Pagi hari pukul lima pagi, suara kicauan burung telah membangunkan Alice. Ia membuka matanya perlahan dan merasakan berat pada tubuhnya. Alice terkejut bukan main saat seorang Kenzie sedang memeluknya bahkan kening Alice berada di antara hidung dan bibir cowok itu. Alice berusaha melepaskan tangan Kenzie yang melingkar di pinggangnya. Namun bukannya terlepas, tangan Kenzie semakin mengeratkan pelukannya.
"Seperti ini aja, lo masih demam Alice," ucap Kenzie membuka matanya perlahan dan menatap Alice dengan lekat. Alice yang di tatap seperti itu tentu langsung menunduk, ia tak ingin jatuh kembali ke pesona cowok itu.
"Lepas," ucap Alice dingin. Namun Kenzie tidak melepaskan tangannya.
"Maaf, untuk semalam."
"Lepas!" nada Alice semakin meninggi.
"Gak akan, sebelum maafin gue," balas Kenzie lirih.
Alice menghela nafas kasar dan memilih tetap berontak. "Lepas brengsek!" kesal Alice. Membuat Kenzie terdiam sesaat. Mood Alice sungguh tidak lagi baik.
"Maaf."
Alice berdesis. "Gue maafin. Tapi lepasin tangan lo, dan jangan dekat sama gue lagi." balas Alice dingin dengan penuh penekanan.
"Gak, gue gak akan terima permintaan lo yang itu. Gue gak bisa jauh-jauh dari lo, Alice." Kenzie menatap Alice sendu, agar gadis itu memaafkannya.
Alice tersenyum miring. "Lepas, atau gue benar-benar gak akan mau ketemu sama lo lahhmm"Terkejut Alice saat dengan tiba-tiba Kenzie mencium bibirnya, dia mencumbunya dengan sangat lembut dan manis.
Alice terkejut bukan main, ia memukul dada bidang Kenzie agar cowok itu melepaskan ciumannya. Namun bukannya melepaskan, Kenzie malah menggigit bibir Alice membuat Kenzie kini bisa menginvasi dirinya lebih dalam.
" Awhmm."
Suara lenguhan itu keluar dari mulut Alice, yang terdengar merdu di telinga Kenzie, membuat Kenzie semakin dalam ciumannya. Namun Alice terus berontak dan berusaha melepaskan ciuman Kenzie, dengan terpaksa Alice menggigit bibir cowok itu agar melepaskan ciumannya.
Kenzie akhirnya melepaskan ciumannya dan menatap Alice lekat. "Minggir!" kesal Alice mendorong tubuh Kenzie dan mengusap bibirnya yang sedikit bengkak karena cowok itu.
Kenzie menyentuh kening Alice. "Masih demam, sini gue cium lagi. Supaya panasnya benar-benar turun," ucap Kenzie asal ceplos aja.
Bugh!
Alice memukul Kenzie dengan bantal. "Gila lo!"
Kenzie terkekeh. "Pipi nya merah tuh," ucapnya membuat Alice mengerang kesal.
"Berisik!" Alice mendorong tubuh Kenzie dan langsung bangun dari tidurnya menjadi terduduk.
"Keluar dari kamar gue! Gimana lo bisa masuk, padahal kamar gue di kunci ?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝟶𝟷. ᴋᴇɴᴢɪᴇ : ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ] ✔
Teen FictionAlice Zaline Elvina, satu-satunya anggota wanita yang tergabung ke dalam gangster bernama RedBlue Eyes atau di singkat R.BE. Identitas Alice tak pernah di ketahui oleh siapapun terutama musuhnya, jika sedang beraksi Alice selalu menggunakan masker d...