𝟶𝟷. ᴋᴇɴᴢɪᴇ : ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ] ✔

106 | Gangster

"Sial!" Geram Emery.

"Kenapa bisa kita di tipu sama mereka ?!" lanjutnya menendang kursi plastik yang berada di depannya. Anggota RedBlue Eyes memilih diam, kalau Emery sudah marah sangat seram.

"Untung Alice gakpapa, kalau aja Alice masuk rumah sakit lagi. Gue bakal cari agent itu sampai ketemu dan gue bunuh."

"Gue juga gak nyangka kalau itu taktik mereka buat tangkap kita," sambung Orlan.

"Mereka mulai main-main sama kita. Julian, lo retas PC mereka. Hapus semua data-data sampai ke akar-akarnya. Mereka gak tau sedang berhadapan dengan siapa," Perintah Emery dengan seringai nya.

"Siap boss!" Terima Julian dan mulai mengerjakan perintah Emery.

"...dan lo, Galaxy. Lacak keberadaan mereka sekarang. Gue bakal buat perhitungan sama mereka," lanjut perintahnya pada Galaxy.

"Okee."

Bel istirahat berbunyi, Alice bersiap untuk ke kantin. Namun ia akan menunggu Kenzie terlebih dahulu.

"Kantin gak ?" tanya Jeny.

"Duluan aja, gue tunggu Kenzie dulu," balas Alice.

"Ohh, ya sudah. Gue duluan yaa," pamit Jeny keluar duluan.

Alice menunggu di kelas seorang diri. Namun sudah sepuluh menit, Kenzie tidak datang ke kelasnya. Karena Alice tak sabaran, ia memilih mendatangi kelas cowok itu. Siapa tau bertemu di jalan. Alice berjalan di koridor menuju kelas Kenzie. Keadaan koridor lumayan sepi karena para murid hampir semuanya pergi ke kantin.

"Lepas! Lo apaan!"

"Please, bantu aku."

"Gue gak mau lagi berurusan sama lo!"

Bentakan seseorang terdengar, Alice mengerutkan keningnya. Ia kenal suara itu, segera Alice melangkah ke sumber suara dan benar saja. Alice melihat sang pacar sedang bersama Laurie.

Alice langsung mengepalkan tangannya, bukan marah ke Kenzie tapi ke Laurie. Sudah jelas-jelas Kenzie menolak untuk di sentuh. Tapi cewek itu malah tetap menyentuh tangan Kenzie. Alice langsung melangkah cepat dan berhenti tepat di depan Kenzie. Menghalangi Kenzie dari Laurie.