Blam!!!...
Pintu mobil'pun tertutup.
Irene duduk di kursi penumpang depan, lebih tepatnya ia duduk di samping Minhyun. Siang ini Irene meng'iya'kan ajakan kekasih gelapnya untuk bertemu.
Yah, jangan heran jika kalian bisa melihat mobil putih milik Minhyun wara-wiri disekitar kantor asuransi swasta tempat Irene bekerja. Namja bermata sipit itu sebenarnya sudah beberapa kali kepergok menjemput Irene, meskipun tak ada satupun orang kantor yang pernah melihat secara langsung wajah rupawan Minhyun yang bersembunyi didalam kung-kungan kaca mobil berwarna hitam legam yang super tebal itu.
"Hai sayang..." Minhyun menyapa kekasihnya dengan senyum manis yang sukses sampai menyipitkan matanya.
"Hai, jadi sekarang kita akan makan siang dimana??" tanya Irene. Wanita itu nampak merapikan anak rambutnya yang agak kusut karena diterpa angin.
"Kalau kau sendiri maunya makan apa sayang?" Minhyun balik melempar tanya, sebab Minhyun hanya akan menuruti apa saja keinginan Irene hari ini.
Irene langsung menoleh. Dapat ia lihat jika hari ini wajah Minhyun begitu bernuansa sangat cerah saat tersenyum manis padanya.
"Kau'kan yang mengajakku makan siang... Dan aku pikir kau sudah ada restoran yang akan kita kunjungi hari ini" balas Irene dengan kekehan kecil.
"Aku rindu padamu, itulah sebabnya aku mengajakmu keluar hari ini sayang... Maaf karena aku tidak ada prepare apapun untukmu" ucap Minhun sedikit menyesal, lalu tangannya mengamit jemari lentik milik Irene guna mengutarakan permintaan maafnya.
Tapi entah mengapa Irene justru nampak buru-buru menarik telapak tangannya agar tak lama di sentuh oleh Minhyun. Lelaki bermata sipit itu agak memicing setelah melihat reaksi Irene yang agak kurang nyaman dan terkesan aneh saat bersamanya hari ini.
"Sayang kau kenapa hm..?" tanya Minhyun. Matanya yang sipit seketika menajam saat menatap bola mata kekasihnya yang redup.
"A- aku baik-baik saja.." Irene berbisik dengan nada sedikit gugup. Entahlah kali ini ia merasa agak gelisah. Padahal tadi Irene merasa baik-baik saja dan moodnya mulai membaik setelah jam istirahat, tapi sekarang Irene justru dibuat bingung sendiri karena tiba-tiba sesuatu seperti berkecamuk didalam pikirannya, hingga membuat perasaannya resah tak karuan.
Dilain sisi kegugupan Irene malahan justru menimbulkan rada kecurigaan dibenak Minhyun.
Bagaimana bisa Minhyun tidak menyadari jika kali ini Irene seperti tidak fokus dan tengah memikirkan hal lain dikepalanya.
"Baiklah, kalau kau tak mau cerita padaku!!...." Minhyun seketika berucap dengan nada yang sangat jutek. Irene justru merasa bersalah karenanya. Ia tau jika perasaan Minhyun itu lebih sensitif ketimbang Taehyung. Dan tak seharusnya Irene main-main dengan perasaan Minhyun kali ini.
Kemudian tanpa aba-aba Minhyun langsung melajukan mobilnya meninggalkan areal parkir kantor tempat Irene bekerja dengan sedikit ngebut.
.
.
.
.
"Pak Seokjin kita berhenti didepan ya..."Jisoo menunjuk sebuah plang minimarket yang ada di sisi jalan sebelah kanan. Seokjin yang juga melihat plang minimarket tersebut langsung mengangguk paham dan mengarahkan setir mobil untuk merapat ke sini kanan jalan.
Kreett!!!...
Suara rem tangan mobil yang ditarik oleh Seokjin memecah keheningan yang terjadi beberapa detik lalu. "Biar aku temani kau berbelanja..." Seokjin menawarkan diri saat ia melihat Jisoo hendak keluar dari mobil.
"Baiklah... Tapi aku hanya akan membeli air minum saja..." Jisoo berucap dengan lembut, tak lupa juga ia mengambil dompet dari dalam tasnya.
"Iya, aku juga sedikit haus..." balas Seokjin. Dan akhirnya kedua orang itu keluar bersamaan dari dalam mobil. Seokjin sendiri menunggu Jisoo didepan pintu minimarket, karena yeoja itu sedikit lelet saat berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Title For Us #Wattys2019 [END]
Любовные романы"Yah, sayang sekali... Aku pikir Nona ini pacarmu, kau betah sekali menjomblo kak... Kapan kau menyusulku untuk menikah?" "Jika aku sudah mood mungkin" balas Seokjin tanpa minat. "Kapan kau akan mood untuk menikah dasar kakak bodoh? Ingat umurmu it...