lah sudah baikan," balas Liana.

---

"Kenzie! Ayoo berangkat, nanti telat berangkat sekolah!" Alice mengetuk pintu Kenzie yang terkunci.

Alice berdecak, sungguh kebo sekali cowok satu ini. Padahal Alice mengetuk pintu kamar cowok itu  tidak santai.

"Ken-"

Ucapan Alice terpotong dengan suara pintu kamar terbuka dan menampilkan seorang Kenzie masih dengan muka bantalnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ucapan Alice terpotong dengan suara pintu kamar terbuka dan menampilkan seorang Kenzie masih dengan muka bantalnya. Rambutnya acak-acakan namun masih terlihat sangat tampan. Kedua matanya berkedip untuk menyesuaikan penglihatannya di depan mata.

"Hhmm ?" gumam Kenzie, dengan senyum tipisnya.

Tanpa sadar Alice tersenyum. "Belum rapi ?" tanyanya dengan kedua tangan di lipat di depan dada nya.

Kenzie cengir kuda. "Belum, semalam aku insomnia," balasnya.

Alice menggeleng-geleng kepala. "Cepat mandi sana! Atau aku tinggal aja ya ?" jahilnya.

Kenzie langsung gelagapan. "Eh! Eh! Tungguin dong, tega banget kamu tinggalin aku," memelas Kenzie.

"Ya udah cepetan, lima belas menit pokoknya harus sudah selesai. Kalau belum turun, terpaksa aku tinggal," final Alice meninggalkan kamar Kenzie dan memilih menunggu di ruang makan.

"Siap bu bos!" Kenzie langsung masuk kamar mandi dan bersiap-siap.

Alice menuruni anak tangga menuju ruang makan. Saat sudah di lantai bawah, ia melihat bunda nya Kenzie sudah duduk di kursi makan.

"Bunda, sejak kapan di rumah ?" terkejut Alice.

Liana tersenyum dan menarik kursi untuk Alice. "Sini duduk dulu, bunda kangen," balas Liana, setelah Alice duduk. Liana langsung memeluk Alice erat dan mengelus surai hitam gadis itu. Dua menit memeluk, Liana melepaskan pelukannya.

𝟶𝟷. ᴋᴇɴᴢɪᴇ : ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang