Jisoo yang awalnya hanya duduk-duduk ditepi ranjang, kini perlahan digelitik oleh rasa penasaran dari beberapa sudut intetior kamar milik Kim Seokjin yang menyilaukan matanya.
Warna kuning keemasan yang berderet disepanjang rak-buku bagian atas, terlalu mendominasi didepan nuansa coklat muda dari cat tembok kamarnya.
Benda-benda yang terbuat dari bahan kuningan itu merupakan saksi bisu dari sederet prestasi yang Seokjin raih sejak kecil. Jisoo pribadi sangat kagum melihatnya.
Bagaimana bisa Seokjin mengumpulkan begitu banyak piala dan mendali seperti itu?
Luarbiasa...
Ketekunan Seokjin dalam menuntut ilmu akademik dan non-akademik membuat Jisoo sedikit minder...
Jisoo saja tidak punya satupun benda berkilau itu dirumahnya, ya keculi ada 3 piala dan 2 mendali milik Jennie di ruang tamu rumahnya, sementara piala dan mendali atas nama Kim Jisoo benar-benar tidak ada, jumlahnya nol.
.
.
.
.Ceklek!
Gagang pintu terputar, Jisoo yang sibuk membelakangi arah pintu kamar mandi langsung dibuat kaget.
Tidak disangka rupanya Kim Seokjin sudah selesai mandi, namja itu memakai trening olahraga dan baju singlet berwarna hitam. Bersyukurnya Jisoo karena ia tidak melihat pemandangan yang senonoh hari ini.
Lagipula Seokjin sendiri sudah terbiasa mandi cepat dan selalu ingat mengganti bajunya langsung didalam kemar mandi.
Kebiasaan itu bermula saat ia tinggal di mess akademi militer. Apapun yang ia kerjakan harus cepat dan tepat. Termasuk, kegiatan pribadi seperti mandi dan makan. Terlambat beberapa detik saja, maka akan ada hukuman yang menantinya.
Hari-hari itu sangat berat bagi Seokjin, tapi karena kerja kerasnya, ia berhasil menyelesaikan pendidikan militernya dengan baik.
"Kim Jisoo?"
Seokjin tersentak. Kehadiran yeoja itu menyita perhatiannya.
Tangannya berhenti mengusap helaian rambutnya yang basah sehabis keramas.
"Kau masuk kemari?" tanya Seokjin, entah kenapa suara beratnya mulai membuat Jisoo candu.
"Ibumu yang memaksa sungguh, awalnya aku akan duduk diruang tamu saja... Tapi yah, ibumu mengantarku naik sampai ke sini"
Jisoo menjawab dengan nada ragu, serta menyiratkan kejujuran yang valid didalamnya.
Seokjin lalu melirik kearah pintu kamarnya yang terbuka. Padahal tadinya tertutup saat ditinggal mandi.
Oh jadi benar!
Tidak mungkin Jisoo memiliki inisiatif sendiri untuk masuk kekamarnya tanpa ijin. Pasti ada orang lain yang meminta Jisoo datang kemari, dan Seokjin yakin itu pasti Ibunya.
"Yasudah tidak apa..."
Seokjin lalu beralih menuju ke lemari pakaiannya, daun pintu dari lemari itu tertempel sebuah kaca cermin yang besarnya sebatas dada, jadi jika Seokjin mau bercermin dia pasti menggunakannya.
Pria itu mengeringkan rambut sambil bercermin, sementara Jisoo menatap punggung lebar Seokjin dalam keheningan. Tak lupa bersender pada meja belajar milik lelaki Kim itu.
"Apa yang kau lihat?"
Seokjin berbalik. Pasalnya, pantulan bayangannya Jisoo terlihat fokus tertuju menatapnya saat Seokjin sedang bercermin.
Jisoo pun dibuat salah tingkah. Ia langsung menggeleng pelan, dan menggigit bibir bawahnya dengan lembut, intuisinya bingung ingin menjawab apa ketika kepergok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Title For Us #Wattys2019 [END]
Romance"Yah, sayang sekali... Aku pikir Nona ini pacarmu, kau betah sekali menjomblo kak... Kapan kau menyusulku untuk menikah?" "Jika aku sudah mood mungkin" balas Seokjin tanpa minat. "Kapan kau akan mood untuk menikah dasar kakak bodoh? Ingat umurmu it...