𝟶𝟷. ᴋᴇɴᴢɪᴇ : ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ] ✔

89| Gangster

Kenzie masih tidak percaya setelah mendengar ucapan Delvin. Bagaimana bisa ia tidak tau kalau bunda nya adalah Leader mafia.

"Zie, lo gak tau kalau bunda lo Leader mafia ?" tanya Kavin yang heran. Padahal Kenzie adalah anaknya.

"Sumpah gue gak tau sama sekali. Di rumah tuh ya, bunda gue kaya ibu rumah tangga biasa, sibuk sama pekerjaan rumah," ucap Kenzie jujur. Bunda nya itu sungguh anggun dan lembut, Kenzie benar-benar tak tau kalau bunda nya jadi leader mafia.

"Gila Zie! Tante Liana keren abis! Gue jadi mau foto bareng," ucap Delvin, di anggukan anggota Blood Wild yang lain.

"Bro udah jam sebelas malam, gue pulang dulu ya. Udah dua hari gak pulang," pamit Kenzie di Anggukkan  dengan yang lain. Mereka juga ingin pulang ke rumah masing-masing.

Kenzie tiba di rumah, keadaan ruang tamu sudah gelap, Kenzie berharap kedua orang tua nya sudah tertidur. Ia berjalan pelan-pelan menuju kamarnya."Mudah-mudahan bunda sama ayah udah tidur, gue ja-"

Klek

Terdengar suara dehem seseorang, diikuti lampu ruang tamu yang tiba-tiba menyala.

"Mati gue," gumam Kenzie pelan yang langsung menghentikan langkahnya.

"Baru pulang, Ken ?" tanya seseorang dengan suara berat.

Kenzie cengir kuda dan menoleh ke sumber suara dengan menampilkan wajah polosnya. "Kenzie-"

"Kemarin di China ngapain ?" tanya Liana tiba-tiba. Tatapan Liana sangat mengintimidasi dengan kepalanya di miringkan ke kanan. Sedangkan, Arslan menatap Kenzie dengan tangan kiri yang bertumpu pada bahu Liana dan tangan kanannya di masukan ke dalam saku celana. Mereka menatap Kenzie serius seolah meminta penjelasan.

Kenzie menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal. "Anu...Ken-"