77

1.5K 91 48
                                    

Posisi Kim Jisoo saat ini masih menangis. Kesedihannya justru membawa kecemasan bagi pak Polisi Kim Seokjin.

Segeralah dia bertindak untuk menengkan Jisoo.

Entahlah,, saat ini rasanya Jisoo sangat kacau dan agak menyesal menusuk ruang kosong dihatinya. Tapi tetap saja jisoo tidak bisa mengakui dan tidak ingin membela Ayahnya lagi, meskipun Jisoo dipastikan akan menerima sakitnya untuk selamanya karena rasa bersalahnya yang tidak bisa menjadi anak baik dikeluarganya.

Jisoo itu si sulung, dan siapa pula yang memberikan kewajiban kepada setiap anak sulung untuk memikul tanggung jawab yang lebih besar dari anak bungsu?

Ah, okey, Jisoo pun lupa diri akan 1 fakta lagi, yaitu jika menjadi anak sulung hampir setara dengan jadi anak tunggal, dimana bebannya yang dipikulnya itu sama sama berat.

"Kenapa kau menangis uhm?"

Suara deep pak polisi Seokjin, akhirnya bisa mengambil atensi nya Jisoo kembali.

"Ayahku... dia tidak mungkin melakukannya sendiri kan?"

Jisoo merancu, dan Kim Seokjin yakin pasti kekasihnya seperti ini setelah melihat isi layar ponsel milik ayahnya.

"Ada apa Jisoo? Katakan padaku, aku tidak paham kenapa kau menangis setelah Ayahmu memperlihatkan sesuatu dari ponselnya" tanya Kim Seokjin. Serius nya mode on.

Bahu kekasihnya dicekal lembut dari arah samping, dan wajah Kim Seokjin menatap juga dari arah samping, agak menunduk seperti keadaan Jisoo saat duduk terpuruk di kursi plastiknya usai pembicaraan serius dengan ayah Dong Wook.

"Aku sudah terlanjur tidak bisa berhenti, aku juga sudah punya janji padamu..."

Jin diam.

" - untuk terakhir kalinya, ayo temui lagi Ayahku... dia menuju ke kamarnya, aku ingin memastikan semuanya!!..." ucap Jisoo, dia mengusap air matanya.

Ingin terlihat tegar,

Tapi baru hanya 20% rasa tegar yang ia kumpulkan, meskipun harus pura-pura sudah merasa cukup baginya untuk menangis.

"Hey? Apa maksudmu Jis?"

Jisoo berdiri membuat Seokjin menyusulnya juga. Meskipun pertanyaannya diabaikan.

"Kajja, kita ke kamar ayahku sekarang!"

Kata Jisoo, dia lekas menggenggam tangan Kim Seokjin untuk dibawanya menemui ayahnya sekali lagi.

Malam ini, semua hal yang Jisoo rasakan seperti saat mengalami jadi tokoh utama disebuah drama novel, tapi sayang sekali saat ini Jisoo ada di dunia nyatanya, dimana plot twis atau keajaiban tidak pernah berlalu secara absolut, kenyataan harus dihadapinya sebab keluarganya tak akan bernasib mujur lagi untuk selamanya.
.


.
.

Singkatnya Jin dan Jisoo sudah sampai didepan kamar milik orang tuanya, dimana Ayah Dong Wook barusan masuk dan menyendiri disana.

Tok

Tok

Tok

Little Title For Us #Wattys2019 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang