"Ck, lo bisa bergerak lebih cepat gak! Gue gak sabar mau lihat tuh cewek menderita."
"Lo bisa bersabar! Semua itu butuh proses, gak gampang buat cewek itu menderita. Lo tau, banyak orang di sekitarnya yang peduli."
Helaan nafas kasar keluar dari seseorang di sebrang sana. "Gue gak suka lama-lama!"
"Kalau lo masih bawel. Gue lebih baik mundur, cewek kaya Alice butuh rencana buat dia menderita."
"Ya pakai kekerasan aja, ngapain kalau pakai rencana. Tapi gak ada hasil sampai sekarang!"
"Sialan lo! Jadi lo ngeremehin gue ?!"
"Gue bicara fakta! Gue suruh lo buat bertindak cepat tapi sampai sekarang gak ada hasil nya."
"Kalau bukan sepupu. Tangan lo udah gue patahin!"
"Aduh, ngeri dengarnya. Tapi gue gak takut tuh. Di kira gue gak bisa balas perbuatan lo"
"Ck! Emang ya, kebiasaan lo gak pernah berubah. Masih aja, urus-urusan orang."
"Gue gak bakal urus-urusan orang, kalau milik gue gak di ambil."
"Ck! lo baru beberapa bulan ketemu mau ngaku hak milik aja."
Bip
Sambungan terputus sepihak. "Sialan! Kalau bukan karena butuh, gue gak bakal mau terima tawaran lo," kesalnya.
Helaan nafas pelan terdengar. "Okee, kita susun rencana buat besok."
Pagi hari dimana Alice sudah terbangun dari tidurnya, ia sudah rapi dengan seragam sekolahnya dan bersiap berangkat.
Semalam setelah dari rumah Alice, Kenzie membawa ke rumahnya. Saat mereka tiba, tentu Alice di sambut baik dengan bunda nya Kenzie dan Arslan. Bahkan Alice sempat mengobrol sebentar tentang seputar perempuan. Setelah di rasa lelah, Alice tertidur di kamar Kenzie, sedangkan pemiliknya memilih tidur di kamar tamu. Entah mengapa cowok itu memilih Alice untuk tidur di kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝟶𝟷. ᴋᴇɴᴢɪᴇ : ɢᴀɴɢsᴛᴇʀ [ᴇɴᴅ] ✔
Teen FictionAlice Zaline Elvina, satu-satunya anggota wanita yang tergabung ke dalam gangster bernama RedBlue Eyes atau di singkat R.BE. Identitas Alice tak pernah di ketahui oleh siapapun terutama musuhnya, jika sedang beraksi Alice selalu menggunakan masker d...