"Berapa orang yang melanggar hari ini?"
Bae Jinyoung menghitung lembaran kertas tilang hasil operasi lalu lintas hari ini. Polisi muda yang sudah bekerja bersama Seokjin selama 6 bulan itu, begitu cekatan melaksanakan tugasnya.
"Siap kapten! Lapor, jumlahnya 17 orang, dengan pelanggaran terbanyak dilakukan oleh pengemudi sepeda motor yang tidak memakai helm dan mereka menunggak pembayaran pajak kendaraan, jadi surat-suratnya sudah kami sita dan akan di ajukan ke pengadilan umum!..."
Jinyoung melapor dengan suara lantang dan tegas. Tentu saja Seokjin menyukainya, karena memang begitulah seharusnya seorang prajurit kepolisian menjawab pertanyaan atasannya.
"Kerja bagus!"
Seokjin menepuk-nempuk bahu Bae Jinyoung, ia senang dan bangga memiliki anak buah yang patut dengan perintahnya.
Sementara itu, June dan Jisung sedang memindahkan marka jalan yang digunakan untuk membatasi ruas jalan selama operasi sidak lalu-lintas hari ini berlangsung.
"Kita ajukan berkasnya besok, agar minggu depan para pelanggar bisa menebus surat-suratnya dipengadilan" ucap Seokjin.
"Siap kapten!"
Jinyoung membalas dengan sisa semangat yang masih menggebu, meskipun dia diterpa teriknya matahari saat terjun kelapangan. Personel muda jelas masih memiliki fashion yang kuat saat diajak kerja lapangan.
Akan berbeda ceritanya dengan Seokjin, yang akhir-akhir ini lebih suka bekerja dari kantor dan hanya sesekali memimpin operasi dilapangan seperti ini. Menurutnya benar-benar melelahkan.
Jam pun telah menunjukan pukul 11 siang, dan operasi sidak lalu-lintas yang Seokjin pimpin akan diakhiri setelah June dan Jisung selesai memindahkan marka. Kemudian besok pagi mereka akan mulai operasi sidak lalu-lintas di tempat yang berbeda.
.
.
.
.
.
.
Di Sekolah InternasionalKim Jisoo sedang menghintung mundur timer yang menyala di layar ponselnya. Entah apa yang membuatnya ingin menyetel timer dengan durasi waktu hanya 10 menit. Dan sekarang jam digital dipojok kanan atas ponselnya itu, menunjukan pukul 11.05 Am.
Artinya tersisa 5 menit sebelum timer yang Jisoo pasang berbunyi.
Ia duduk di kubikel miliknya, karena Jisoo tidak ada jadwal mengajar di jam pelajaran terakhir. Jadi ia memilih untuk mengistirahatkan diri di dalam ruang guru.
Tak jauh dari posisinya, Sehun si pak guru yang mengajar pelajaran Fisika itu sedang mengobrol dengan salah satu ketua kelas yang ia panggil.
Entahlah....
Jisoo tidak tertarik untuk menguping pembicaraan diantara mereka. Setidaknya siang ini ruang guru tidak terlalu sepi karena di tinggal oleh para pemiliknya untuk mengajar murid di beberapa kelas.
Jisoo pun menghembuskan napas kasarnya saat ponselnya bergetar dan waktu timer 10 menit nya habis.
.
.
.
.
.
.Ditempat yang berbeda
Seokjin sedang makan siang bersama dengan 3 orang bawahannya disebuah restoran ramen yang dekat dengan lokasi operasi lalu-lintas tadi pagi berlangsung.
Semua personil nampak lahap menyesap mie panas khas negeri Sakura itu, karena saking terkurasnya tenaga mereka usai bekerja.
June bahkan menambah porsi yang kedua dari mangkuk ramennya. Namja itu sangat menyukai mie dan tidak akan berhenti makan sebelum ia benar-benar merasa kenyang sekali.
Dreeetttttt!.....
Dreeetttttt!....
Dreeeettttt!....
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Title For Us #Wattys2019 [END]
Romance"Yah, sayang sekali... Aku pikir Nona ini pacarmu, kau betah sekali menjomblo kak... Kapan kau menyusulku untuk menikah?" "Jika aku sudah mood mungkin" balas Seokjin tanpa minat. "Kapan kau akan mood untuk menikah dasar kakak bodoh? Ingat umurmu it...