49

1.4K 183 62
                                    

Kali ini dia bukan kabur!

Sudah pasti kecemasan menggerogoti setiap inci tubuh Jisoo. Ia mencoba tenang, lalu mencari solusi terbaik dari masalahnya.

Jisoo sudah dewasa, apalagi asam manis kehidupan sudah pernah ia rasakan. Jadi untuk mengurangi penyesalan dimasa depan, Jisoo hanya ingin memutuskan secara perlahan tanpa ada pihak yang tersakiti.

Dong Wook, Jennie, Seokjin dan Woobin adalah nama orang-orang yang berkeliaran dikepala Jisoo sejak tadi malam.

Jisoo tidak mau mengecewakan Ayahnya, ia juga tidak mau membuat Jennie menunggu terlalu lama untuk menikah dengan Yoongi. Jisoo pun tidak mau menyakiti perasaan Seokjin dan Woobin, mereka berdua hanya tidak sengaja terjerat taktir bersama dirinya.

Mobil Seokjin melaju dengan tersendat-sendat dijalanan. Macet, masih menjadi kendala bagi Seokjin hingga tidak bisa leluasa menginjak pedal gas mobilnya.

Di awal, tidak ada kata setuju dari bibir Jisoo saat Seokjin menawarkan diri untuk mengajak yeoja itu mampir kerumahnya.

Wajah Jisoo sangat sendu, Seokjin yakin Jisoo sedang banyak pikiran. Biasanya wanita itu akan cerewet dan you know Jisoo pasti akan centil padanya, seperti pertama kali mereka bertemu saat kecelakaan itu.

Jadi Seokjin memilih opsi lain saat ini, ia ingin mengajak Jisoo ke sebuah taman. Taman yang indah itu ada di perbatasan kota. Meskipun agak jauh, Seokjin yakin Jisoo akan suka melihat taman itu. Karena dulu keluarga Seokjin sering kesana, untuk mengabulkan permintaan ibunya yang selalu rindu pemandangan hijau.

"Kau yakin tidak mau makan dulu Jiss?"

Seokjin bertanya, ia khawatir pada Jisoo. Yeoja itu katanya belum makan siang.

"Aku rasa tidak Pak Seokjin... Aku tidak nafsu makan" jawabnya begitu keras kepala.

Keadaan kembali hening, Jisoo benar-benar menguji rasa penasaran Seokjin. Sebenarnya apa yang membebaninya sampai Jisoo tidak mau membocorkan keluh kesahnya sebelum mereka sampai di tempat tujuan yang Seokjin janjikan.
.
.
.
.
.
.
.
.
Di lain tempat

Woobin akhirnya sampai di depan gerbang SMA internasional. Sesuai jadwal dan perintah Gong Yoo yang merupakan ayahnya. Woobin hendak menjemput Jisoo, mengajak yeoja itu makan siang bersama.

Blam!

Woobin keluar mobil, kacamata hitam senantiasa bertengger menutupi matanya dari sinar ultraviolet matahari yang sangat jahat. Terlepas dari itu, Woobin memang sangat menyukai kacamata berlensa hitam karena bisa menambah kesan modis, bergaya tinggi dan mahal pada penampilannya.

Mungkin bagi sebagian orang, kehadiran Woobin didepan gerbang SMA internasional tak ubahnya sama seperti salah satu wali murid yang hendak menjemput anaknya.

Masyarakat awam mengira mungkin Woobin sudah memiliki 3 anak dan anak terakhirnya masuk di SMA ini.

Woobin terlihat sangat dewasa, dari fisiknya saja sudah mencerminkan usianya yang sangat matang. Woobin terlihat layaknya pria yang benar-benar sudah sukses dalam kehidupan finansial, karirnya cemerlang dan ia berhasil mendidik anak-anaknya dengan sangat baik.

Jika saja Woobin tidak kehilangan istrinya, bisa jadi semua bayangan diatas akan menjadi kenyataan.

Sedikit kedutan terasa di telinga Woobin saat ibu-ibu yang berkumpul di sudut jalanan mulai berbisik-bisik sambil mencuri pandang kearah Woobin.

Keadaan gerbang sekolah siang ini cukup ramai, bukan hanya ada Woobin, melainkan puluhan orang tua murid juga ada disana untuk menjemput anak-anak mereka.

Little Title For Us #Wattys2019 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang