----
Kim Seokjin berjalan tegap menuju ke arah lift rumah sakit. Langkahnya begitu teratur dan tegas. Meskipun harus digaris bawahi, ekspresi wajahnya kembali mendatar dibalik lindungan masker penutup mulut yang dikenakannya.
Namun, hal itu tentu tidak bisa mengurangi secuil ujung kuku dari ketampanan visual paripurna yang ia miliki sejak lahir.
Usai Seokjin menjenguk Jisoo di ruang VIP-nya. Kini ditangannya, Jin sudah menenteng topi kepolisian yang kemarin sempat hilang.
Rupanya benda itu tertinggal di tempat Jisoo. Yah, jangan salahkan memori kepala Seokjin yang mulai melemah akibat efek bebauan obat nista dari rumah sakit ini. Dan itulah salah satu sebabnya, mengapa hari ini Seokjin selalu memakai masker saat berkeliaran di dalam rumah sakit.
Kembali ke topik awal, topinya sudah pulang ke tangan majikannya. Benda itu adalah simbol kehormatan Seokjin, sebagai bagian dari keluarga besar kepolisian di Korea Selatan.
Begitu besar rasa kebanggaan yang tersemat di dada pria itu. Karena untuk sampai di titik karirnya ini, Seokjin sudah mengorbankan banyak hal, seperti waktu, Seokjin juga kehilangan banyak kenangan dan moment bahagia didalam hidupnya, bahkan cinta-nya juga dulu ia tinggalkan demi cita-citanya menjadi seorang polisi.
Ting!
Lamunan Seokjin buyar, ketika dentingan suara lift menusuk masuk ke dalam indra pendengarannya.
Jin menyimpan kedua tangannya didalam saku celana. Hari ini mobilitas di Rumah Sakit Central terlihat begitu padat. Para pasien, suster dan dokter berlalu lalang di seluruh penjuru. Dan tentu Seokjin tak mau ikut berbaur didalamnya.
Tujuan Seokjin saat ini adalah kembali ke kantor polisi. Ia ingin menjauh dari tempat yang identik berbau obat ini. Tapi disetiap langkah yang membawanya menjauh, ada seberkas rasa ketidakrelaan yang membuatnya bingung.
Apa kebingungan yang mendera Seokjin ada hubungannya dengan Jisoo?
Jawabannya,
Jelas iya!
Karena sedari tadi tangan Seokjin masih sedikit gemetar setelah tersentuh halus oleh telapak tangan wanita itu.
"T'ch sia!" Kesal Seokjin.
Ia tak suka dengan perasaan ambigu yang mengaduk-ngaduk hatinya saat ini. Kenapa hanya ada bayangan Jisoo di kepalanya?
"Aku pasti sudah gila!" gumam Seokjin untuk yang kesekian kalinya.
----
Sementara itu....
Di lapas, kantor kepolisian Seoul.
"Hyung! tolong kau bebaskan aku..." seorang namja merengek penuh pengharapan ke pada kakaknya.
Laki-laki berusia sekitar 23 tahun itu mengenakan pakaian khas penghuni tahanan. Dia adalah salah satu penjahat spesialis pembobol tabungan nasabah bank, yang berhasil di bekuk oleh satuan tim kepolisian di bawah pimpinan Seokjin.
Bisa dibilang, prestasi terbesar Kim Seokjin selama menjadi kepala devisi di kepolisian adalah berhasil menarapidana komplotan pencuri dana nasabah bank-bank elit Kota Seoul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Title For Us #Wattys2019 [END]
Roman d'amour"Yah, sayang sekali... Aku pikir Nona ini pacarmu, kau betah sekali menjomblo kak... Kapan kau menyusulku untuk menikah?" "Jika aku sudah mood mungkin" balas Seokjin tanpa minat. "Kapan kau akan mood untuk menikah dasar kakak bodoh? Ingat umurmu it...