50

1.4K 182 18
                                    

"Jika menurutmu perasaanku hanya mainan, maka aku akan melupakanmu Jis..."

Jisoo sangat panik karena Seokjin terus saja berujar dengan kata-kata dinginnya. Ia tidak bermaksud untuk menyakiti Seokjin.

"Jangan lakukan itu! Aku mohon...."

Tanpa disadari Jisoo mulai berkaca-kaca. Matanya agak memanas lantaran Seokjin sedikit mengancam akan pergi dari kehidupan Jisoo.

"Jangan pergi Jin!!... Aku tidak mau kau pergi!!... Aku menyukaimu!..."

Jisoo terus memohon dan berharap Seokjin tidak akan meninggalkannya.

Akan lebih baik jika Seokjin mau memperbaiki dan berjuang bersama Jisoo mulai detik ini.

Bisakah hal itu terjadi?

.
.
.
.
.
Seokjin POV

Kenyataan darinya yang aku dengar saat ini membuat perasaanku tiba-tiba kacau. Aku yang sudah menyukainya sejak kami masih duduk di bangku SMA tidak pernah berharap akan mendapat pukulan yang menyakitkan seperti ini.

Orang yang aku sukai katanya akan dijodohkan dengan pria lain!!

Dan aku baru mengetahuinya setelah dia membalas perasaanku.

Ada rasa kesal dan tidak terima melukai ego ku. Aku memendamnya sendiri saat Jisoo melambungkanku begitu tinggi, dia menerima perasaanku yang membuatku bahagia. Tapi tak lama setelahnya, Jisoo malah menjatuhkanku saat dia bilang dirinya akan dijodohkan.

Sekarang kami masih duduk diatas hamparan rumput. Aku merasa enggan menatap Jisoo, tapi kata-katanya yang memohon agar aku tidak pergi karena dia juga menyukaiku terus terngiang di kepalaku.

"Jangan pergi Jin!!... Aku tidak mau kau pergi!!... Aku menyukaimu!..."

Apa Jisoo tidak membohongiku?

Apa aku bisa percaya padanya?

"Jin..."

Dia memanggilku dengan lirih.

Aku meliriknya dan aku merasa terkejut karena matanya memancarkan kesenduan. Aku merasa iba saat yeoja itu hampir menangis.

Air matanya samar-samar terlihat mengambang dibagian kelopak mata bawahnya. Aku merasa jahat karena telah membuat Jisoo menangis.

Sejujurnya aku tidak suka melihat seorang wanita menangis sebab aku sendiri sangat menyayangi ibuku. Aku menjungjung tinggi derajat wanita, karena memang mereka tidak pantas untuk disakiti, aku selalu menganggap mereka istimewa dan mahluk ciptaan Tuhan yang harus dijaga.

Aku tidak tahan lagi saat melihat Jisoo.

Aku memaksakan diriku untuk berpikir rasional, mencoba menerima dan meyakinkan jika Jisoo pantas mendapatkan hatiku. Aku membangun pendirian baru, aku tidak ingin tumbang begitu mudah hanya karena ego ku yang terluka.

Aku menyukai Jisoo, jikapun dia akan dijodohkan dengan pria lain. Aku pasti masih memiliki kesempatan karena mereka belum tentu akan menikah!

"Jiss, katakan padaku kau tidak bohong kan pada perasaanmu? Apa kau benar-benar menyukaiku?"

Aku meraih tangannya. Ku tatap dia dengan serius bukan saatnya main-main.

"Aku sangat menyukaimu Pak Seokjin... Itulah alasan kenapa aku merasa takut saat kau diam, dan ingin pergi dariku..." jawabnya begitu lantang dan tegas meski suaranya agak bergetar.

Aku langsung berdiri. Angin di taman berdesir cukup kencang membuat beberapa daun tua di pohon yang rapuh, jatuh dari tungkainya.

Seokjin POV end.
.
.
.
.
Normal POV

Little Title For Us #Wattys2019 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang